Chapter 40: Suggestion Or Truth?

1.7K 165 16
                                    

an: gue fast update karenaaaaaa ada fanfic baru! yee romance lagi <3 and gue rada bosen soalnya banyak silent readers -_- yaah, having fun aja nulis x)

***

(YN's POV)

"Oh disitu kau rupanya," Greyson langsung menarik tangan gue ketika gue masuk. "Ayo ke atas."

Gue cuma bales ngangguk. Di lift, gue baru nunjukin bingkisan itu ke Grey.

"Dari siapa?" tanya Greyson.

"Nggak tahu," jawab gue sambil mengendikkan bahu. "Dia bilang ini barang mentah. Aku jadi ingat adegan di Conan."

"Mungkin itu makanan ^^) " sahut Greyson penuh kebahagiaan. Wah kalau amplop ini emang beneran isi makanan—sekarang juga gue bakal sujud syukur wkwkwkw. Gue juga laper banget -____-

"Coba buka," desak Grey. Gue udah hampir buka itu amplop, tapi...

"Ntaran deh, takut -_- gimana kalau isinya justru bom?"

Ting! –nyampe di lantai dua. Begitu kita keluar dari pintu lift, Greyson langsung menyebutkan, "Kamar nomor 143."

"Wah, kau berhasil mengetahui kamarnya ^^)b hebat!"

Greyson mengusap rambutnya sekali dengan penuh gaya bak di iklan sampo indonesia. "Siapa dulu dong—Greyson Chance."

"Ewh, nggak jadi deh muji -_-"

"nggak bisa gitu dong ('~')> "

"hehehe bercanda, bercanda :D udah deh, lebih baik kita fokus nyari kamarnya Lauren-_-"

"iya juga ._. "

Lantai dua berisi kamar dari nomor 100-189. Selain sama namanya, gue juga ngerasa gak-agak aneh sama sistem penomoran kamar di hotel ini-_- Atau mungkin memang hotel ini aneh kali ya. Masa restorannya ada di lantai 3? Bayangin aja coba ._. Trus ada banyaaaaaakkkk banget kamar di tiap lantainya. Seinget gue, di Indonesia nggak ada hotel dengan kamar sebanyak ini.

Dan hotel ini tentunya jadi beraura mistis semenjak kematian Lauren. hiii :<

"Kamar 143. Disini," Greyson berhenti, otomatis gue juga ikut berhenti. Udah sampai? :< Kok gue takut ya-_-

Greyson ngangkat kunci yang dia pegang—udah tinggal masukin aja ke lubang kuncinya. Tapi mungkin Greyson juga mikirin sesuatu, makanya dia diem dulu.

"Aku tidak yakin dengan apa yang kita cari disini, YN,"gumamnya sambil ngelirik gue. Gue bales noleh.

"Masih ingat 'kan dengan isi halaman terakhir di buku harian Lauren?"

Greyson mengangguk, "Masih, kenapa?"

"Kau tidak menyadarinya?"

"Apanya?"

"Di halaman itu, Lauren sama sekali tidak menyebutkan kalau dia hamil."

Kedua mata Greyson seketika terbelalak. Dia kaget (?)—maksud gue, tentu saja dia kaget! Gue aja kaget kok. Eh kok jadi muter-muter gini ngomongnya -_-

"Sumpah, misteri ini jadi makin rumit." Greyson mijit keningnya sendiri. "Kenapa dia harus bunuh diri di hotel ini? Terus kenapa bisa ada paparazzi yang mengejar-ngejar dia? Hash, aku bingung!"

"Lebih baik kita bicarakan di dalam," gue mengambil kunci ditangan Greyson dan memasukkannya ke lubang kunci di daun pintu. Setelah terbuka, kita berdua masuk. Kondisi kamar ini bersih dan rapi banget. Gue jadi ragu kalau masih ada barang bukti atau benda apapun milik Lauren yang tersisa disini. Jangan-jangan semuanya udah diberesin sama polisi.

Animal In the Night -g.c (AITN TRILOGY #1) (ON MAJOR EDIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang