Fatimah

1K 87 72
                                    

  ¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Pegang erat sahabat yang mampu membawamu pada ketaatan. Meskipun yang lain menjauh, setidaknya ada satu teman yang benar-benar membawamu pada Allah, bukan semakin menjauh dari-Nya.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Gadis cantik dengan balutan hijab yang menghiasi tubuhnya itu terlihat santai saat menatap soal di depan layar komputer. Hari ini adalah simulasi terakhir Ujian Nasional Berbasis Komputer atau yang sering dikenal dengan istilah simulasi UNBK. Pengawas berhasil membuat peserta simulasi UNBK mengerjakan soal-soalnya dengan tertib tanpa berisik. Begitupun dengan Fatimah yang mengerjakan soal-soal itu dengan tenang tanpa menengok ke kanan ataupun ke kiri. Sebelum memulai, dalam hatinya ia memohon pada sang pemilik jiwa agar bersikap tenang serta lancar mengerjakan soal demi soal yang tertera dalam komputer.

Mata Fatimah seketika membulat saat melihat soal persamaan kuadrat yang ia lupa menghafalkan rumusnya. Hati Fatimah benar-benar pasrah dengan soal yang tak terjawab. Keringat dingin menguasai tubuh Fatimah seketika perasaan gugup dan ragu menghampiri. Fatimah berpikir mungkin ini cara Allah menegur dirinya yang tidak belajar maksimal alias tak tuntas.

"Waktunya satu jam, bukan dua jam. Jadi yang sudah melewati batas maksimal bisa langsung diselesaikan secepat mungkin." Kata sang pengawas yang sudah tersadar bahwa peserta UNBK sesi dua sudah melewati batas.

"Tapi Pak, saya belum selesai " Jawab Fatimah dengan menembak jawaban kurang lebih lima soal dengan jurus dibacakan Bismillahirrohmaanirrahim.

"Bereskan secepat mungkin, mohon kerjasamanya. Peserta yang lain sudah menunggu di luar." Jelas pengawas tersebut diiringi senyuman.

Fatimah keluar dari ruangan tersebut dengan wajah pucat yang masih bingung dengan soal-soal yang tak sempat terjawab. Ia duduk di koridor sekolah sambil merebahkan badannya ke tembok sambil mengucapkan Astagfirullah.

Fatimah melihat sekeliling teman-temannya sedang berbincang dengan yang lain. Hanya Fatimahlah yang sedang sendiri dan tak punya lawan bicara untuk mengobrol. Hatinya benar-benar di ketuk bahwa memilih-milih teman itu tak enak, dan hanya menyisakan teman yang memang sesuai dengan kriteria. Itupun jika ada yang mau berteman dengannya.

Selang beberapa menit setelah lamunannya membuyar, ia langsung bergegas ke Mushola untuk menunaikan shalat Dzuhur.

SMK Mardhiyyah termasuk SMK yang sangat memperhatikan tempat beribadah dengan konsep minimalis nuansa Arab, sehingga dalam penataan Musholanya menyediakan ruang setor hafalan Al-qur'an dengan target sesuai keinginan sendiri tanpa tekanan dan bebas terbuka untuk siapapun yang berminat.

"Aku mau ketemu Ustadzah Khadijah untuk menyetorkan hafalanku." Ungkap Fatimah pada Aisyah yang mengajaknya pergi ke toko buku.

"Apa kau tak bisa menyetorkan hafalanmu itu esok hari?"

Fatimah menggelengkan kepalanya. "Maaf aku tidak bisa menyetorkannya esok hari, sebab aku sudah janji setelah beres simulasi UNBK aku akan menyetorkan hafalanku ini."

"Baiklah jika itu keputusanmu, aku akan pergi ke toko buku sendirian." Aisyah tertegun dengan perasaan kecewa terhadap sahabatnya itu. Ia menyadari bahwa kehidupan Fatimah sangat teratur dan tertata sesuai ajaran islam. Bahkan di usia remajanya, ia lebih senang mengaitkan kesehariannya itu dengan dalil agama. Katanya biar sesuai sama apa yang Rasulullah contohkan. Sebab kata Rasul juga, siapa yang  mengikuti sunnahku,  maka ia akan bersamaku disurganya Allah.

Fatimah masih diam tak banyak reaksi, dilain sisi ia ingin sekali mengantar Aisyah. Tapi dilain sisi ia sudah janji pada Ustadzah Khadijah untuk menyetorkan hafalannya hari ini.

"Aisyah maafkan aku yang sudah membuatmu kecewa. Gimana jika kamu tunggu aku untuk menyetorkan hafalan al-qur'anku pada Ustadzah Khadijah, lalu setelah itu aku akan mengantarmu ke toko buku. Apa kau setuju?" Tawar Fatimah kepada Aisyah dengan menampakkan senyum di wajahnya.

"Baiklah jika harus seperti itu, tapi kamu bisakan meringkas setoran hafalanmu itu agar tak lama?"

"Wahai Aisyah sahabatku yang cantik dan baik hatinya, membaca al-qur'an itu harus tartil agar kita bisa memaknai dari setiap ayat demi ayat. Dan dalam kamus bahasa Arab atau dalam Hadist juga tidak pernah dijelaskan tentang tatacara meringkas setor hafalan secara baik dan singkat." Jelas Fatimah kembali sambil memegang pundak Aisyah.

Lalu tanpa berpikir panjang, Aisyah meraih tangan Fatimah untuk berjumpa dengan Ustadzah Khadijah di ruang setor hafalan. Sedangkan Aisyah sendiri, ia hanya tidur dikarpet mushola tanpa rasa malu dilihat orang yang sedang mengantri untuk setor hafalan.

Kurang lebih Aisyah menunggu Fatimah satu jam.

"Maafkan aku sahabatku yang telah membuatmu menunggu lama. Syukron atas kesediannya untuk menungguku hingga tuntas." Ucap Fatimah yang membangunkan Aisyah dari tidurnya. Dan Aisyah sendiri langsung tersenyum dan cuci muka.

Lalu, mereka berdua pergi ke toko buku dengan tujuan membeli komik dan novel cinta. Sebab Aisyah sangat menyukai komik ataupun novel yang berkisah tentang remaja. Lain halnya dengan Fatimah yang lebih memilih duduk menunggu Aisyah sampai selesai.

Tapi menunggunya Fatimah tidak digunakan dengan membuka instagram atau sosial media lainnya, tapi digunakan untuk menghafal al-qur'an dari ponselnya dengan murrotal Mishary Rasyid atau Muhammad Toha. Dan kali ini surat Favoritnya yakni surat Al-Insan, yang terdapat kandungan siapa yang bersabar melaksanakan ketetapan Allah dan tidak mengikuti orang-orang yang berdosa atau orang kafir, maka balasan kesabaran berupa syurga dan pakaian sutra. Juga menceritakan segelas minuman bercampur jahe yang di datangkan dari sebuah mata air di syurga yang dinamakan Salsabil dan dikelilingi oleh para pemuda-pemuda yang tetap muda bagaikan mutiara yang bertaburan.

Assalamu'alaikum teman-teman semua. Kali ini aku membuat cerita kembali. Semoga ceritaku ini bukan hanya sebuah cerita, tapi juga ada makna yang dapat kalian ambil.

Siapa yang ingin punya sahabat seperti Fatimah? Ayo komen yah :)

Maafkanlah author jika dalam penyampaian masih kurang memuaskan atau kurang dipahami. Author masih dalam tahap pembelajaran.

Jangan lupa vote dan kesan pesannya untuk chapter pertama ini :)

Analisa CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang