Part 18

80.8K 5.9K 24
                                        

Bella meremas tangannya gugup. Ia melihat orang-orang yang telah berkumpul, menunggunya. Dengan langkah pelan, Bella menuruni tangga dibantu oleh seorang omega. Mata Bella tak lepas dari wajah Adrien yang kini tengah menunggunya di bawah tangga. Pria itu tampak semakin tampan dengan setelan jasnya.

Adrien tersenyum meraih tangan Bella ketika mate-nya itu sudah sampai di bawah tangga. Adrien memindahkan tangannya ke pinggang Bella, menarik tubuh wanita itu agar semakin merapat padanya. Seperti biasa, pelukan Adrien begitu erat dan posesif. Adrien mendaratkan sebuah kecupan di pipi Bella. Sementara gema tepuk tangan bergemuruh di dalam kastel yang selama ini menjadi rumah Adrien.

"Adrien, aku gugup," ujar Bella di telinga Adrien.

"Tidak usah gugup, rakyat kita tak akan melakukan hal buruk padamu."

Bella tahu hal itu, para werewolf itu akan melakukan apa pun yang raja dan ratu mereka perintahkan, tapi menghadapi orang banyak membawa ketakutan sendiri dalam diri Bella. Ia bukan orang yang percaya diri untuk bicara di depan orang banyak. Bella lebih suka untuk menonton daripada dijadikan tontonan.

Bella menatap semua yang telah menunggunya sedari tadi, ia mencoba tetap tersenyum meski rasa gugup tetap mendominasi dirinya. Semua yang bertatapan dengan Bella menunduk setelah beberapa detik melihat wajah luna mereka.

"Adrien, aku tak suka mereka menunduk padaku."

Adrien berhenti berjalan setelah mendengar apa yang baru Bella katakan. "Sayang, mereka menunduk untuk menunjukkan hormat mereka. Jangan pikirkan hal itu lagi, karena tadi aku sudah menjelaskannya padamu."

Meskipun sudah berkali-kali Adrien menjelaskan mengenai kekuasaannya dan bagaimana kaum ini menghormatinya, Bella tetap saja merasa aneh. Wanita itu tidak terbiasa diperlakukan seperti ini, satu bulan lalu dirinya hanyalah manusia yang tak tahu apa-apa mengenai manusia serigala, vampir atau bahkan penyihir.

Namun sekarang, Bella terjebak di dalamnya, ia harus berada di samping Adrien, mendampinginya untuk memimpin para manusia serigala yang tentu lebih kuat dari Bella. Belum lagi ancaman dari kaum vampir yang turut menyeret nama Bella dalam daftar korban yang akan mereka bunuh.

Adrien menuntun Bella menuju kursi singgasana, di samping kiri kursi itu terdapat meja yang berisi pisau kecil serta bejana emas. Di tempat itulah Bella akan menyatukan darahnya dengan darah Adrien. Hal ini sebagai simbol penyatuan dua orang yang akan setia sampai kematian menjemput mereka.

Bella melihat pisau kecil nan tajam itu dengan sedikit gugup, perlahan ia mengulurkan tangannya pada Adrien yang sudah memegang pisau di tangannya, siap menyayat telapak tangan Bella. Bella menelan ludahnya gugup, semua orang yang ada di kastel itu diam, menunggu sang Alpha untuk memulai prosesi pengangkatan luna baru mereka.

Adrien menggoreskan pisau tajam itu ke telapak tangan Bella, ia tak membuat luka yang lebar ataupun dalam, Adrien hanya butuh sedikit darah Bella untuk dicampurkan dengan darahnya.

Bella meringis menahan perih ketika merasakan pisau yang dipegang Adrien menggores kulitnya. Darah Bella yang keluar menetes ke bejana yang telah disiapkan. Begitu darah itu telah terkumpul secukupnya, seorang omega menghampiri Bella dan membersihkan lukanya. Bagi kaum werewolf, hal ini tentu tak diperlukan karena luka mereka akan menutup dengan sendirinya, tapi hal ini berbeda dengan Bella yang hanya manusia biasa.

Setelah omega itu menyelesaikan tugasnya, Adrien memberikan pisau yang tadi digunakannya pada Bella. Kini giliran Bella yang harus menyayat telapak tangan Adrien. Tangan Bella bergetar ketika pisau yang dipegangnya semakin dekat dengan kulit Adrien.

"Lakukanlah, Ma Belle. Jangan ragu," ujar Adrien meyakinkan Bella.

Ekspresi Adrien tetap biasa saja saat pisau tajam itu merobek kulitnya hingga membuat telapak tangannya mengeluarkan darah segar. Tetesan darah Adrien bercampur dengan milik Bella. Adrien tersenyum ketika melihat darah itu bersatu. Luka di tangannya pun sudah berangsur tertutup dan kembali seperti sediakala.

Brakkk!

Suara pintu yang dibuka dengan paksa serta suara langkah kaki yang berderap membuat semua perhatian tertuju pada tamu yang tidak diundang itu. Brad dan Rick menyeringai ketika mata mereka bertemu dengan mata Adrien.

"Kejutan, Alpha," ujar Rick. Di belakang mereka berdua ada pasukan vampir dan para werewolf yang telah sepakat membelot dari kekuasaan Adrien.

Adrien menggertakkan giginya, tangannya terkepal menyadari pengkhianatan yang dilakukan oleh kedua bawahannya itu.

"Serang!" teriak Adrien, satu kata penuh emosi itu menjadi pembuka kekacauan di kastel yang tadinya hening. Adrien ingin membawa Bella ke tempat yang lebih aman, tapi langkahnya terhenti karena sesuatu yang bergerak cepat ke arahnya.

Devon menyeringai ketika berhadapan dengan Adrien. Ia telah menunggu saat seperti ini. Berhadapan dengan Adrien dan menghancurkan pria itu hingga tak ada nyawa yang tersisa di tubuhnya.

"Bella, plan B," ujar Adrien sebelum bergerak menyerang Devon.

Bella melakukan apa yang diperintahkan Adrien, ia lari menuju tempat persembunyian yang ada di dalam kastel ini. Max dan Brent langsung melindungi luna mereka begitu Adrien sibuk melawan Devon.

Serangan demi serangan harus dilewati Brent dan Max, mereka tak hanya melawan vampir tapi kaum mereka sendiri yang berkhianat. Kaki Brent berdarah ketika mendapat gigitan dari seekor serigala berwarna cokelat. Serigala itu tak besar, tapi ia datang dengan 2 serigala lain hingga kedudukan tak berimbang.

Sedangkan Bella terkejut ketika tubuhnya tiba-tiba terlempar dan membentur dinding. Wanita itu tak melihat ada seseorang yang mendorongnya tadi, gerakan vampir memang begitu cepat hingga mata Bella luput untuk melihat vampir yang telah mendekat dan akan menyerangnya.

Bella merintih kesakitan, beberapa detik kemudian rintihan itu berubah menjadi teriakan karena tubuhnya diangkat secara tiba-tiba dan dibawa lari dengan cepat. Bella tak bisa melihat sekelilingnya saking cepatnya gerakan vampir yang saat ini membawanya.

Adrien yang mendengar teriakan Bella segera menggigit tubuh Devon dan melemparkannya ke sembarang arah. Ia tak peduli bahwa dirinya belum membunuh vampir itu, yang terpenting sekarang adalah keselamatan Bella.

Adrien berlari mengikuti aroma Bella, tapi entah kenapa aroma itu menghilang di tengah hutan. Serigala Adrien melolong keras, memanggil mate-nya yang berada di tangan musuh. Suara pertarungan masih terdengar di telinga Adrien. Meski begitu, ia tetap mencari mate-nya ke seluruh hutan. Sialnya Adrien tak kunjung menemukannya.

Dengan murka Adrien kembali ke kastelnya, membunuh siapa saja yang menghalangi jalannya. Ia tak peduli dengan kawan atau lawan. Kemarahan dan kesedihan menguasainya, ia mencabik, mencakar bahkan menggigit serigala serta vampir yang membuatnya kehilangan Bella.

Adrien mencari Devon tapi tak menemukan vampir itu di mana pun. Lalu tatapannya tertuju pada Brad yang telah terluka parah, Adrien menghampiri tubuh Brad dan mencabiknya hingga nyawa pengkhianat itu melayang dan hanya tersisa potongan tubuhnya. Tujuan Adrien selanjutnya adalah Rick, tapi mantan gamma-nya itu tampak telah dibunuh oleh Demian dan hanya menyisakan potongan kepala. Serigala Adrien melolong lagi, mengumumkan kemenangan yang berbalut kesedihan karena kehilangan Bella.

***

King's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang