KEEP HER SAFE!!!
Brakkk!!!
Jessica membanting buku-bukunya ke atas meja, tatapannya tertuju hanya pada Elzia yang tengah mencatat sesuatu di balik modulnya.
Helena mendekat pada Jessica dan ikut menatap Elzia.
"Dia semakin tak tahu diri karena kau tak bertindak seperti yang seharusnya," ujar Helena.
"Apa maksudmu? Aku sudah bertindak seperti yang seharusnya! Tapi entah kenapa di kampus ini banyak sekali yang membela dia, tak seperti saat kita masih SMA," bantah Jessica.
"Cih!," Helena mengejek, "..., kau takut pada Cassandra Lee? Bukankah kau juga berasal dari kalangan yang sama dengannya? Kenapa harus takut?."
Jessica menelan salivanya dengan susah payah. Jika ia membohongi Helena dan suatu saat terbongkar, maka tamatlah riwayatnya.
"Aku hanya malas meladeni dia! Dia tak selevel denganku! Aku bisa saja menginjaknya, tapi aku malas kalau sampai harus merusak hubungan bisnis orang tuaku dan orang tuanya," jawab Jessica pada akhirnya.
"Hah! Lagi-lagi soal bisnis! Lalu kapan kau akan bertindak pada si miskin itu?," Helena kembali mengejek.
Jessica terlihat berpikir seraya menatap Elzia. Ia pun segera memberi kode pada Mellisa untuk mendekat padanya dan Helena.
"Ada apa?," tanya Mellisa.
"Ajak Elzia ke toilet, tunggu aku dan Helena di sana," perintah Jessica.
Helena tersenyum jahat ke arah Elzia, sementara Mellisa terlihat sedang membujuknya. Wanita itu pun mengalah dan mengantar Mellisa ke toilet. Jessica mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.
"Bingo!!! Kita akan membuatnya kepanasan hari ini," ujar Helena dengan ekspresi bahagia.
"Ya..., dan akan kubuat dia agar tak melupakan hari ini," tambah Jessica.
* * *
Jimmy mengangkat telepon dari Yudha yang - entah kenapa - terdengar begitu bawel hari ini. Kedua mata Jimmy belum terlepas dari pintu kelas Elzia sejak pagi.
"Hei Jay... Kau dengar aku kan?," tanya Yudha.
"Kau pikir aku tuli? Ya..., aku mendengarmu," jawab Jimmy.
"Apa dia sudah keluar kelas? Dia sudah makan? Dia tidak diganggu kan? Dia sehat kan?," Yudha memberondongi Jimmy dengan segudang pertanyaan.
Baru saja Jimmy akan menjawab pertanyaan Yudha, matanya pun menangkap sosok Elzia yang keluar dari kelasnya bersama salah satu antek-antek Jessica.
"Aku tutup dulu teleponnya, Elzia keluar dari kelasnya bersama salah satu pembuat onar," ujar Jimmy.
Yudha pun mati penasaran.
Jimmy segera menyusul ke arah toilet diam-diam, karena Jessica dan Helena terlihat ikut keluar dari kelas menuju toilet. Jimmy mengintip lewat jendela belakang, ia melihat bagaimana Elzia tersudut di dalam toilet.
Jessica mengeluarkan korek gas bertekanan tinggi yang biasa dipakai menyulut Crème brûlée* di dapur restoran.
"Apa-apaan ini Jess? Apa yang akan kau lakukan?," Elzia tetap berusaha tenang.
"Cih! Kau itu perempuan paling bodoh yang pernah ada di dunia ini! Aku ingin membakar kulitmu! Aku ingin membuatmu jadi buruk rupa," jawab Jessica.
"Mulailah dari wajah..., si buruk rupa harus terlihat dari wajahnya," usul Helena.
Mellisa memegangi kedua tangan Elzia dengan erat. Jessica mendekat ke arah Elzia, Jimmy panik sendiri karena tak tahu harus berbuat apa. Ia tak mungkin masuk ke toilet wanita, karena akibatnya bisa fatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mrs. Lee (Sequel Of Divia ; Cinta Tak Berbatas)
Fiksi RemajaAku melihatmu, bukan karena siapa dirimu, berasal darimana, pantas atau tidak. Tapi aku melihatmu, karena hatiku menginginkan demikian. - Yudha Yudhistira Lee - Aku masih tak mengerti, pertemuan pertama kita bahkan jauh dari kata mengesankan. Bagaim...