Bab 7

18 3 0
                                    

Di dalam kamar yang diwarnai putih hitam beserta foto-foto oppa-oppa korea BTS di dinding itulah khas kamar milik Siana.Siana sedang ingin meluahkan isi hati kedalam sebuah lukisan maka dari itu dia pun mulai melukis.Selang beberapa menit dia melihat hasil lukisannya

"Lo!ini kan Rino?!aku dari tadi itu melukis sosoknya Rino ya?astaga!"Siana terkejut saat melihat hasil lukisannya yang berupa gambar Rino sedang duduk menghadap papan tulis dengan serius

"Gila!bisa-bisanya aku melukis dirimu Rino?jadi otakku dari itu membayangkan sosoknya Rino?"Siana terkekeh sendiri sambil memukul kepalanya

Terdengar suara mamanya dari luar yang memintanya untuk tidur karena sudah lewat dan Siana pun membereskan buku dan peralatan lukisnya lalu mulai berbaring di kasurnya dan tidak sampai beberapa menit Siana mulai terlena dalam mimpinya

*****

Tin...tin...tin..

Bunyi alarm itu membuat Siana segera bangun sebelum Siana mandi dia menyepatkan dirinya untuk berdoa berterima kasih sama Tuhan sudah melindunginya sepanjang malam tadi dan segera masuk ke kamar mandi

Siana memantau dirinya dicermin Bagus batinnya.Antara semua teman-teman ceweknya di dalam kelasnya,hanya Sianalah yang paling mungil tubuhnya yang lain rata-rata tubuh mereka tinggi-tinggi dibanding Siana makanya mereka semua mengelar Siana sebagai "Gadis Mungil"oleh seisi kelasnya

"Siana Auria!Ayo sarapan!nanti kamu telat nak!" kedengar suara Eli mamanya Siana dari ruang makan,Siana segera mengambil tasnya lalu turun dan bergabung dengan keluarganya

"Ma!papa sama Kak Ria dimana?ko enggak gabung sama kita sih?"tanya Mika adik bongsunya Siana sama mama Eli saat mereka selesai berdoa makan

"Papa sama Ka Ria udah duluan pergi kerja nak"jawab mama Eli

Mendengar itu Siana hanya mengganguk-ganggukakan kepalanya

Siana dan Mika berpamitan kepada ibu mereka lalu pergi ke sekolah.Siana pun segera ke lapangan untuk apel pagi setelah selesai Siana dan teman-temannya mendengar sedikit taklimat dari bu kepala sekolah yaitu Bu Via di bawah matahari yang terik.Seorang adik kelas hampir terjatuh pingsan kalau saja Kak Kelas tidak cepat menyambutnya dan membawanya ke ruangan UKS,seperti anak dari kelas X yang pingsan tapi enggak tau namanya siapa

Acara apelnya pun siap murid-murid pun masuk ke kelas masing-masing,kelasnya Siana lagi tiada guru karna gurunya pada meeting masuk Siana dan Ina membeli minuman di kantin dulu untuk menyegerkan kerongkongan mereka

Siana menyadari bahwa dari tadi salah seorang temannya Heru memandangnya.Tanpa berfikir panjang Siana menoleh kearah Heru dan teman-teman berdiri dan tepat pada sasaran memang ada orang yang melihat Siana,orang merupakan orang yang pingsan tadi yang berstatus sebagai teman Heru yang diketahui namanya Arman saingannya Rino.Walaupun Siana udah menatapnya tapi cowok tinggi itu tetap menatap Siana dengan wajah yang masih sedikit pucat bahkan sekarang mereka beradu pandang dari jauh.Pandangan mereka terhenti saat Rino dan gengnya datang bergabung di meja mereka sambil memakan membawa minuman mereka setelah selesai berngrobol mereka semua pun kebalik ke kelas

"Eh guys,kalian pada tau enggak kondisi adik kelas yang pingsan tadi bagaimana sekarang?"tanya Ina pada pada teman-temannya,teman-temannnya hanya mengelengkan kepala tanda tidak tau

"Memangnya kenapa Ina.Lo suka sama dia?"canda Raro

"Ya enggaklah, gue penasaran ajah tapi gue baru dapat informasi bahwa yang pingsan tadi itu sih Arman"Kata Ina

"Astaga ya!"heboh Jessika

"Oh ya udah sekarang masuk guys ..."kata Siana dan mendorong teman-temannya masuk ke kelas dan mereka pun segera duduk saat Bu Mina masuk dan mencatat beberapa materi setelah selesai Bu Mina menjelaskannya kepada mereka tapi entah mengapa Siana malahan enggak konsentrasi karena diotaknya sekarang hanya cowok yang pingsan tadi

The School Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang