Chapter 26: The Boss

2.6K 187 11
                                    

(Author's POV)

Sementara itu, di tempat yang yang berbeda.

Tuuuuuuuuuutttt... Tuuuuuuutt...

*cklek*

"H-halo, bos?"—sapa seseorang diseberang sana dengan terbata-bata.

"Jadi, bagaimana? Dia sudah tertangkap, kan?" tanya si Bos penuh perasaan kemenangan. Kebahagiaan tengah membuncah dalam dirinya. Akhirnya, dendamnya berhasil terbalaskan.

Hening lumayan lama diseberang sana; tidak ada jawaban. Si Bos tidak tahu, kalau anak buahnya itu sedang bingung setengah mati. Namun karena terus didesak dan takut, akhirnya anak buahnya yang malang itu tidak punya pilihan lain selain berkata terus terang.

"M-maaf bos. Dia... dia berhasil kabur."

Si Bos bergeming. Jantungnya seperti berhenti sesaat.

"APA KATAMU?!" Si Bos berteriak penuh amarah. "BAGAIMANA MUNGKIN DIA BISA LOLOS DARI KEPUNGAN POLISI SEBANYAK ITU?!"

"S-saya.. saya juga tidak tahu..."

"Ceritakan apa saya yang kau lihat disana!"

Dan si anak buah pun mulai bercerita.

Jadi, Si Bos ini mengirimkan seorang anak buahnya untuk berjaga didekat rumah keluarga Chance setelah ia mendapat laporan bahwa Mrs. Westphalen bersama beberapa orang polisi akhirnya melihat Greyson di Wal-Mart sebelumnya. Si Bos ingin memastikan kalau akhirnya Greyson tertangkap oleh polisi. Anak buah si bos ini memperhatikan seluruh kejadian dari luar; bagaimana aksi baku tembak terjadi, bom yang meledak dari luar, polisi mengepung Greyson diluar rumah, perkelahian Mrs. Westphalen dan Mrs. Chance, dan penyerangan yang dilakukan oleh dua saudara Greyson.

Mendengar cerita anak buahnya, si bos mengangguk-angguk paham.

"Aku mengerti sekarang. Oke, kita ganti rencana. Perintahkan beberapa anggota yang lain untuk melacak keberadaannya sekarang! Aku ingin Greyson Chance tertangkap. Atau kalau tidak, keluarganya lah yang akan kita bunuh."

"Baik bos."

"Nanti segera beri kabar kalau kau sudah tahu dimana dia."

"Baik! Secepatnya, bos."

*cklek* Si bos menutup telepon. Kemudian, dia membuka laci kecil meja komputernya, dan mengeluarkan sebuah foto. Foto seorang gadis blonde, berpose sexy diatas dipan pantai dengan menggunakan bikini serta hotpants. Gadis itu adalah gadisnya. Gadis favoritnya sepanjang masa. Gadis yang seharusnya mengisi harinya kemarin, sekarang, dan juga besok.

Seharusnya.

"Lala sayang.." gumam pria itu lembut sambil mengusap wajah gadis di foto itu; seolah-olah dia tengah mengusap pipinya secara nyata. "Kalau Greyson Chance mati, kau senang kan?" lanjutnya, diiringi dengan sebuah senyum mengerikan terkembang di wajahnya.

"Eh, tidak, tidak. Aku tidak akan langsung membunuhnya, sayangku. Aku akan bersenang-senang dulu dengannya, supaya nanti dia bisa mati dengan bahagia."

Kembali dia berhenti dan menatap foto itu. Senyum mengerikan itu pudar, digantikan oleh suara tawa melengking

"Kenapa kau sangat mencintainya, Lala sayang? Apa bagusnya dia? Pecundang berwajah cantik seperti itu... Kenapa kau harus mati demi dia, bukannya mati untukku, Lala sayang?"

Foto itu makin lekat di pandangannya.

"JAWAB AKU, LALA WESTPHALEN! SAMPAI KAPAN KAU AKAN MEMBUATKU BEGINI?! HAHAHAHAHAHAHAHA!!!!"—suara tawanya menggema ke seluruh sudut dikamar itu. Dia tertawa lama sekali. Setelah itu, dia bangkit menuju ke dapur, lalu kembali sambil membawa pisau.

Animal In the Night -g.c (AITN TRILOGY #1) (ON MAJOR EDIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang