2.8

1.4K 109 30
                                    

[Author Pov]

Mereka bertiga turun dari mobil Namjoon dan hendak memasuki rumah Keluarga Kim.

"Uhh, aku ingin mampir ke 7eleven dulu, kalian duluanlah," kata Minyoung tiba-tiba.

Namjoon melihat kekasihnya dengan tampang bingung, "Aku akan menemanimu," kata Namjoon.

Minyoung menggelengkan kepalanya, "Tidak usah Namjoon, masuklah, aku bisa sendiri. Aku bukan anak kecil tahu," kata Minyoung.

Namjoon tertawa kecil dan mencium kening Minyoung singkat, "Baiklah," kata Namjoon.

Joohyun mengerucutkan bibirnya serta mengerutkan keningnya saat melihat kemesraan kedua orang itu.

Mengapa harus di depanku? Aku tidak suka ini, mereka membuatku rindu Yoon—Hoseok, mereka membuatku rindu Hoseok. Pikir Joohyun.

Minyoung melangkahkan kakinya ke arah dimana tujuannya berada. Saat sampai ia mengambil beberapa snack dan juga minuman untuk persediaan movie marathonnya bersama Namjoon nanti.

Saat menuju ke kasir, ia terhenti saat melihat sosok yang familiar sedang duduk di tempat duduk yang tersedia di dalam toko kecil ini.

Ia membayar belanjaannya kemudian ia berjalan ke arah orang itu dan duduk di sebelahnya.

"Hey," sapa Minyoung.

Orang itu melihat ke arahnya, "Oh, kau," katanya cuek.

Minyoung tersenyum kecil, "Mianhaeyo, jinjja." kata Minyoung.

Yoongi melihatnya bingung, kemudian kembali menyuapkan ramennya ke dalam mulutnya lalu berkata, "Untuk apa?"

"Apapun, aku yakin kau masih kesal denganku karena aku telah menyakiti adikmu," kata Minyoung.

Yoongi terdiam sebentar, "Kau tahukan aku tak memiliki adik? Aku anak satu-satunya Minyoung. Siapa yang kau bicarakan?" tanya Yoongi bingung.

"Ah," Minyoung mengangguk kecil, "Maksudku gadismu, Joohyun."

Yoongi mengeluarkan tawa sarkastik yang kencang, ia memegang perutnya dan beberapa kali memukul-mukul meja yang ada di depannya, membuat Minyoung mengerutkan keningnya bingung.

Sedetik kemudian Yoongi mendatarkan wajahnya dan menatap manik Minyoung, "Apa kau bercanda?" tanyanya lalu mengalihkan pandangannya ke ramennya lagi.

Oh andai saja aku bisa dengan bebas memanggilnya gadisku, pikir Yoongi.

Minyoung masih bingung dengan apa yang barusan terjadi, mengapa Yoongi tertawa kemudian ia terdiam?

Nafsu makan Yoongi seakan hilang setelah mendengar nama itu.

Ia ingin sekali berhenti berusaha membujuk Joohyun untuk memaafkan kesalahannya, namun entah kenapa ia tak bisa.

Ia merasa kehilangan.

Siapapun yang berada di posisi Yoongi pasti akan merasakan kehilangan.

Bayangkan saja, sahabatmu dari saat kau masih bersekolah dasar, dimana kalian selalu berebutan bermain ayunan hingga saat kau sudah sekolah menengah atas, dimana kalian saling mendukung tiap pertandingan basket yang kalian mainkan—seketika hilang.

Sahabat yang selalu ada di sampingmu, selalu siap sedia mendengar keluhanmu, yang selalu mengerti dirimu, yang mengetahui kelemahanmu di balik semua keahlianmu.

Menghilang hanya dalam sekejap.

Hanya karena satu kalimat bodoh yang siapapun akan menyesal mengatakannya.

TomboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang