"Aku ingin 5 warrior untuk menjaga sekitar rumah itu. Brent dan Max, aku ingin kalian menjadi pengawal untuk mate-ku. Antarkan ke mana pun dia pergi dan pastikan makhluk busuk peminum darah itu tidak mendekati luna kalian."
"Baik, Alpha," jawab Brent dan Max serentak yang mendapat anggukan dari Adrien. Mereka semua pergi setelah Adrien menyuruh untuk menjalankan tugasnya masing-masing.
Adrien menyandarkan punggungnya di kursi kerjanya, matanya terpejam sejenak, semalam ia tidak bisa tidur karena jauh dari Bella, biasanya wanita itu akan ada di pelukannya setiap ia terbangun. Namun tadi malam Bella memohon padanya untuk dibiarkan sendiri.
Adrien tak mengerti bagaimana manusia bisa sabar menjalani hubungan jarak jauh seperti ini. Menurutnya, begitu merepotkan, kenapa tidak tinggal bersama saja sehingga tak perlu repot untuk pergi ke sana kemari.
Adrien membuka matanya, banyak pekerjaan yang harus ia lakukan, serangan kaum vampir tak bisa diremehkan. Adrien hari ini mendapat laporan bahwa salah satu pack yang selama ini menjadi wilayah kekuasaannya telah berhasil dikuasai oleh kaum pengisap darah itu. Mereka membunuh semuanya termasuk sang Alpha dan Luna.
Meskipun hanya satu pack yang mereka serang, tapi hal ini telah membunyikan alarm bahaya untuk Adrien. Saat mereka berhasil menembus pertahanan satu pack, maka bukan hal mustahil jika mereka akan terus menyerang wilayah Adrien dan menjadikan wilayah itu sebagai wilayah kaum pengisap darah.
Adrien membuka peta yang sudah ada di mejanya, peta itu adalah peta wilayah kekuasaannya, ia menandai bagian mana saja yang dianggap lemah. Ia akan menugaskan para warrior terlatih untuk terjun ke wilayah rawan itu. Adrien tak mau kehilangan wilayah lagi sekecil apa pun itu.
Adrien memanggil beta, gamma dan deltanya melalui mindlink. Ia membutuhkan mereka untuk menyusun strategi serta membagi para warrior yang akan dikirim ke wilayah-wilayah tadi.
Demian, Rick serta Brad langsung datang ke kantor Adrien. Mereka sudah menduga bahwa sang Alpha pasti akan membicarakan hal ini. Masalah ini tentu mengusik kebahagian alpha mereka yang baru menemukan lunanya.
Keempat orang terpenting dalam hierarki kaum werewolf itu berunding dengan serius tak memedulikan waktu yang berjalan begitu cepat. Adrien telah membagi tugas mereka berempat, Demian sebagai beta bertugas membantu Adrien untuk mengurus semua hal yang terjadi dalam kerajaan ini. Rick dan Brad sebagai gamma dan delta bertugas untuk melatih para warrior serta memilih siapa yang siap dan mampu untuk dikirim ke wilayah-wilayah rawan tadi.
Pintu ruangan terbuka, awalnya Adrien ingin marah pada orang yang berani mengganggu meeting-nya. Namun setelah melihat siapa yang datang, ia justru tersenyum samar. Di matanya, Bella terlihat menggemaskan saat marah seperti sekarang. Adrien tak tahu apa yang membuat Bella marah, hanya saja ia senang mate-nya itu mau mengunjunginya. Adrien menyadari bahwa akhir-akhir ini Bella lebih berani padanya. Dulu, jika wanita itu marah, pasti akan menyimpannya dan tak menunjukkannya pada Adrien.
"Adrien, kenapa mereka berdua mengikutiku?" tanya Bella.
Adrien meminta Bella untuk mendekat, ia sudah merindukan tubuh Bella di pelukannya. Namun, dengan keras kepalanya Bella tetap berdiri jauh darinya. Adrien mengeluarkan geraman rendah, membuat Bella menelan ludah karenanya.
"Bella, kemari," ujar Adrien penuh peringatan. Mendengar nada bahaya itu, Bella mendekat ke arah Adrien. Saat Bella sudah berada di jangkauan tangannya, Adrien menarik tubuh wanita itu dengan cepat, meletakkannya di pangkuannya. Tentu saja Bella terpekik kaget karena ulah pria itu.
"Kerjakan semua yang aku perintahkan tadi dan pastikan semua berjalan dengan baik," perintah Adrien.
Demian, Rick dan Bred mengangguk lalu segera pergi dari sana. Selain karena tugas mereka yang lumayan banyak dan menuntut dikerjakan sesegera mungkin, mereka juga memahami bahwa Adrien menginginkan waktu berdua dengan mate-nya.
"Mereka menjagamu, Ma Belle. Musuhku banyak. Jika mereka ingin kehancuranku, maka pasti mereka mengincarmu juga," jelas Adrien sambil menghirup aroma Bella.
Bella tak suka memiliki pengawal. Sebenarnya hari ini ia sedang bersantai di rumahnya, tiba-tiba ada dua orang datang dan mengatakan bahwa mereka akan menjadi pengawalnya. Akhirnya dengan emosi Bella menyuruh mereka untuk mengantarkannya ke rumah Adrien.
"Tapi ini sama saja dengan mengganggu privasiku. Tidak akan terjadi apa-apa padaku, percayalah."
"Bella, apa kau lupa kalau aku lebih mengetahui dunia ini daripada dirimu? Ma Belle, kita semua menginginkan kekuasaan dan aku memilikinya, siapa pun pasti ingin menjatuhkanku untuk mendapatkan kekuasaan itu."
Bella mengakui apa yang Adrien katakan memanglah benar, tapi tetap saja ia tak suka dengan cara pria itu. Bagaimana ia bisa menikmati hidupnya jika ada dua pengawal yang yang mengikutinya ke mana pun.
"Adrien!"
"Bella, jangan membantah!" Bella terdiam, jika Adrien sudah membentak seperti ini, maka ia tak bisa melakukan apa pun. Ia masih ingat bagaimana Adrien jika sedang marah.
"Mengertilah ... aku melakukan ini demi kebaikanku dan kebaikanmu." Adrien mengecup bibir Bella yang masih mengerucut, kecupan ringan itu ternyata malah menjadi lumatan karena Adrien tak bisa melepaskan bibir itu begitu saja.
Bella tak bisa mencegah reaksi tubuhnya, ia membalas apa yang dilakukan Adrien. Tangannya masuk ke helaian rambut Adrien, membuat pria itu mengerang. Beberapa saat kemudian, Adrien akhirnya melepas tautan bibirnya. Memandang wajah Bella cukup lama hingga membuat wanita itu salah tingkah dan menimbulkan rona merah di wajah cantiknya.
"Aku tak akan membiarkan orang lain memilikimu. Kau milikku," ucap Adrien.
Bella tersenyum, Adrien kadang memang seperti ini, secara tiba-tiba pria itu akan kembali ke mode posesifnya. Tiba-tiba suara perut Bella yang berbunyi cukup keras membuat wajahnya merona malu. Untung saja, Adrien tidak tertawa, mungkin jika pria itu mentertawakannya saat ini. Bella tak akan mampu untuk melihat wajah Adrien lagi, mengingat betapa malunya ia sekarang.
"Kau belum makan?" tanya Adrien serius.
"Tadi aku malas makan," jawab Bella.
"Pantas saja kau kurus sekali. Mulai sekarang ... aku tak mau mendengar kata malas makan. Kau harus makan minimal tiga kali sehari, lebih juga tidak apa-apa, supaya kau cepat mendapatkan daging di tubuhmu. Bukan cuma tulang seperti ini." Bella merasa Adrien mirip seperti ibunya yang selalu menceramahinya mengenai makanan. Padahal menurut Bella tak ada yang salah dengan melewatkan makan sesekali.
Lagi, Adrien membuat Bella terkejut dengan mengangkat tubuhnya secara tiba-tiba. Bella berpegang erat pada leher Adrien, karena entah apa yang dipikirkan pria itu saat mengangkat Bella ala bridal style seperti ini.
Semua omega yang ada di dapur terkejut dengan kedatangan alpha dan luna mereka. Apalagi dengan posisi mereka berdua yang sangat intim. Namun para omega hanya berani melihat kejadian itu sekilas dan dengan cepat menundukkan kepala mereka, tak berani menatap mata Adrien secara langsung.
"Buatkan makanan untukku dan mate-ku. Bella, kau mau makan apa?"
"Aku mau turun. Ini memalukan, Adrien."
"Tidak ada yang memalukan, Ma Belle. Sekarang kita ke ruang makan dan melanjutkan kegiatan menyenangkan tadi."
"Adrien!"
***

KAMU SEDANG MEMBACA
King's Obsession
Hombres LoboBella tak pernah menyangka hidupnya akan berubah karena menuruti rasa penasarannya. ia hanya ingin tahu rahasia dibalik hutan lebat yang berada di kota barunya. tapi siapa sangka ia justru terjebak dalam takdir yang tak pernah disangkanya. "Jangan...