Seorang pemuda baru saja keluar dari mobilnya dengan pakaian sekolah yang sudah rapi. Kemudian melangkah memasuki kelasnya. Banyak para siswa yang meneriaki namanya. Dia cukup terkenal disekolahnya. Banyak siswa perempuan yang menyukainya. Siapa yang tidak suka. Tampan, kaya dan cerdas. Bagi mereka namja ini begitu sempurna. Selain itu dia juga bersikap ramah dan sopan kepada siapapun. Sikap lembutnya itu membuat sebagian namja juga menyukainya. Selain cerdas dia juga ketua osis di sekolah ini.
"Sunbae ini untukmu"ucap salah seorang hoobae menghampirinya dan memberinya sebatang cokelat.
"Gomawo"ucapnya sambil tersenyum. Yeoja itu hanya mengangguk kemudian pergi dengan langkah girangnya setelah jungkook menerima pemberiannya.
Perlu kalian ketahui walaupun terlihat sempurna jungkook tidak mempunyai teman. Orang-orang yang mendekatinya hanya menganggapnya layaknya seorang pangeran yang mendapat perlakuan istimewa dari mereka. Terkadang jungkook merasa kesal dengan mereka yang tidak bisa bersikap layaknya seorang teman. Tapi walaupun begitu ia masih bisa bersyukur, hidupnya begitu sempurna dengan kedua orang tua yang masih hidup dan selalu peduli dengannya. Yah walaupun sekarang mereka sibuk tapi mereka masih sering menyempatkan waktunya untuk menemuinya.
Sekarang jungkook memilih untuk tinggal di apartemen milik orang tuanya. Dia hanya tidak ingin mengganggu orang tuanya yang tengah sibuk. Mereka selalu pergi pagi dan pulang malam. Karena merasa kesepian jungkook akhirnya memutuskan untuk pindah keapartemennya.
Sebenarnya tidak ada perbedaan. Tinggal di apartemen juga sama sepinya seperti tinggal dirumah. Tapi setidaknya ruangnya lebih kecil dari pada ruamahnya yang seperti istana dan hanya di penuhi oleh pelayan.
Untuk hal makan jungkook tidak mengambil pusing. Ia akan makan diluar jika ia malas memasak. Sedikit-sedikit ia bisa melakukan pekerjaan rumah seperti didapur.
Setelah pelajaran selesai jungkook segera keluar dari kelasnya untuk mengisi perutnya di waktu jam istirahat. Ia memutuskan untuk pergi ke kedai ice cream yang tidak jauh dari sekolahnya. Cukup menyebrangi jalan dan setelah itu sampai. Ia sedang malas makan dikantin. Ia juga tidak cukup lapar.
Saat menyebrangi jalan tak sengaja jungkook mendengar suara mobil yang melaju kearahnya. Belum sempat menghindar jungkook merasakan tangannya di tarik oleh seseorang hingga ia berbalik dan reflek maju beberapa langkah hingga tubuhnya menabrak sesuatu. Seperti terbentur dada seseorang.
Jungkook segera melepaskan dan dapat ia lihat orang yang menolongnya dengan pakaian anehnya yang begitu tertutup dengan masker yang menutupi setengah wajahnya dan topi yang terlilit di kepalanya. Dan bisa jungkook lihat tatapan matanya yang begitu dingin.
"G-gomawo"ucapnya gugup. Orang itu telihat menakutkan, tapi walau bagaimanapun dia sudah menolongnya. Dan bisa jungkook lihat wajahnya yang kesal dan sedikit berdecak sebelum melangkah pergi. Apa rasa terima kasih belum cukup? Fikirnya ketika melihat raut wajah itu.
"T-tunggu!" Namja berhenti melangkah tanpa berbalik menunggu ucapan jungkook.
"Maukah kau menemaniku makan ice cream" namja itu menoleh dan menatap heran pada jungkook
"Aku yang traktir!" Lanjutnya. Jungkook melihat orang itu hanya diam sambil menatapnya. Diam berarti iya. Jungkook segera menghampirinya dan sedikit ragu ketika menarik tangannya untuk ke kedai ice cteam. Jungkook pikir orang itu akan menolak setelah ia melakukan ini. Lagipula ia sedikit penasaran dengan wajahnya.
Jungkook tersenyum senang ketika pesanan ice creamnya datang. Ia segera melahap ice creamnya dengan wajah senang lalu matanya tak sengaja melihat namja itu yang masih terdiam dan tidak memakan pesanannya.
"Kenapa diam saja? Kau tidak suka ice cream?"tanyaku heran.
"Kenapa mengajakku kesini?" Jungkook tersenyum simpul ketika namja itu membuka suara beratnya yang khas.
KAMU SEDANG MEMBACA
HURT : YOONKOOK (Y.K.)
FanfictionBercerita tentang keluarga yang cukup bahagia. Kekayaan, kejeniusan, dan juga keturunan menjadika mereka begitu sempurna. Namun dibalik semua itu terdapat rahasia yang di sembunyikan oleh orangtuanya. Yang jika diungkit kembali maka rasa sakit itu j...