-2- Perjodohan

15K 789 14
                                        

Ini semua adalah akhir.

Akhir dari Kalea mencintai Joska, akhir dari Kalea mengingat kenangan indah nan bodoh dengan Joska.

Ini saatnya ia bangkit, ini saatnya ia melupakan semuanya dan mengatakan masa bodoh pada masa lalu.

Ia menatap dirinya dicermin sambil menganggukan kepalanya "Lupakan semua yang sudah terjadi kemarin." Katanya untuk menyemangati dirinya. Ia pun langsung menggeret kopernya dan keluar dari Villa.

Sesampainya ia diambang pintu, ia tersenyum sinis. Bukan terkejut atau menangis lagi saat melihat apa yang ia lihat sekarang. Joska memeluk Dora.

Ia tidak peduli lagi, ia melanjutkan langkahnya tanpa menoleh sekalipun menatap Joska dan Dora. Suara lembut itu menghipnotisnya yang membuatnya berhenti tanpa menoleh.

"Kal, Maaf.." Kalea menoleh menatap Dora yang tengah berdiri dan sampingnya adalah Joska.

"Untuk apa ?" Tanya Kalea dengan nada datarnya.

"Maaf, Kal.. Bukannya aku penghianat.. Jujur aku.. Aku cinta sama Joska dan Joska pun sama.." Kata Dora, tentu saja perkataan itu menusuk hati Kalea. Kalea berusaha tersenyum walaupun ia sedikit memaksa. Ia tidak boleh menangis.

"Oh.. Gitu.." Hanya itu yang keluar dari mulut Kalea, ia sebenarnya ingin menampar wajah Dora dan Joska. Tapi semua itu ia tepis.

Kalea berjalan kembali dan setelah itu ia masuk kedalam bis. Ia memasang headphone nya tepat ditelinganya. Tidak terasa air mata itu jatuh kembali, ia belum bisa merelakan Joska untuk Dora. Bagimanapun, ia mencintai Joska. Pria itu sudah lama mengisi hatinya dan hukum rimba pun tidak bisa mengelak kalau Kalea masih mencintai pria itu walaupun ia sudah menghianatinya.

"Cewek cantik nggak boleh nangis." Kalea menoleh, ia langsung menghapus air matanya dan setelah itu ia tersenyum menatap pria yang ada dihadapannya.

"Rendy.. Kenapa ?" Tanya Kalea.

"Seharusnya gue yang tanya kenapa..
Lo kenapa nangis ?" Tanya Rendy sambil menatap hangat kearah Kalea.

"Nggak apa-apa kok.. Lagunya.. Sedih makanya aku nangis.." Kata Kalea sambil tersenyum dan Rendy pun langsung melepas headphone milik Kalea dan memasangkannya tepat ditelinganya sendiri, ia tersenyum tipis menatap Kalea.

"Masih mau bohong ?" Tanya Rendy sambil melepas headphone milik Kalea dan ia memberikannya kembali pada Kalea.

Kalea diam.

"Lo bisa cerita apa saja sama gue.. Gue siap dengerin semua cerita lo.." Kata Rendy sambil tersenyum dan Kaela tertawa tipis sambil menghapus air matanya kembali.

Kaela menggelengkan kepalanya "Aku nggak pingin merasakan indahnya cinta, Ren.. Semua itu bohong.. Cinta nggak ada yang indah.. Semua cinta itu penghianatan dan itu cuma bikin aku bodoh." Kata Kaela tanpa menatap Rendy, ia masih tetap fokus menatap seseorang dibalik jendela bis. Siapa lagi kalau bukan Joska dan Dora. Ia bahkan sudah mengucapkan sumpah serapah pada dirinya sendiri untuk melupakan dua manusia itu, tapi tetap saja hatinya terus membantah dan matanya terus saja gatal kalau tidak melihat dua manusia itu.

"Nggak semua cinta itu penghianatan.. Suatu saat nanti lo bisa ngerti apa itu arti indahnya cinta yang sesungguhnya.." Kata Rendy dan Kalea mengalihkan pandangannya untuk menatap Rendy.

"Suatu saat nanti masih lama."

"Memang.. Cuma.. Cinta sejati yang nggak akan pernah bikin lo sakit hati dan bodoh lagi.."Kata Rendy kembali dan Kalea diam, ia sama sekali malas untuk membahas cinta. Itu hanya akan membuatnya sakit hati kembali.

-------

Sesampainya ia menginjakkan kakinya dirumah, sebuah sambutan hangat dari kedua orangtuanya pun menyeruakinya. Ia tersenyum, masih ada yang menyayangi dan peduli padanya.

Hallo, Mr.ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang