Pagi ini Galvan merasa sangat pusing karena perban yang melingkar di kepalanya.
"Van, Lo sekolah?" tanya Galvin yang sudah dari tadi berada di kamar Galvan.
Sontak Galvan terkejut perihal mendengar pertanyaan dari Galvan.
"Apaan sih lo?! Ngapain lo ada disini?!" tanya Galvan dengan nada ketus.
"Gue di suruh Mamah ganti perban lo kalo lo mau sekolah, masa ke sekolah isi perban di kepala." jawab Galvin santai.
"Mau lo apain kepala gue?"
"Gue mau ganti itu perban, pake kapas aja biar lebih kecil abis itu di tempel plester."
"Yaudah cepetan."
"Sini deketin gue." perintah Galvin membuat Galvan yang sedang duduk di kasurnya menggeser tubuhnya dan duduk di samping Galvin.
"Udah, kalo lo mau sekolah cepetan, kita makan dulu di bawah udah di tunggu." ucap Galvin meninggalkan Galvan dan membawa bekas perban.
cup.
Tujuh kali Galvan mendapat ciuman dari Galvin dua hari berturut turut. Dengan cepat Galvin lari kebawah sambil terkekeh.
"HOMOOOO!!!!" teria kesekian kai Galvan kesal kepada Galvin.
••••
"Mah Pah! Galvan ga mau tinggal disini! jijik!" ucap Galvan keras kepada Leandra dan Jeremy.
"Loh? Kenapa? Kok kamu ngomong gitu?" tanya Leandra menatap Galvan.
"Galvan ga mau setiap hari di cium sama Galvin, homo tau Mah!" jawab Galvan memgerucutkan wajahnya.
"Yaelah Van, cuma kayak gitu aja lo bawa hati, Apin kan kembaran mu masa gak mau Apin cium." potong Galvin sambil menyuap nasinya.
"Gimana pun juga Galvin adikmu Galvan, dia kembaranmu, wajar kalo dia bersikap seperti itu." balas Jeremy gagah kepada Galvan.
"Dan untuk kamu Galvin jangan suka ganggu kakaknya, kalo kakaknya ga suka jangan di paksa." lanjut Jeremy menasehati Galvin.
"Iya Pah." balas Galvin santai.
"Pah Mah, Galvan mau berangkat dulu keburu telat entar." pungkas Galvan mengakhiri pembicaraanya dan berdiri menuju langkahnya. Belum empat langkah Galvan berjalan Galvin memanggil Galvan membuat langkah Galvan terhenti.
"Van." panggil Galvin pelan.
Galvan hanya menoleh.
"Ini barang lo jatoh di bawah meja makan, gak lo ambil?" tanya Galvin sambil menunjuk barang di bawah meja.
"Apaan?" jawab Galvan berhasil memutar balik langkahnya kembali menuju meja makan.
"Coba lo ambil deh, gue gak bisa." keluh Galvin berpura pura mencoba mengambil barang Galvan.
"Minggir." ucap Galvan membungkuk di depan wajah Galvin dan berusaha mengambil barangnya.
cup.
Galvin langsung berlari keluar dan masuk kedalam mobil dan bergegas menuju sekolah.
Galvan yang ingin mengejar Galvin sesaat langkahnya terhenti karena panggilan Leandra.
"Apan, jangan lupa nanti malam bawa Alexa ke rumah, kita makan malam bersama." ujar Leandra berdiri sambil merapikan dasi Jeremy.
"Iya." jawab Galvan pelan.
••••
Sinar matahari pagi menyinari setiap sudut koridor SMA Stancio. Galvan, Keelan dan Nevan yang sedang berjalan sepanjang koridor mendapat cibiran dari beberapa gadis.
"Ya Tuhan! Beruntungnya gue masuk Stancio."
"Rasanya pengen gue embat deh tuh kakak kelas."
"Coba gue bisa jadi pacar salah satu di antara mereka, hidup gue pasti terjamin."
"Semoga mereka bertiga karakternya kayak di wattpad, Amin."
Cibiran cibiran pada gadis tidak berhasil membuat Galvan tertarik sementara Keelan dan Nevan terkekeh geli dan melanjutkan langkahnya. Pasalnya Galvan tidak tertarik karena ia baru putus dari Milena dan Galvan masih belum sepenuhnya merelakan Milena kepada Jordy.
Galvan melirik ke seluruh penjuru sekolah. Tatapannya tertuju pada Alexa yang sedang duduk di koridor depan kelasnya.
"Al, kayaknya lo mau di samperin Galvan deh." ucap Michellia sambil melirik Galvan yang kini mendekat.
"Bodo, gue ga peduli Sheill." jawabnya pelan sambil memainkan benda tipisnya.
"Mampus, dia beneran kesini Al!!" balas Michellia menaikkan nadanya sedangkan Alexa yang sedang memainkan telefon genggamnya, tangannya tertarik keras sehingga Alexa harus berjalan sambil membungkuk.
"Apa apaan sih lo." pekik Alexa kepada Galvan, sedangkan Galvan tetap menarik lengan Alexa sampai ujung koridor.
"Lo mau ngapain?!" tanya Alexa kesal.
Galvan hanya menatap Alexa yang kini terus bertanya tanya.
"Lo itu ya?! Di tanya orang tapi ga di jawab!" cerocos Alexa menatap sinis Galvan.
"Ngasi tau." jawab Galvan datar.
"Ngasi tau apaan? Kalo ngomong yang jelas dong!"
"Pulang sekolah, gue jemput." jawab Galvan datar dan pergi meninggalkan Alexa.
"Kesambet atau gimana tu orang?!" gumam Alexa dalam hati sambil melangkahkan kakinya menuju kelas.
••••
Bel pulang sekolah kini berbunyi. Alexa yang baru memasukan bukunya tidak sengaja melihat Galvan yang sudah menunggu di depan pintu.
"Kamu cari siapa?" tanya Pak Darta selaku guru kimia.
"Cari Alexa." jawab Galvan menunjuk Alexa. Sontak Alexa terkejut mendengar perkataan itu karna Galvan menunjuk dirinya.
Loh kok gue? Gumam Alexa dalam hati.
"Oke, pelajaran selanjutnya kalian membuat kelompok 10 orang." perintah Pak Darta kepada murid X-1 IPA.
"Oke pakk."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
GALEXA [NOVEL]
Teen Fiction[SEBAGIAN PART DIHAPUS] Semua perihal keluarga, persahabatan, percintaan hadir disini. Bagaimana bisa terjadi? Apa yang Galvan cari selama ini selalu ada di hadapannya? Dengan tidak sengaja menyakiti seorang perempuan yang sempat dan masih ia cintai...