"Dingin banget." ucap Alexa menyandar di pohon sambil mengusap ngusap tangannya.
Sesekali ia melihat Galvan sedang berdiri menjangan teman temannya. Galvan tidak sengaja melirik Alexa dengan tatapan datar.
"Tidur." ucap Galvan.
"Gaada alas, gue gak bisa tidur." jawab Alexa pelan.
Galvan hanya diam saja selanjutnya ia berjalan memutar sekeliling kawasannya. Beberapa menit berlalu semua anggota kelompok satu sudah tidur terlelap tetapi tidak dengan Alexa. Alexa hanya bersandar di pohon besar sambil menekuk kakinya.
Galvan sudah mulai ngantuk ia pun duduk tidak jauh di sebelah Alexa. Rasa kasihan pun kini datang menyelimuti hati Galvan, karena ini tanggung jawabnya juga.
"Sini." panggil Galvan datar.
"Lo mau apain gue?"
"Sini." kedua kalinya Galvan memanggil barulah Alexa menuruti perintahnya.
"Tangan lo ngapain di lurusin?"
"Duduk." Alexa hanya menatapnya sambil berdiri. Sebetulnya ia enggan untuk duduk disebelah Galvan.
"Duduk." Alexa hanya bisa menuruti perintah dari Galvan.
"Sandarin pala lo."
"Buat?"
"Sandarin."
"Ish, ngomong yang jelas dong!"
"Sandarin."
"Lo ngapain baik sama gue?" tanya Alexa yang kini sudah bersandar di tangan Galvan lalu duduk bersebelahan.
Reaksi Galvan hanya diam saja sambil menutup mata sedangkan Alexa menunggu jawaban dari Galvan.
"Jawab kek kalo di tanya!" ucap Alexa dengan nada kesal. "Ish, dimana mana orang di tanya ya dijawab!" kini Alexa menoleh lagi kepada Galvan, tetapi Galvan terlihat sudah tertidur pulas.
Enggan untuk melanjutkan berbicara kini Alexa menutup matanya dan merilekskan tubuhnya. Alexa yang baru saja menutup mata mendengar perkataan Galvan.
"Gue cuma mau lo terjaga."
Kalimat itu tidak sengaja keluar dari mulut Galvan yang sedang menutup mata. Sedangkan Alexa pipinya sudah merah merona mendengar perkataan Galvan.
••••
Milena N: Galvan, Kamu dimana?
DRRRT DRRRT DRRRT.
Galvan yang sadar akan getaran itu melepas tangannya dan mengambil benda tipisnya.
Milena N
20 Missed call."Aww!" pekik Alexa meringis kepalanya kesakitan. "Sakit tahu gak, kalo gak ikhlas ngejaga gue ga gini caranya!" omel Alexa membuat beberapa temannya terbangun.
"Kenapa Al?" tanya Michellia.
"Kita harus pergi." potong Galvan melangkahkan kakinya menuju lapangan sekolah.
"Eh kak tunggu!!!" teriak Bella tidak berhasil membuat Galvan berhenti.
"Yaudah cepet siap siap guys!" ujar James sambil merapikan barangnya.
••••
"Alexa!" panggil Michellia sambil berlari kecil.
"Apa Sheil?" jawabnya datar.
"Lo kemaren tidur dimana?"
"Gu-gu-gue di pohon besar itu."
"Kak Galvan gimana?"
"Eh- mana gue tahu lah Sheil, gue tidur duluan."
"Ooh gitu."
"Oke adik adik, Jadi pemenang untuk kegiatan terakhir ini adalah.." ucap Keelan membuat kegaduhan berhenti sejenak.
"Pemenangnya adalah Kelompok---- SATU!!"
James yang tidak percaya dengan sadar berloncat loncat bersama temannya sambil berpelukan bersama kelompoknya.
"Oke, karna sudah jam sepuluh pagi, saya akan memberi tahu kan kepada kalian anggota kelas."
"Sebagai hadiahnya Kelompok satu akan menjadi 1 kelas di tambah kelompok lain dan kalian masuk ke jurusan IPA, apakah kalian mau kelompok satu?" tanya Keelan.
Anggota kelompok satu mengangkat tangan dan mengacungkan jempol. "Gapapa kita masuk ke jurusan IPA walaupun kalian kebanyakan memilih IPS, yang penting kita tetap bersama!" ucap James penuh kebanggaan.
"Yeayyy."
"Yessss." cibiran dari beberapa anggota kelompok satu membuat kelompok lain iri melihat hadiah mereka. Sementara Keelan tetap melanjutkan pembagian anggota kelas.
"Acara ini dilanjutkan dengan ramah tamah dan perkenalan diri kepada teman teman lainnya, setelah jam 11 kalian akan di perbolehkan pulang, Terima kasih."
Para peserta pun bertepuk tangan ria sambil berjabat tangan kepada teman teman barunya.
••••
"Galvan, gue sama Nevan pulang duluan capek banget, Bye ya." ucap Keelan melambaikan tanganya keluar dari ruang OSIS.
"Yang, kalo aku punya salah sama kamu seharusnya kamu bilang sama aku, jangan kayak gini caranya." ucap Milena kepada Galvan di ruang OSIS.
"Maksud kamu apa?" jawab Galvan datar.
"Udahlah Van, gausah sok sok gak peka gitu, kemaren Milena liat lo ngerangkul cewe di hutan." saut Jordy selaku anggota OSIS dengan tampang senyum sinisnya.
"Diem lo!" desis Galvan kepada Jordy. Sejak Jordy masuk dalam perkumpulan OSIS kini Jordy lebih dekat dengan Milena ketimbang Galvan.
"Itu siapa Van?" tetes mata Milena kini turun membasahi pipinya.
"Itu Alexa." jujur Galvan menundukkan kepalanya.
"Kamu suka sama dia, Van?" tanya Milena.
"Engga Mil, gue sukanya sama lo, gue cinta sama lo, dan gue sayang sama lo." jawab Galvan jujur. Masalah hati Galvan tidak bisa bersikap dingin. Galvan hanya dingin terhadap orang yang tidak di kenal dan terkadang temannya.
BRAKK
Suara hentakan pintu itu membuat Galvan dan Milena terkejut. Jordy, dia selalu cemburu bila melihat Milena dengan Galvan. Galvan tahu itu, satu tahun Jordy menunggu rasa cinta Milena tumbuh padanya tapi sayang seribu sayang Milena sudah menjadi milik Galvan setahun yang lalu bahkan sampai sekarang
"Aku ga bakal biarin kamu lepas dari aku dan berpaling ke Jordy! Aku ga mau!" ucap Galvan memeluk erat Milena.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
GALEXA [NOVEL]
Teen Fiction[SEBAGIAN PART DIHAPUS] Semua perihal keluarga, persahabatan, percintaan hadir disini. Bagaimana bisa terjadi? Apa yang Galvan cari selama ini selalu ada di hadapannya? Dengan tidak sengaja menyakiti seorang perempuan yang sempat dan masih ia cintai...