Chapter 20: Serangan Lumpuh Itu Kembali

2.6K 187 19
                                    

(Author's POV)

@ Edmond Shopping Center and Mall

Kompleks pertokoan itu ramai, seperti biasanya. Seorang anak laki-laki berambut pirang dengan freckles disekitar daerah hidung, berjalan sambil menenteng sebuah tas plastik penuh berisi makanan instan. Langkahnya terhenti ketika tanpa sengaja ia mendengar percakapan dua orang gadis didepan etalase sebuah toko elektronik. Semua televisi yang dipajang disana tengah menayangkan saluran berita.

Gadis-gadis itu bergidik. "Jadi ternyata benar. Greyson Chance adalah pelaku dari semua ini."

"Iya, iya. Demi Tuhan, aku juga tidak menyangkanya."

"Ternyata dia tidak sebaik wajah dan imagenya selama ini ya—ew!!" salah satu dari mereka, gadis yang berambut agak kemerahan, terang-terangan bergidik ngeri. Temannya mengangguk beberapa kali dan memasang ekspresi jijik.

"Aku kasihan pada Lauren. Greyson Chance memang brengsek!"

"Dia penjahat. Bajingan. Artis murahan."

"Ingin sekali aku menghantam mukanya, lalu memasukkannya ke penjara."

"Ya, aku juga. Tapi kasihan juga sih... dia terlalu imut."

"Yuck, Emily! Memangnya kau mau menjadi korban selanjutnya? Cih!"

"Iiih, nggak deh. Nggak!! Serem!"

"Sudahlah, ayo pergi! Mual aku melihat wajah bastard itu lama-lama."

"Iya, iya. Ayo!"—mereka berdua lalu pergi. Sementara anak laki-laki pirang tadi tiba-tiba tersenyum. Kemudian, dia mengeluarkan handphone lalu menelepon seseorang.

***

(YN's POV)

@ Chance's house.

Isak tangis gue menggema disepanjang koridor lantai dua. Berulang kali gue mengusap air mata sialan ini, tapi entah kenapa semakin gue melakukannya, malah makin banyak air yang keluar.

Kedua lutut gue tertekuk, dan gue memeluknya. Dagu gue berada diatasnya. Masih ada sisa-sisa air mata yang mengalir. Sesekali gue sesenggukan. Kemudian, gue membenamkan muka ke lutut.

Greyson. Gue nggak pernah berpikir dia akan sejauh itu dengan Lauren. Sama sekali nggak pernah. Padahal dulu gue sempat bermimpi akan menjadi 'yang pertama' bagi Greyson. Tapi kenyataannya?

Gue memejamkan mata sejenak. Menenangkan diri.

Trus... bukannya Greyson tadi bilang nggak ya? ._. ah jangan-jangan cuma alibinya -_-

But by the way kok suaranya Greyson menghilang juga ya? Dia juga nggak ada nyusul gue ke sini (keliatan banget ya gue ngarep disusulin sama Greyson) Eh tapi nggak ding, ini seriusan. Kok mendadak gue penasaran sama dia. Apasih yang dia lakuin dibawah sana?

Gue bangkit lalu pelan-pelan menuruni tangga. Suasana diruang tamu masih sama aja kayak tadi. Nggak kedengeran suara lain selain suara TV yang sekarang udah nyiarin acara talkshow. Nggak ada gerak-gerik dari orang juga disana. Apa Greyson pergi ya?

Sampai akhirnya tanpa sengaja didekat sofa, gue melihat tubuh Greyson dalam posisi jatuh telungkup dan tidak sadarkan diri.

"GREYSON!"

Gue berlari mendekati dia dan panik sejadi-jadinya.

"GREYSON BANGUN! GREYSON!" gue teriak-teriak manggil namanya sambil terus goncang-goncangin badannya. Cara klasik buat bangunin orang di film-film. Tapi seperti yang sudah bisa diperkirakan, hasilnya nihil. Greyson tetep nggak bangun. Dan mukanya agak pucet kayak mayat.

Animal In the Night -g.c (AITN TRILOGY #1) (ON MAJOR EDIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang