Kegagalan menjadikan sebuah pelajaran, bahwa sering berinteraksi mengakibatkan kita menormalkan diri tanpa harus ada perasaan gugup yang menguasai diri.
"Hati-hati visi misi perusahaan harus tahu, sebab kalian mengajukan proposal berarti kalian tahu tujuan pendirian usaha kalian itu untuk apa." Ingat salah seorang guru yang keluar dari ruang sidang ujikom eksternal pemasaran di hari terakhir.
Mendengar ucapan tersebut, Fatimah langsung menghafalkan visi misi tujuan perusahaan agar ketika ke depan bisa menyampaikan dengan baik.
"Visi dari Al-Masah shop ini yakni menjadikan penggunaan produk jilbab segiempat disadari dalam pemakaiannya serta dilandasi dengan nilai-nilai keyakinan yang mengiringi juga bisa menguasai pangsa pasar. Sedangkan misi dari perusahaan kami yaitu menggunakan bahan yang berkualitas baik, dan bekerjasama dengan beberapa sekolah yang mewajibkan siswa perempuannya untuk memakai jilbab. Sedangkan dari tujuan pendirian kami yaitu membuka peluang usaha bagi yang membutuhkan pekerjaan, dan menyadari penggunaan jilbab yang sebenarnya." hati Fatimah sangat senang sekali ketika latihan persentasi dia lancar dan bisa menggunakan intonasi yang baik. Bahkan dia memuji dirinya sendiri, bahwa dirinya itu insyaallah bisa.
Panggilan nama dari A hingga Z kian bergilir, detik demi menit kian berlalu. Urutan nomor kesepuluh sedang berada di dalam. Tinggal urutan nomor 11, yakni urutan nama Fatimah. Degup jantung Fatimah kian mengencang, perasaan nervous kian memuncak.
"Alhamdulillah beres." ucap salah seorang teman yang keluar dari ruang penguji.
Kini giliran Fatimah. Terbuka pintu penguji, untuk masuk kembali sebagai orang yang diuji. Awalnya Fatimah biasa ketika memindahkan slide kebagian power pointnya, tapi ternyata laptop yang digunakan harus dikeluarkan terlebih dahulu. Tapi hal itu bisa ditangani dengan baik oleh penguji yang bernama bu Yusniar.
"Assalamu'alaikum wr, wb. Perkenalkan nama saya Fatimah, senang sekali bisa berjumpa dengan Bapak/ Ibu di pagi yang cerah ini. Saya perwakilan dari Al-Masah shop ingin mengajak Bapak beserta Ibu sekalian untuk bekerjasama dengan perusahaan kami. Perusahaan kami ini bergerak di bidang fashion yakni menjual jilbab. Sebab jilbab sedang ramai diperbincangkan, dan menjadi identitas bagi kaum wanita muslim. Jilbab kami ini dinamai dengan Al-Masah, sebab Al-Masah itu sendiri kami ambil dari bahasa arab yang artinya 'batu mulia' sebab islam sangat memuliakan kedudukan wanita, bahkan jilbab itu sebagai mahkotanya bagi kaum wanita." ada jeda berpikir untuk Fatimah melanjutkan persentasinya itu. Fatimah benar-benar blank tak tahu harus menjelaskan apalagi, ini benar-benar di luar dugaan Fatimah. "Euh, jadi, Al-Masah shop ini.. Euh.. Ia jadi Al-Masah shop ini hadir menemani Bapak/ Ibu sebagai, euh... Al-Masah shop hadir untuk memenuhi permintaan pasar yang cukup banyak dan menjadi sarana dakwah agar wanita mampu menutup auratnya. Perbedaan dari produk kami dengan produk pesaing yakni produk kami ini dikemas dengan kemasan yang menarik, unik, dan tentunya berbeda."
Tak terasa waktu 10 menit sudah berakhir, dan perasaan Fatimah tenang namun tak puas. Ini karena persentasi yang disampaikan Fatimah tidak begitu menarik.
"Udah selesai Bu."
"Oh ia siap." Ujar sang penguji itu yang sedang memainkan ponselnya. Perasaan Fatimah mulai suudzon terhadap penguji itu bahwa persentasi yang disampaikannya itu tidak menarik sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Analisa Cinta
Spiritual***** Bagaimana mau jadi suami yang baik, jika memperlakukan wanita saja masih belum baik. ***** Gadis cantik bernama Fatimah Az-Zakiyyah yang selalu mensetorkan hafalannya kepada Ustadzah Khadijah di Mushola sekolah sehabis sholat. Gadis yang memp...