BAGIAN 19

442 43 7
                                    

PILIHAN BERSAMA

Rumah milik Ibu mertua Divia pagi itu sudah kacau balau akibat rapat mendadak dan persiapan pre-wedding. Penata rias, fotografer, dan pembuat undangan telah berada di sana.

"Aku ingin warna biru muda," ujar Cassandra.

"Lebih baik merah maroon," balas Mikail.

"Huruf yang bagus adalah Castellar, menurutku," Cassandra bersikeras.

"Algerian lebih bagus. Namaku akan sangat kentara jika Algerian yang dipakai," Mikail tak mau kalah.

"Aku ingin hurufnya Castellar dan berwarna biru muda!!!," tekan Cassandra.

"Aku ingin hurufnya Algerian dan berwarna Merah Maroon!!!," tekan Mikail.

Pembuat undangan pun merasa pusing.

Brakkk!!!

"HENTIKAN!!!."

Elzia berteriak karena sudah tak tahan dengan perdebatan dua orang gila di hadapannya.

"Ini pernikahan siapa sih??? Kenapa kalian malah bertengkar hanya karena huruf dan warna??? Tolong jangan buat aku gila!!!," tegas Elzia.

Divia dan Dimas yang ada di samping Elzia pun terkekeh.

"Percayalah, kami sudah kebal karena kelakuan mereka selama hampir satu minggu ini," ujar Dimas.

"Dan tak ada satu hal pun yang beres sejak mereka sering berdebat," tambah Divia.

"Dan kalian pun menyeretku dalam kegilaan mereka," sindir Elzia.

Dimas dan Divia kembali terkekeh, sementara Elzia memutar kedua bola matanya dengan malas. Ia segera merebut dua buah album berisikan contoh undangan dari tangan Mikail dan Cassandra. Sepasang kekasih gila itu pun menatapnya seperti anak kecil.

"Sekarang dengarkan aku," Elzia melotot pada Mikail dan Cassandra, "..., kalian akan menikah dalam waktu kurang dari dua minggu. Jadi berhentilah bersikap konyol!!!."

Elzia mengeluarkan selembar kertas dan ballpoint. Dimas dan Divia - yang masih berstatus pengantin baru - sibuk saling menyuapi es krim yang mereka ambil dari kulkas.

"Mike!!! Kau suka warna apa?," tanya Elzia.

"Merah Maroon," jawab Mikail sambil menatap sengit ke arah Cassandra.

Elzia berpaling pada Cassandra.

"Cassey!!! Kau suka warna apa?," tanya Elzia lagi.

"Biru muda," jawab Cassandra yang sedang membalas tatapan sengit dari Mikail.

"Oke, aku akan menyarankan sebuah undangan yang bisa menampilkan dua warna yang mewakili kalian berdua dalam satu konsep. Aku ingin undangan itu mempunyai dasar Merah Maroon dengan pinggiran berwarna Biru muda. Undangan ini akan memiliki kesan formal, santai, dan juga kekeluargaan dalam satu paket. Apa kalian berdua setuju?," tanya Elzia sambil menyodorkan sebuah sketsa bergambar undangan yang ia maksud.

Mikail dan Cassandra tersenyum seketika saat melihat rancangan kasar undangan tersebut. Mereka mengangguk setuju. Pembuat undangan pun segera mencatat apa yang Elzia gambarkan.

"Oke, sekarang soal tulisan," Elzia membuka album berisi contoh tulisan.

Divia dan Dimas masih sibuk berbulan madu di sampingnya.

"Aku mencoret keinginan kalian tentang huruf Algerian ataupun Castellar. Kedua huruf itu tidak cocok digunakan dalam undangan formal," ujar Elzia.

Mrs. Lee (Sequel Of Divia ; Cinta Tak Berbatas)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang