Aisyah

447 57 24
                                    

Jangan lupa baca ceritaku yang lainnya yah. Kali aja suka wkwkwkwk.

*******
Bagaimana mau jadi suami yang baik, jika memperlakukan wanita saja masih belum baik.
*******

Aisyah sudah tidak sabar untuk membaca semua komik dan novelnya yang barusan ia beli. Aisyah sengaja memilih novel Friendzone, sebab novel tersebut adalah novel yang di idam-idamkan sejak dulu. Perasaan Aisyah sangat senang ketika bisa membeli novel tersebut dengan uang sendiri.

Langkah Aisyah terhenti ketika melihat seorang pria berjalan kearah nya. Hati Aisyah sudah merasakan firasat yang tidak enak, ini pasti ada hubungannya dengan Fatimah. Aisyah sengaja memutar balik badannya agar tidak ditemui pria tersebut. Tapi pria itu berhasil mencekal lengan Aisyah sampai Aisyah tak bisa kemana-mana.

"Lepasin tangan gue." Decaknya sebal. Pria itu sama sekali tak melepaskan lengan Aisyah.

"Saya tidak akan melepas sampai anda memberitahu dimana Fatimah." Pria itu menatap Aisyah serius dengan tatapan yang lebih lama.

"Fatimah tidak ingin menemui laki-laki picik kayak lo yang hanya memanfaatkan harta orang tuanya."

"Jaga mulut lo, dia sendiri yang ngasih ke gue. Suruh siapa dia mau memenuhi segala keinginan gue."

"Dasar lo tukang pelet. Berani-beraninya lo melet teman gue sampai habis harta bendanya."

"Jangan so tahu jadi orang. Cepat bilang sama gue dimana Fatimah?" Ucap pria itu dengan nada tinggi membentak Aisyah sampai terkaget.

"Lo jangan nyolot. Pantas saja Fatimah benci sama lo, diri lo saja tidak bisa memperlakukan wanita dengan baik. Bisanya main fisik." Tangan Aisyah diputarkan sampai merasa kesakitan dan pria itu langsung melepaskan tangan Aisyah.

Plakkk

"Apa maksud lo nampar gue.?"

"Itu balasan buat orang yang menyakiti hati perempuan sampai tak bisa mengendalikan emosinya. Bagaimana mau jadi suami yang baik, jika memperlakukan wanita saja masih belum baik. Yang ada jodoh lo kabur liat kelakuan lo kayak setan." Frontal Aisyah yang langsung meninggalkan pria tersebut sendirian dan sedang merasakan sakit atas tamparan Aisyah.

Pria tersebut memperhatikan langkah Aisyah dengan senyum sinis. Seperti ada rencana busuk yang akan menimpa Aisyah ataupun Fatimah.

Setelah langkah Fatimah sudah tak nampak, tiba-tiba ada seorang wanita seksi menghampiri pria tersebut dengan panggilan Sayang.

"Siapa perempuan tadi itu? Berani-beraninya dia menampar kamu sampai merah seperti ini." Ucap wanita seksi itu dengan membelai wajah pria tersebut penuh hasrat.

"Dia bukan siapa-siapa."

"Jangan bilang jika dia itu teman Fatimah. Dan kamu masih menginginkan dia?" Tanya kembali wanita itu dengan lebih menggoda.

Pria tersebut tak menjawab pertanyaan wanita itu. Dia langsung melepaskan belaian wanita itu dan langsung bergegas dari tempat keramaian itu untuk mencari Fatimah.

Wanita yang ditinggal berdecak kesal, melihat kekasihnya itu pergi untuk menemui mantannya. Wanita itu mengejar kekasihnya sampai kehilangan jejak.

"DEVIT............" Teriak wanita tersebut sampai duduk dekat toko buku yang menjadi adegan Aisyah dan Devit adu mulut.

Devit mencari keberadaan Fatimah dengan menelusuri jalan yang Aisyah  tinggalkan tadi. Hingga akhirnya mata Aisyah melihat sosok Devit yang sedang mencari Fatimah. Maka sesegera mungkin, Aisyah mengajak Fatimah untuk pergi dari tempat makan.

"Tapi Aisyah, aku belum kenyang. Makananku masih banyak, gak baik tahu menyisakan makanan gini, ini namanya mubazir."

"Fatimahku yang cantik, ayo cepat jangan nyeramahin aku dulu. Kalau mau ceramah, nanti saja di rumah. Aku kebelet pipis." Jawab Aisyah yang memburu-buru Fatimah agar tidak ketahuan Devit.

"Tapi Aisyah, disini juga ada toilet."

"Cepat jangan banyak nanya plis Fatimah, plis. Aku ingin pulang, plis baik hati cantik dan tidak sombong." Jawab Aisyah yang sangat kesal terhadap Fatimah.

"Mampus gue." Decak Aisyah menepuk jidatnya, yang melihat sosok Devit menuju kearah Fatimah.

"Mampus kenapa?" Tanya Fatimah polos.

Hati Aisyah menggerutu melihat tingkah laku Fatimah yang belum memahami.

"Bentar aku bayar dulu." Ucap Fatimah mengeluarkan uang dari tas. Dan berdiri dari kursi tersebut dengan merapikan kerudungnya. Ketika menengok ke arah belakang, Fatimah melihat ada sosok yang memanggilnya. Fatimah menengok kanan-kiri untuk mengetahui siapa yang memanggilnya itu. Fatimah berpikir bahwa suara itu sudah tak asing, tapi suara siapakah itu? Ah mungkin itu hanya bayanganku saja kata batin Fatimah.

"Cepat Fatimah, nanti aku nyusul." Ucap Aisyah agar Fatimah tak mengetahui bahwa di belakangnya itu ada Devit.

"Gak sekalian sekarang? agar langsung keluar dari tempat makan ini?"

"Males." Ucap datar Aisyah.

Maka Fatimah bergegas menuju tempat pembayaran.

"Lo ngapain buntutin gue?"

"Mana Fatimah?"

"Jangan gangguin hidup dia lagi. Dia sudah tenang tanpa adanya lo."

"Dan ingat satu hal lagi, jangan pernah muncul dihadapan gue apalagi dihadapan Fatimah. Karena semua itu bikin gue nyesek." Ucap Aisyah mendorong badan pria tersebut sampai mundur beberapa langkah.

"Jadi cewek galak amat neng." Sahut Bapak-bapak yang sedang makan di pinggir Aisyah.

Aisyah hanya tersenyum pada Bapak-bapak tersebut dan langsung mengikuti langkah Fatimah ke tempat pembayaran. Dan pria itu menahan tawa sampai Aisyah benar-benar pergi.

Maafkan chapterku ini yang ala kadarnya wkwkwk.
Votement-nya kakak

Sebenarnya cowok itu siapa sih -_-

Analisa CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang