-16- MALU

13.6K 586 20
                                    

Kinnard mengacak-acak rambutnya sambil menguap. Ia menoleh kearah sampingnya. Menatap wanita yang ada disebelahnya yang sedang terlelap. Ia tersenyum tipis kemudian bangun dari tidurnya, sebelum itu, ia mencium kening Kalea cukup lama lalu pergi keluar dari dalam kamar.

Ia menutup kembali pintu kamar dan menguap kembali. Berjalan dan membuka pintu villa. Betapa terkejutnya ia saat melihat pak Tarno tengah tersenyum padanya yang tengah berdiri didepan pintu villanya.

"Pak Tarno ngapain kesini pagi-pagi?" Tanya Kinnard bingung.

"Ini udah jam sembilan siang kali, Kinnard.. Masih ngantuk ya?" Tanyanya dan Kinnard langsung mengerutkan dahinya.

"Jam sembilan?" Pak Tarno langsung menganggukkan kepalanya santai lalu duduk dikursi yang ada didepan villa yang diikuti oleh Kinnard.

"Kayaknya capek banget... Memangnya semalem buat berapa ronde?" Tanya pak Tarno dan sontak Kinnard langsung melototkan matanya kaget menatap pria setengah baya yang tengah menahan tawanya.

"Berapa ronde apanya?" Tanya Kinnard, seolah-olah ia berlaku kalau semalam tidak terjadi apa-apa.

"Yaelah, Kinnard.. Pura-pura nggak tau... Semalem bapak liat tau.. Nggak sengaja sih." Kinnard mendelik kembali. Sekarang ia menyesal melakukan itu dengan Kalea diluar villa. Ia pikir tidak akan ada orang yang berlalu lalang mengingat sudah sangat malam dan sangat sepi.

"Jadi, berapa ronde, Kin?" Tanya pak Tarno penasaran.

"Kepo banget sih, pak. Kayak nggak pernah buat aja sama istri." Celetus Kinnard sebal.

"Kan, bapak pengen tau gitu, Kin.. Soalnya kamu itu semangat banget semalam." Lagi-lagi Kinnard harus menahan malunya.

"Yaelah pak, ini tuh—"

"Kinnard!!!" Suara teriakan itu menyentak Kinnard kemudian dengan cepat Kinnard langsung berlari masuk kedalam villa dan membuka pintu kamarnya.

Pandangannya terarah pada Kalea yang tengah berdiri.

"Ada apa?" Tanya Kinnard menatap Kalea dari atas sampai bawah.

"Sakit.." Rengek Kalea sambil memajukan bibir bawahnya dan matanya sudah mulai berkaca-kaca.

"Apanya yang sakit?" Tanya Kinnard bingung sambil berjalan menghampiri Kalea.

"Aku nggak bisa jalan. Sakit kakinya kalau dibuat jalan." Kata Kalea dan Kinnard langsung mendengus kesal. Tentu saja, itu akan sakit karena memang semalam adalah malam pertama untuk mereka.

Dengan cepat Kinnard menggendong Kalea ala bridal style. "Kamu mau kemana?" Tanya Kinnard.

"Ke kamar mandi." Mendengar itu, Kinnnard langsung berjalan menuju ke kamar mandi. Tapi, tangan Kalea langsung menghentikan langkah Kinnard dengan meremas punggung Kinnard.

"Apa lagi?" Tanya Kinnard.

"Tapi aku laper, jadi kita makan dulu aja." Kata Kalea dan Kinnard langsung menatapnya datar.

"Elo tuh emang suka nyusahin gue." Kata Kinnard sebal.

Ia langsung keluar dari kamar yang masih menggendong Kalea. Membawa wanita itu keluar dari Villa dan mendudukkannya tepat dikursi sebelah pak Tarno.

Kalea menoleh menatap pak Tarno, "Loh, pak Tarno disini?" Tanya Kalea.

"Iya, mau antar makanan." Katanya lalu memberikan rantang yang berisikan makanan kepada Kalea.

"Makasih ya pak, jadi ngerepotin." Kata Kalea cengengesan.

"Nggak papa kali, neng... Ya udah kalo gitu, bapak mau permisi dulu." Kata pria setengan baya itu, lalu beranjak dari duduknya dan mengedipkan satu matanya kearah Kinnard.

"Hati-hati, pak." Pak Tarno hanya mengacungnya jempolnya keatas.

Tatapan Kalea beralih kearah Kinnard yang langsung duduk dikursi yang sempat ditempati oleh pak Tarno. Pria itu menatap Kalea.

"Apa?" Tanya Kinnard.

"Kamu nggak makan?" Tanya Kalea yang membuka isi rantang tersebut.

"Kamu duluan." Kalea menghentikan tangannya, kemudian menatap Kinnard sambil menaikkan satu alisnya keatas.

"Tumben ngomongnya pake 'aku-kamu'." Kalea terkekeh geli.

"Memangnya nggak boleh? Aku pernah bilang sama kamu kalau kita bisa jalanin hubungan ini pelan-pelan. Salah satunya, ya 'aku-kamu'." Kata Kinnard.

"Kamu serius?" Kinnard mengangguk dan Kalea tersenyum senang.

"Ngomong-ngomong, ternyata semalem pak Tarno liat kita yang lagi gituan." Kata Kinnard santai. Dengan gerakkan cepat, Kalea langsung mendelikkan matanya menatap Kinnard.

"Apa?!" Tanya Kalea nyaris menjerit.

"Aku yakin kamu udah denger apa yang aku bilang tadi."

"Itu gara-gara kamu! Harusnya kamu itu dengerin omonganku!" Ucap Kalea sebal.

"Ya kan udah nggak tahan, nanggung tau." Kata Kinnard dan itu mampu membuat pipi Kalea langsung merona malu.

"Tapikan kamu bisa—"

"Nggak bisa." Sela Kinnard cepat.

"Nyebelin." Ucap Kalea kesal kemudian beranjak dari duduknya dan pergi masuk kedalan villa.

"Katanya nggak bisa jalan?" Teriak Kinnard.

"Sekarang udah bisa!!!"

Kinnard langsung menggeleng-gelengkan kepalanya dan terkekeh geli.

Entah mengapa, ia benar suka ketika melihat Kalea marah.

_________

Maaf dikit lagi. Hehehe..

Jangan lupa vote + komentarnya.

Hallo, Mr.ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang