Pagi ini Stancio dipenuhi dengan cahaya matahari pagi, tentu gadis gadis narsis akan mencari cahaya untuk tempat berfoto sedangkan Michellia hanya berjalan di koridor sendiri tanpa Alexa sambil menatap sinis kakak kelas layaknya cabe cabean.
"Sepi banget gaada lo Al." gumam Michellia dalam hati.
"Hai Sheil." sapa seorang pria dibelakang Michellia.
"Loh? Kak Keelan? Ngapain?"
"Gue mau ngajak makan di kantin."
"Udah sarapan."
"Temenin gue."
••••
Galvin. Semua tatapan kini mengarah kepada Galvin. Para gadis tidak ingin melewatkan surga dunianya yang berfoto bersama Galvin, Galvin terlalu menghiraukan, bahkan ia sangat senang jika di minta berfoto. Galvan yang melangkah melewati Galvin terhenti langkahnya karna di tahan oleh Galvin.
"Sini foto." ajak Galvin.
"Gadis gadis semuanya, yang mau foto sama gue dapet bonus nih foto sama Galvan." teriak cukup keras Galvin membuat para gadis mengerumuni mereka semua.
Galvan tidak suka berisik. Sumpek, itu yang Galvan rasakan sekarang tapi tidak dengan Galvin, Galvin sibuk tersenyum dan berfoto sementara Galvan hanya diam menatap lurus. Jika Galvan dan Galvin di dekatkan terlihat seperti air dan minyak, tidak akan menyatu. Sikap mereka berdua sungguh berbeda, mulai dari gaya bahasa sampai perilakunya.
Sesaat Galvin melihat pacarnya sedang berjalan sendiri.
"Stop!" ucap Galvin membuat suasana hening.
"Gue mau jemput pacar gue dulu, Bye my girl." sapa Galvin mengedipkan mata kirinya dan berjalan menghampiri pacarnya.
"INGET VAN! JEMPUT ALEXA!" teriak Galvin membuat Galvan berfikir dan melangkahkan kakinya.
"Minggir." ucap Galvan membuka tangan lebar lebar dan melangkahkan kakinya ke kelas Alexa.
••••
Galvan sesaat melihat Milena sedang menangis di ujung koridor sekolah tanpa adanya Jordy.
"Sial, dia buat Milena nangis lagi." gumam Galvan dalam hati menghampiri Milena.
"Yang-- eh, Mil lo kenapa?" tanya Galvan duduk disamping Milena.
"Hubungan gue sama Jordy lagi renggang, dia minta untuk break dulu." jawab Milena menutup wajahnya.
"Segitu sayangnya ya lo sama Jordy sampe dia minta break aja lo nangis kayak gini?"
"Dia selalu bikin baper gue, itu yang buat gue sayang."
"Kalo gue buat baper lo gimana? Apa lo bakal sayang?"
"Sayang gue ke lo ga bakal pernah ilang Van, lo cinta pertama gue."
"Gue mau ngomong sesuatu." ucap Galvan serius.
"Ngomong aja."
"Lo sandaran dulu di pundak gue." perintah Galvan berhasil membuat Milena bersandar di bahu Galvan, kini Galvan merangkul erat dan sesekali mengelus rambutnya.
"Lo mau ngomong apa?"
"Gini--,"
"Lo,"
"Lo mau gak...... balikan sama gue?"
Pertanyaan itu berhasil membuat Milena terkejut dan duduk tegak.
"Kenapa? Lo gak mau ya?"
"Bukan gue ga mau, lo kan udah punya pacar."
"Cuma mainan, gak lebih,"
"Kalo Jordy tau?"
"Backstreet, nanti setiap sabtu malem dan hari minggu gue bakal kerumah lo."
Jawaban Milena hanya menggangguk, mereka resmi balikan sekarang. Rasanya Galvan tidak melakukan kesalahan atas apa yang dia perbuat, tetapi sesaat ia teringat ucapan Alexa
Lo harus cari orang yang ada di masa lalu lo.
Gue bakal cari Madi, tapi gak untuk sekarang. Gumam Galvan dalam hati.
"Disekolah kita biasa biasa aja ya, jangan sampai ada yang curiga." ucap Milena meninggalkan Galvan.
"Bye." lanjut Milena.
"Bye."
••••
"Galvan, kok lo ga cari Alexa sih? Biasanya lo nyari?" tanya Keelan di kelas bersama Nevan.
Galvan hanya asik dengan benda tipisnya, entah apa yang dia ketik membuat Galvan tersenyum.
"GALVAN!" teriak Nevan memanggil Galvan
"Hm?" jawab Galvan sambil menatap benda tipisnya.
"Lo kenapa sih?" tanya Keelan.
Hening.
"Van dari pada lo dingin terus kayak orang gila, mending lo cari Alexa deh, dari tadi gue gak ketemu, sama temen temennya juga gaada." perintah Keelan membuat Galvan menoleh kepada Keelan dan Nevan.
"Cari! Pake bengong!" usir Nevan.
"Pak, saya mau bolos pelajaran dulu ya pak." ucap Galvan kepada guru yang mengajar.
"Pandai sekali kamu izin, kamu ini ketua OSIS beri contoh yang baik!" jawab guru.
"Bohong Pak, saya mau ke toilet." balas Galvan terkekeh membuat seisi kelasnya terkekeh geli sementara Milena hanya tersenyum miris melihat pembicaraan Galvan dan Keelan.
Galvan yang keluar dari kelas melangkah kakinya melewati jendela membuat Keelan yang duduk dekat jendela berbisik.
"Goblok."
••••
KAMU SEDANG MEMBACA
GALEXA [NOVEL]
Teen Fiction[SEBAGIAN PART DIHAPUS] Semua perihal keluarga, persahabatan, percintaan hadir disini. Bagaimana bisa terjadi? Apa yang Galvan cari selama ini selalu ada di hadapannya? Dengan tidak sengaja menyakiti seorang perempuan yang sempat dan masih ia cintai...