Bab 11

16 0 0
                                    

"Siana!!"

"Guys!!!"

"Teman-teman!!"

"Bernia..Rasti..Siana!!kalian dimana?!"

Rino semakin frustasi,cowok itu bingung harus kemana lagi ia melangkahkan kakinya.Antara mereka semua,Rino dan Jaz lah yang paling panik.Kedua-duanya memikirkan keadaan Siana yang berstatus sebagai kesayangan mereka.Jaz menjambak rambutnya sendiri akibat terlalu panik

Suara jangkrik dan geseran ranting akibat ditiup angin menemani jalan para lelaki yang mencari teman-teman mereka yang hilang.Mereka terus memanggil nama teman-teman mereka berharap salah seorang dari temannya itu bisa mendengar

"Eh guys!lihat deh.Inikan Aiman"ucap Aswin sambil menunjuk kearah bawah pohon yang ternyata ada Aiman

Mereka yang lain segera memghampiri Aiman lalu membuatnya sadar

"Man,lo enggak apa-apa?"tanya Jaz

"Aku enggak apa-apa kak,cuma pusing sedikit"kata Aiman lemas

"Astaga kak!tadi aku lihat Siana dan yang lain dibawa oleh beberapa lelaki kak kearah sana"tunjuk Aiman

"Benaran Man?"tanya Raro

"Ya beneran.Tadi itu aku dipukul dari belakang saat aku menoleh melihat Siana dan yang lain dan setelah itu aku melihat dengan samar-samar beberapa lelaki menyuntik Siana dan yang lain di pundak mereka membuat mereka langsung jatuh pingsan lalu dibawa kesana"jelas Aiman

"Astaga!"Rino seakan tidak percaya terus menutup mulutnya dengan tangannya

"Begini saja!Aswin kamu bawa Aiman kembali ke Villa,biar kami berempat yang mencari Siana dan teman-temannya"Aswin pun menggangukkan kepalanya tanda setuju lalu membawa Aiman kembali ke Villa

Jaz dan yang lain melanjutkan percarian mereka.Mereka masuk lebih dalam lagi kedalam hutan

"Siana!!"

"Guys!! kalian dimana!!"

"Kak Jaz!!"

Teriakkan itu membuat Jaz dan teman-teman diam membisu.Mereka berusaha mendengar betul-betul arah suara itu

"Kak Jaz!!"

Kali ini Rino segera lari saat mendapat arah datangnya suara itu.Mereka berempat bergegas kesumber suara itu

******

Siana dan teman-temannya semakin kencang teriaknya agar para lelaki mendengarnya lalu disebalik semak-semak terlihat pantulan senter dimana-mana disusuli suara panggilan.Badan mereka sudah melemas karna tidak makan dan minum selama beberapa jam ini,badan mereka mengigil kedinginan dan wajah mereka semakin pucat

"Kak Jaz!!"teriak Elen

Jaz dan teman-temannya menghentikan langkah mereka,jantung mereka berdegup dengan kencang

Mereka berempat menyorotkan senter kearah Rasti dan teman-temannya saat mereka dapat menemukan mereka

Rino yang kebetulan berada didepan pun menjatuhkan senter yang dipegangnya akibat melihat keadaan Siana,mereka semua pucat dan ditambah ada noda darah disekitar baju dan seluar mereka masing-masing

Mereka berempat sangat lega akhirnya dapat menemukan Rasti dan teman-temannya tetapi itu hanya sekejap apabila Siana jatuh pingsan membuat mereka semua kembali panik

"Astaga!!Siana!!"

"Siana!!"

Kak Jaz segera mengendong Siana sebelum Rino sempat mengendongnya,Jaz menyuruh agar mereka cepat balik ke desa.Setibanya mereka disana,para lelaki langsung mengobati para perempuan yang terluka di Villa

Siana yang tersadar dari pingsannya langsung mencari teman-temannya,seketemunya ia dengan teman-temannya mereka semua terus menanyakan keadaan temannya

Siana menoleh kebelakang dan mendapati Jaz berjalan mendekatinya dengan wajah datar,dia kini berdiri tepat didepan Siana.Sorot matanya begitu tajam menatap Siana,Siana membalas tatapan Jaz dengan senyum diwajahnya

"Kak Jaz" Jaz tidak menjawab malahan dia diam menatap Siana

"Kak Jaz,Siana minta ma-"ucapan Siana terhenti akibat Jaz memeluknya begitu saja tanpa berbicara sepatah katapun

"Stss..kau enggak usah meminta maaf,kakak yang seharusnya meminta maaf " ucap Jaz sambil mempereratkan pelukannya

Mendengar itu,Siana kembali menangis dan sedikit memukul dada Jaz dengan tangannya.Bukannya melepaskan malahan Jaz semakin mempereratkan pelukannya pada Siana

"Maafi kakak Na,kakak lambat selamati kamu"kata Kak Jaz sambil mengusap punggung adik sepupunya itu dengan mata berkaca-kaca

"Enggak apa-apa kak"jawab Siana lalu mengakhiri pelukannya dengan Kak Jaz.Mereka saling berpandangan,Jaz menghapus air mata Siana mengunakan jarinya

"Kak,para pria itu..?"

"Kamu jangan risau,mereka sudah ditangkap oleh para penduduk dan dibawa ke kantor polisi"jelas Kak Jaz sambil tersenyum

"Jadi sekarang mendingan kamu naik dan istirahat,pasti kami capek bangetkan.Ayo naik"Siana dan teman-temannya pun naik keatas lalu tidur sedangkan yang lelaki dan papanya Rino membereskan obatan yang diatas meja

Rino terus saja kepikiran dengan kejadian tadi dihutan saat melihat keadaan Siana yang sangat menyedihkan akibat dari salahnya.Pelakunya merupakan lelaki yang tadi dipukul oleh Rino saat melukai Siana di tepi balai raya tadi.Dia ingin membalas dendam pada Rino dengan cara menangkap Siana dan teman-temannya untuk membuat Rino datang kepadanya

********
Salam manis
*Selviana*

The School Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang