Dua hari setelah ulang tahunnya, Alexa pergi selama 1 minggu untuk pergi berlibur bersama Keluarganya. Alexa sudah menyuruh Michellia untuk menjadi mata mata Galvan saat bersama Milena.
Kali ini, kesempatan Galvan untuk mendekati Milena tanpa ada Alexa. Galvan tidak peduli dengan Galvin dan teman teman Alexa yang lainnya bila melihat mereka berdua sedang berjalan. Lagi pula tidak akan ada yang memberikan bukti apapun bahwa ia dekat dengan Milena.
"Mil, satu minggu ini gaada Alexa, jadi kita bisa lebih deket." ucap Galvan bangga bersama Milena.
"Ini yang aku mau Van." balas Milena.
"Gue lebih mau dari pada ini, kalo bisa Alexa pergi jauh jauh."
Ucapan Galvan berhasil terdengar di telinga Michellia, Michellia sudah merekam hasil ucapan itu, tinggal menunggu Alexa pulang. Michellia pergi dari punggung Galvan, sudah cukup suara yang ia ambil untuk Alexa.
"Nanti sore gausah jalan jalan ya, gue cape Mil."
"Yaudah nanti gue kerumah lo, oke?"
"Kamu tau aja." cubit hidung Milena dari Galvan.
••••
Halo Al, lo dimana?
Hallo Vin. Gue di bandara, mau beli tiket.
Gue ikut ya sama lo.
Lah ngapain.
Iya gapapa, gue gak akan ganggu liburan lo kok, gue di tempat lain.
Okelah, lo cepetan ke sini.
••••
Siang ini Milena sudah bersama Galvan. Milena berada di dalam kamar Galvan. Jeremy dan Leandra begitu bingung melihat Galvan membawa Milena kedalam kamar.
"Gue sayang lo Van, gue gak mau kehilangan lo lagi." ucap Milena duduk disebelah Galvan.
"Gue lebih sayang Mil, jauh dari Alexa." jawab Galvan memeluk Milena.
"Galvin mana?" tanya Milena.
"Dia katanya ke Italia, ada urusan sama temen temennya, satu minggu." jawab Galvan datar.
Milena hanya membulatkan mulutnya, mengangguk mengerti.
"Lo pulang ya? Gue mau tidur." ucap Galvan.
"Istirahat ya sayang." balas Milena.
Galvan hanya membalas dengan senyuman.
Setelah Milena benar benar pergi Galvan berlari mengambil sebuah kalung dari seseorang waktu ia kecil. Sama sekali tidak berkarat dan lecet satupun, Galvan tidak pernah memakainya. Hanya sebatas mengenggam, Galvan merasa jika ia meegang ia akan lebih dekat dengan Madi.
Kalau gue ga ketemu lo Madi, gue bakal pilih Milena. Bisik Galvan dalam hati.
"Mending gue cari Madi, siapa tau ketemu. Tapi gue harus cari dimana?" bisik Galvan dalam hati.
"Gausah gue cari deh, nanti pasti ketemu." lanjut Galvan dalam hati.
Galvan kembali merebahkan tubuhnya dan melipat tangannya menjadi tumpuan kepalanya.
Sesaat Galvan memikirkan sikapnya selama ini dengan Alexa, Alexa yang selalu sabar dengan sikap Galvan. Galvan hanya diam, memikirkan semua kejadian saat bersama Alexa.
Satu hal yang Galvan bingung pada dirinya sendiri, mengapa Galvan berani membawa perempuan lain kecuali Madi ketaman favoritnya, Galvan berfikir keras akan hal itu, ia kira tidak akan sampai kesana, tapi apa jadinya? Galvan tidak tau akan hal itu, secara tidak sengaja Galvan mengajak Alexa ketaman itu tanpa ada rasa amarah.
Bukan sekali Galvan mengajak, tetapi sudah lebih dari sekali Galvan mengajak, bahkan kenangan romantisnya pun tersirat disana.
Kenapa gue bisa ajak Alexa kesana dengan perasaan tenang? Bisik Galvan dalam hati. Kembali Galvan mengingat sikap jahatnya kepada Alexa.
Apa gue jahat ya sama Alexa? atau gue kejam? Entahlah, gue ga peduli.
Ucapan itu terlintas begitu saja di mulut Galvan. Galvan yang lelap akan angin dari jendela, menutup mara perlahan kemudian menjalankan mimpinya bersama Madi.
••••
KAMU SEDANG MEMBACA
GALEXA [NOVEL]
Teen Fiction[SEBAGIAN PART DIHAPUS] Semua perihal keluarga, persahabatan, percintaan hadir disini. Bagaimana bisa terjadi? Apa yang Galvan cari selama ini selalu ada di hadapannya? Dengan tidak sengaja menyakiti seorang perempuan yang sempat dan masih ia cintai...