Geanatha (12)

32 6 0
                                    

Ku sampaikan lagu ini untukmu, pangeran

----------

Pagi harinya, seperti biasa Atha selalu bangun jam empat subuh. Ia tak lupa sholat dan segera mandi tentunya. Setelah selesai mandi dan berganti baju yang menghabiskan waktu sekitar satu jam, ia turun ke lantai bawah.

Seperti ada suara ketukan di tembok yang berasal dari arah dapur. Atha memperlambat jalannya. Ia bergidik ngeri.

Jangan-jangan itu perampok? Tapi apa yang dicuri di dapur? Masa mama, kan gak ada? Papa, kerja? Bang Deran, gak ada di rumah? Batin Atha kesana kemari.

Ia merapat ke sudut tembok dan mengambil tongkat base ball yang berada di tempat payung, tepat di sebelahnya. Ia membawa tongkat base ball itu ke dapur untuk berjaga-jaga.

Sesampainya di dapur, benar saja, di sana ada seseorang yang mengenakan jaket berwarna hitam yang selaras dengan kupluknya. Dari gestur tubuhnya, perampok kok keren banget sih.

Atha sudah siap dengan i tongkatnya dan berlari ke orang asing tersebut tanpa menghasilkan suara.

1... 2... 3...

Duugghh

Tidak terlalu keras memang Atha memukulnya. Tapi, suara benturan antara tubuh tegap dan tongkatnya itu yang membuat nyeri didengar. Dirasakan juga sih.

Yang menjadi sasaran Atha pun membalikkan badan dengan wajah kesal, marah, kesakitan, campur aduk gitu pokoknya. Sereemm...

"Kamu ngapain sih, Thaa?"

"Astaga Bang! Gue kira lo perampok tau, DERAN KAMPRET emang!" Kejut Atha dan mengolok Deran tanpa ada rasa bersalah di akhir katanya.

"Abang! Gue tuh abang lo," Deran membenarkan.

"Ngapain sih, Bang? Masih pagi-pagi buta juga, bikin takut orang aja."

"Bahasa lo anjir, gue lagi benerin jam dinding tadi jatoh, noh!" jawab Deran kesal yang masih memegangi jam dinding dan tangan kanan yang mengelus punggungnya, sakit.

"Ya sans aja kali," balas Atha geram.

Daripada pagi-pagi berdebat dengan Abangnya, mending ia duduk sambil minum susu coklat di meja makan.

Ya, ternyata si Deran lah pelakunya. Sedari tadi suara ketukan itu disebabkan olehnya yang sedang memasang paku di dinding, karena pakunya goyah dan membuat jam dinding tersebut jatuh. Jadi kayak rampok beneran, ehh:v:v

..........

Waktu menunjukkan pukul 06.00 Wib. Tandanya aku sudah harus berangkat ke sekolah agar tidak terlambat. Kali ini aku diantar oleh Abang Deran tercinta. Uweekkk....

Kenapa bukan Gean? Karena katanya dia lagi sibuk latihan basket buat lomba antar SMAN 01 sama SMA SEVIT ini. Terserah dia sajalah.

Sesampainya di depan sekolah, aku segera turun dari motor Bang Deran dan memberikan helm kepadanya. Setelahnya, dia melesat jauh entah kemana.

Aku berjalan di koridor lantai 1, jalan menuju kelasku. Sebelum ke kelas aku mampir ke toilet sebentar. Aku hanya mengaca dan merapikan rambutku yang sedikit acak-acakan.

Aku keluar dari toilet dan aku kembali berjlan menuju kelasku. Tak sengaja aku menatap dua orang yang sedang bercanda tawa di depan kelas X IPA.

Aku terdiam di tempat. Ada rasa sesak, sedih dan entahlah aku tak tahu. Kenapa rasa ini tiba-tiba datang padaku?

Tapi aku sadar, aku bukan siapa-siapanya.

Geanatha; [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang