1.2

1.6K 127 2
                                    

[Soojin Pov]

Dua hari setelah kejadian itu, Joohyun sudah bisa kembali pergi ke sekolah. Meskipun begitu ia terlihat sedikit out of place. Sedari tadi ia hanya terdiam dan melamun seakan-akan ia sudah tidak memiliki otak di dalam kepalanya.

Aku khawatir padanya, apa yang ada di dalam pikirannya?

Kemana Joohyun yang cerewet, kuat, dan tangguh?

"Yah! Joo-lagi lagi kau mengabaikan ku," aku mengintrupsi Joohyun menaikan satu oktaf suaraku, namun masih berbisik.

"Maafkan aku Soojin-ah." Lirihnya. loh? Mengapa Ia jadi minta maaf padaku?

"Joohyun, sebaiknya kau becerita kepadaku kau ini sebenarnya kenapa?"

Joohyun memandangku dengan tatapan bingung, "Geunyang...naneun," Ia tampak berfikir sebentar, "Jung Hoseokie johahae.." lanjutnya. (Hanya saja..aku // suka dengan Hoseok.)

Mataku melebar, "Mworago?!" seruku. (Apa katamu?)

"Entahlah, mungkin efek kekurangan darah. Lupakan saja," katanya lalu menaruh kepalanya di atas meja perpustakaan yang panjang ini.

Tiba-tiba saja aku mendengar Yoongi berdeham, 'Gwaenchanha?' tanyaku tapi tak bersuara. Yoongi mengangguk kecil lalu duduk di depanku.

Joohyun mengangkat kepalanya sebentar lalu kembali menaruhnya di atas meja sembari bergumam, "Oh hanya kau,"

Yoongi menatapku bingung, aku yang di tatap hanya menggidikkan bahuku.

Sepertinya ia berharap orang lain yang datang.

"Kapan ujianmu diadakan Yoongi?" tanyaku, membuka percakapan.

"Ujian akhir kan beberapa bulan lagi, ujian kelulusan..aku belum yakin, mungkin april?" katanya.

Aku mengangguk, "Ah, apa kau tahu kalau ada ajang bakat beberapa minggu lagi? Apa kau akan mendaftarkan diri?" tanyaku.

Yoongi menatapku aneh, "Aku tidak berbakat, Soo-ah." katanya.

Aku memutar kedua bola mataku, "Oh ayolah, jangan kira aku tak pernah melihatmu menyendiri dan bermain piano tuan Min." kataku.

"Entahlah, Soo. Aku bahkan tidak yakin pada diriku sendiri, mungkin sebaiknya aku fokus pada pelajaranku. Aku ingin lulus dengan nilai yang baik agar aku dapat masuk ke univ yang aku inginkan," katanya.

Aku mengangguk mengerti, "Gurae," (Benar,)

Lalu kita kembali hening, aku kembali fokus pada novelku dan Yoongi kembali fokus pada buku fisikanya.

Dan Joohyun...mungkin sedang bermimpi dengan indahnya di sampingku.

Ia tak bergerak sama sekali.

Aku harus melakukan sesuatu pada Hoseok nanti.

[Author Pov]

Soojin melangkahkan kakinya sembari menarik tangan Hoseok jauh dari kelas mereka berdua.

"Wae gurae Soo-ah?" tanya Hoseok bingung. (Ada apa?)

Soojin memberhentikan langkahnya dan membuka pintu ruang musik di koridor gedung ini.

Koridor gedung di sekitar ruang musik kelas dua memang di kenal sepi, karena kelas-kelas berada di dekat pintu utama.

"Aku hanya ingin bertanya sesuatu kepada mu, tolong jawab aku," kata Soojin yang terdengar seperti memelas di telinga Hoseok.

"Ada apa Soojin? Mengapa kau terdengar sedih?" tanya Hoseok.

"Tentang Joohyun," mulai Soojin. "Apa kau benar-benar menyukainya?" tanya Soojin sembari menatap tepat manik mata cokelat milik Hoseok.

TomboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang