Geanatha (05)

67 10 2
                                    

Happy reading

-----------------------------------------------------------
Seperti biasa, Atha selalu sibuk bermain hp. Padahal, sebelumnya dia tidak pernah seperti itu. Mungkin karena Atha mempunyai teman dari negara lain waktu itu, yang pastinya cowok. Terkadang, ia senyum-senyum sendiri dibuatnya.

Kerutan di dahi Gean muncul saat ia memasuki kelas Atha untuk mengajaknya ke kantin. Gean tidak berhenti di tempat, melainkan dia tetap berjalan ke arah Atha.

Dilihatnya dari dekat, Atha benar-benar tertawa dan tersenyum sendiri. Melihat hal itu, Gean tidak hanya diam memandangi cewek di depannya itu.

Dia maju selangkah ke depan, dan tangan kirinya ia taruh di meja samping kanan. Sedangkan tangan kanannya diletakkan di meja samping kiri Atha. Sampai dia benar-benar menghadap Atha.

Lalu dia menggebrak kedua meja tersebut sampai Atha terkejut, dan hp nya hampir saja terlempar.

Bruuuakkkkk

Gebrakan meja itu sangat keras. Atha benar-benar terkejut sampai berteriak. Gean hanya memejamkan matanya untuk menahan teriakan Atha yang cukup memekakkan telinga.

Kemudian Atha menatap cowok yang ada di depannya ini dengan sebal. Tiba-tiba saja kepalanya terbentur dada bidang milik Gean, karena Gean terlalu membungkukkan badannya.

"Aduuhh" Atha mengaduh sambil memegangi puncak kepalanya yang terkena dada bidang Gean tadi.

"Puas ketawa-ketawanya?" Sindir Gean.

"Apasihh bawel?! Emang gue gak boleh ketawa hemmm? Ahh bodo amat lahh" Atha mengejek balik. Dan Gean memutar bola matanya malas.

"Iya, emang lo bodo. Lu ketawa kelewat batas oyy, dasar!" Sentak Gean dan langsung mendapat tatapan bingung dari Atha.

"Bentar, lo ngapain masuk kelas gue? Emang siapa lo, ngurusin gue segala?"

Gean berkacak pinggang sambil menatap Atha. Niatnya mengajak ke kantin ia urungkan. Ha? Seriusan ngajak ke kantin? Tumben, ada apa gerangan nih?

"Ntar pulang sekolah temenin gue." tak berniat menjawab pertanyaan dari Atha.

"Anjir woyy, buat apa juga? Ogah ah" balasnya ketus.

"Seloowww aja aelah, cuma nganterin gue aja." Ujar Gean sambil berkacang pinggang dan memutar bola matanya malas.

"Pokoknya gue ga--"

Gean hendak berbalik badan, tetapi ia urungkan. Kemudian kembali menatap cewek itu.

"Kalo lo lama, ada balasannya!" Elaknya cepat. Kemudian cowok 'rese' itu berjalan keluar kelas, dan menuju ke rooftop. Tempat dimana Gean menenangkan dirinya saat ada masalah.

Cewek itu diam-diam memaki dalam hati. Benar-benar cowok yang menyebalkan.

Jam pelajaran berakhir, seluruh siswa-siswi Sevit high school berhamburan keluar dari kelas masing-masing. Tapi tidak dengan Atha, Gaby, dan Acha. Mereka masih aibuk membereskan buku pelajaran dan bercanda ria.

"Tha, lo tau gak?! Si Gaby, suka samaaa ---" teriakkan Atha beda tipis dengan 'toa'. Benar-benar memekakkan telinga.

"Oohhh" jawab Atha cuek.

"Lah, emang lo udah tau doi nya si Gaby?"

Ia melirik ke arah Acha sekilas kemudian menatap tasnya. "Udahlah"

"Sumpah---"

"Bye ya gue balik dulu!" Ucapnya cepat sebelum ditanya ini itu oleh Acha.

Di tempat yang berbeda namun masih satu lingkungan sekolah, cowok itu menyenderkan tubuhnya di dinding tempat parkiran kendaraan.

Matanya menatap cewek yang ia tunggu-tunggu sedari tadi. Atha baru saja turun dari tangga, dan berjalan ke arah Gean dengan santainya.

"Sorry." Ucapnya sambil menatap Gean sekilas. Tapi, benar-benar terlihat cuek.

Gean hanya tersenyum miring, terlihat seperti meremehkan
"Sorry? Cuma gitu doang?"

"Emang gue kudu ngomong apa?" Jawabnya sewot.

Gean sedikit memiringkan badannya, agar bisa melihat Atha dengan jelas.
"Ya bilang, apa gitu?"

"Ah bodo amat gue. Udah cepet." Suruh Atha dan ia segera masuk ke dalam mobil Gean seenaknya.

Cowok itu hanya bisa menggeleng-nggelengkan kepalanya. 'ini mobil siapa, eh masuk duluan' gumamnya.

------

Sore ini, jalanan sedikit lenggang. Di dalam sebuah mobil, terdengar alunan musik dari radio mobil itu. Berbagai lagu berputar acak dengan sendirinya.

Cowok itu masih fokus menghadap jalanan. Tetapi, ia sering mencuri-curi pandang ke arah Atha yang sedang tertidur dengan tatapan datarnya.

'Cantik' satu kata untuk cewek di sebelahnya itu. Ia benar-benar mengagumi cewek itu. Entah dari mana hatinya terasa nyaman di dekat Atha. Padahal baru beberapa hari mereka bertemu.

'Apa gue suka sama lo, Tha?' Tiba-tiba satu kalimat itu terlintas dipikiran Gean. Cowok itu langsung menepis pikirannya itu jauh-jauh.

Tidak mungkin!

Tak terasa, mereka sudah sampai di tempat tujuan. Gean menoleh ke arah Atha, dan menepuk pundak cewek itu untuk membangunkannya. Tapi, hasilnya nihil, Atha tidak bangun-bangun. Akhirnyaaa....

"Woyy! Udah sampe!" Teriak Gean tepat ditelinga Atha. Dia terbangun dengan sangat terkejut. Menoleh ke kanan dan ke kiri bingung sambil memegangi dadanya.

"Ehhheehh..." Atha membuka matanya dan menetralkan degupan jantungnya, lalu menatap ke sampingnya dimana ada Gean di sana yang sedang menatap dirinya.

"Gak usah teriak juga bisa kali!" Bentak Atha, karena benar-benar kesal dengan Gean.

-----------------------------

Tempat ini benar-benar indah. Pemandangan yang menakjubkan, dengan suasana yang mendukung. Cahaya matahari mulai meredup, bersiap mendatangkan gelapnya malam.

Langit yang terang dan dihiasi oleh taburan bintang-bintang, menambah kesan indah di baliknya. Dia benar-benar menikmatinya.

Bahkan ia tak ingat ada cowok yang berada di belakangnya sambil bersendekap menatap dirinya. Kekesalannya pada Gean sudah terbayar oleh keindahan kota Bandung malam ini.

"Seneng?..." tanya Gean dari belakang.

Atha berbalik badan menghadap Gean yang ada di depannya. Kemudian ia memberikan seulas senyuman pada cowok itu, lalu berbicara.

"Thanks." Ujar Atha, dan hanya dijawab dengan anggukan dari Gean.

Derrtttt derrrtttt derrtttt

Gean merasakan ada benda yang bergetar disaku celananya. Yup, ponsel nya. Dilihatnya panggilan dari Evan. Dan ia segera mengangkatnya.

"Apaan?" Tanyanya, memulai pembicaraan.

"Lu dimana geblek?" Tanya Evan balik dari seberang sana.

"Napa sih?"

"Mending sekarang lu ke markas, Dito sama anak buahnya dateng." Jelas Evan tanpa ba-bi-bu.

"Ok, gue otw!" Ucapnya cepat.

Anjirrr, batin Gean.
------------

Di jalan yang sepi dan gelap bahkan hanya ada penerangan dari beberapa lampu, berdirilah sekumpulan cowok di sana. Salah satu dari mereka duduk di atas jok sepada motor ninjanya, Itu Gean.

Gean menatap sinis lawannya yang ada di hadapannya. Cowok berambut ikal itu adalah teman masa kecilnya, yang berubah menjadi musuhnya. Dia melepas helmnya dan menampakkan wajah tampannya di malam hari.

"Selamat datang musuh tersangar gue!" Sapa Kevan yang terdengar mengejek, Gean yang disapa hanya menatapnya datar.
.
.
.
.
.
Oke! Gimana nih? Maap yaaa, updatenya telat banget. Hehehe, yang penting di lanjutin kan? Karna ada yg maksa juga sihh...

Bye!


Geanatha; [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang