BAGIAN 9

470 52 11
                                    

TALK

Bratislava Cafe, 15.23 WIB

Beberapa pelanggan tengah menikmati pesanan mereka yang sudah diantarkan oleh Elzia. Ini hari Rabu, Cassandra sudah jelas takkan datang karena ada les privat, sementara Divia memang tak pernah datang di hari Rabu.

Elzia merasa kehilangan kegiatan.

Kegiatan apa?

Memata-matai Divia untuk Cassandra!

Ya..., memata-matai Divia adalah kiat yang baik untuk membuat Cassandra membuka matanya lebar-lebar. Wanita itu harus tahu jika Kakaknya sangat menyayangi dirinya.

Tringgg!!!

Satu notifikasi masuk ke ponsel Elzia, ia pun segera membuka pesan yang masuk.

YY
Jangan melamun seperti itu, nanti cantikmu hilang...

Senyuman Elzia sirna seketika. Lagi-lagi Yudha yang menghubunginya, padahal ia berharap sekali Cassandra yang akan memberinya kabar.

"Kenapa sih harus pria ini lagi yang muncul di ponselku?," bisik Elzia sepelan mungkin.

"Karena aku memang ditakdirkan untuk selalu hadir dalam hidupmu," balas Yudha yang ternyata sudah berada di hadapannya.

Elzia terkejut dan tak sengaja melempar ponselnya ke arah Yudha. Yudha dengan sigap menangkapnya.

"Kau baik-baik saja?," tanya Yudha.

"Sejak kapan kau di situ? Kapan kau melewati pintu?," Elzia bertanya balik.

Yudha tersenyum.

"Kau terlalu serius membaca pesan dariku hingga tak sadar kalau aku sudah melewati pintu. Apa aku sangat membuat dirimu kepikiran?," godanya.

Elzia memasang wajah jengkel.

"Ya, aku sangat kepikiran..., kepikiran untuk mengirimmu ke Kutub Utara agar bisa berteman dengan Beruang Kutub," balas Elzia.

Yudha hanya terkekeh mendengarnya. Ia segera menarik tangan Elzia menuju salah satu meja yang kosong.

"Aku sedang bekerja, sebaiknya kau pergi," pinta Elzia.

"Aku kesini karena merindukanmu," ujar Yudha.

"Aku bukan siapa-siapa dalam hidupmu, jadi aku tak perlu kau rindukan," ujar Elzia.

"Salah! Kau sudah menjadi seseorang yang berarti bagiku, dan aku berhak merindukanmu," Yudha tak ingin kalah.

Elzia mendesah lelah. Ia menatap Yudha dengan serius.

"Sebenarnya ada apa sih denganmu? Kau itu sangat aneh!," gerutu Elzia.

"Aku jatuh cinta padamu," jawab Yudha tanpa ada kebohongan di wajahnya.

Elzia kembali mendesah dan menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Aku masih tak mengerti, pertemuan pertama kita bahkan jauh dari kata mengesankan. Bagaimana bisa hari ini kau mengatakan jatuh cinta padaku?," tanya Elzia.

"Kau tak mempercayaiku?," Yudha bertanya balik.

"Wanita waras mana yang akan mempercayai kata-katamu? Kita baru saling mengenal karena aku mencopetmu, lalu kau tiba-tiba mengatakan jatuh cinta padaku seakan-akan aku ini adalah wanita terhormat yang pantas bersanding denganmu! Bagaimana caranya aku harus mempercayaimu? Aku ini bukan siapa-siapa," jawab Elzia.

"Aku melihatmu, bukan karena siapa dirimu, berasal darimana, pantas atau tidak. Tapi aku melihatmu, karena hatiku menginginkan demikian."

Elzia menggelengkan kepalanya.

Mrs. Lee (Sequel Of Divia ; Cinta Tak Berbatas)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang