Bab 21

11 0 0
                                    

Hari ini adalah hari kedua setelah Sekolah SMP dan SMA High kembali bersekolah tetapi apa yang membuat hari ini berbeda dengan hari kemarin adalah karna suasana dipagi hari ini sungguh dingin,menurut ramalan akan ada hujan lebat hari ini.Semua siswa dan siswi saat ini sangat ingin bersantai dikantin dengan meja yang dipenuhi makanan yang adem dan minuman yang mencairkan dingin dipagi hari ini

Siana berlari dari satu koridor menuju kesatu koridor lagi dan perjuangannya belum berakhir lagi karna ia harus melalui dua tangga lagi,maklumlah karna kelasnya sekarang berada ditingkat paling atas dan kantin dan perpustakaan disekolah ini hanya berada di koridor kelas X dan hal itu berarti,Kelas XII dan XI yang ingin ke kantin dan pustakaan itu harus menuruni tangga dan hal itu pasti melelahkan bagi semua siswa siswi kelas XII dan XI.Siana mendesah lega saat ia sudah diera kantin

Siana segera mengambil hpnya yang berada dikantok rok sebelah kanannya saat benda itu bergetar menandakan ada pesan masuk,ia tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya saat membaca pesan dari Bernia.Ia pun melanjutkan perjalanannya kekantin tetapi langkahnya terhenti seketika saat melihat Arman berjalan kearahnya dengan tatapan teduh

Siana menatap Arman dengan penasaran karna ia udah lama enggak melihat cowok ini,Siana berjalan kearah Arman dengan langkah yang perlahan dan hal itu juga dilakukan Arman.Saat mereka sudah melipasi diri masing-masing dan berdiri saling membelakangi,Siana yang merasa jantungnya berdetak tak karuan disaat melihat wajah Arman pun memberanikan dirinya menoleh kebelakang dan tanpa diduga Arman pun sedang menoleh melihat Siana dan seterusnya aksi saling tatapan pun terjadi antara mereka berdua ditengah koridor sekolah ini

"Siana"

"Arman" panggil mereka serentak

"Lo ajah duluan"kata Arman

"Eh enggak-enggak,lo ajah duluan"kata Siana

"Ya udah gue duluan.Apa benarnya,Rino udah dibebaskan?"tanya Arman

"Ya,dia udah dibebaskan"jawab Siana pelan

"Jadi gimana?apa lo udah suka sama gue?"tanya Arman

Aduh!ini-nih yang aku enggak suka,pertanyaan inilah membuat aku enggak suka batin Siana

Arman hanya mengangguk-anggukkan kepalanya tanda ia faham atas kediamannya Siana.Ia lalu pergi dari hadapannya Siana begitu ajah tanpa menoleh sedikit pun

*********

Siana dari tadi tak bisa konsetrasi dalam pelajaran saat mendapati sosok Rino yang sedang duduk dibelakangnya dengan wajah serius mendengar penjelasan dari Bu Yela.Sebentar tadi,Siana dikejutkan oleh kedatangan Rino dikelas sebelum bel berbunyi bagaimana tidak karna hampir tiga bulan Siana tidak melihat Rino dan hal itu membuat jantung Siana berdetak tak karuan ditambah lagi tatapan mereka yang sempat bertemu seketika saat Rino masuk kelas barangan dengan Mario,Raro dan Reno

Bel rehat pun berbunyi,semua anak desakan kekantin karna ingin segera mengakhiri kedinginan ini dengan makanan panas.Siana hanya duduk melamun dikelasnya,ia bingung karna Rino seolah-olah menjauh darinya.Lihat saja seperti tadi saat Rasti menyapanya dengan menanyakan kabarnya dan Rino menjawabnya dengan senyuman tetapi Siana perhatikan Rino sedari tadi ia mencoba untuk tidak melihat Siana hal itu tentu saja membuat Siana sedih

Apa benar Rino udah enggak cinta padanya,tetapi kenapa sulit sekali Siana menerimanya.Siana menghela nafas beratnya

"Siana"Siana melihat kedepan saat mendengar namanya dipanggil,rupanya Raro

"Eh!Raro!enggak kekantin lo?"tanya Siana sembarin senyum saat Raro mengambil posisi duduk didepanya

''Gue barusan balik dari kantin,ini gue belii lo roti,dimakan ya"kata Raro

"Oh hehehehe,makasih ya Ra"kata Sian sambil tersenyum lalu memakan roti itu

"Kenapa wajah lo murung?apa ada yang tidak kena?"tanya Raro

''Enggak kok!enggak ada apa-apa"bohong Siana

"Lo enggak usah bohongi gue,gue tau kok ini pasti masalah Rino kan"Siana segera menegang saat mendengar nama Rino

"Gue tau pasti lo bingungkan kenapa sikap Rino ke lo itu berbeda.Gue sih sebenarnya juga bingung sih tapi gue yakin Rino pasti pun alasan kenapa ia bersikap seperti menjauhi lo"ucap Rino berubah serius

"Ya gue tau"kata Siana tanpa semangat,melihat itu Raro mencari cara agar Siana bisa ketawa,Raro tersenyum saat sebuah ide muncul diotaknya

"Siana lo enggak lihat apa,sih Rino kok jadi lebih tinggi ya"kata Raro

"Ah!!masa sih?"tanya Siana kaget

"Ya tadi pas serentak kalian berdiri itu gue lihat Rino menjadi agak tinggi dibanding lo kan sebelum ini tinggi kaliankan sama"

"Oh ya!bagus deh jadi gue akan dua tiang pelindung dong"

"Tapi kok gue rasa sedih ya"

"Loh kok sedih sih memangnya kenapa?"tanya Siana bingung

"Karna semenjak kedatangan Rino semula kekelas ini,para siswi melihatnya ajah bukan ke gue lagi,padahalkan gue itu tadi pagi udah percaya diri banget bahwa cewek-cewek disini akan klepek-klepek melihat gue karna gaya rambut gue yang baru ini tapi saat gue jalan kearah mereka dengan Rino malahan dikatai gue seperti bambunya sih"kata Raro kesal

"HAHAHA!!lo dikatai begitu!!Astaga HAHAHA!!!"Siana ketawa sambil memegang perutnya karna lelucon yang ia dengar barusan dari Raro yang menurutnya sangat lucu.Raro yang melihat Siana ketawa lepas begitu membuat ia ikutan tertawa

"Eh!kalian lagi ngapaian"teriak Mario dan Reno

"Astaga!!jangan-jangan...kalian...?

plakk

Reno dan Mario mengadu sakit saat Raro menjitat dahi mereka dengan kuat membuat dahi mereka memerah membuat Siana ketawa setelah itu semuanya kembali masuk dan keadaan menjadi hening semula karna kedatangan Bu Mina

Siana berkali-kali menghela nafas,Bernia yang duduk disampinnya hanya mengelus punggung Siana supaya temannya ini tetap sabar

Kesian Siana,dia mengalami dua perasaan hari ini.Perasaan senang mendengar Rino dibebaskan dan perasaan sedih Rino menjauhinya batin Bernia

******

Salam Manis
*Selviana*

The School Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang