#12

2.3K 236 1
                                    

Banyak yang suka..
Jadi makin semangat nulisnya:))






.

"Hyung!"  Jungkook berlari cepat kearah yoongi yang terkapar lemah dengan bersimbah darah di area wajahnya.  Saat ini ia berada di gudang tak terpakai dan jauh dari lalu lalang. Yoongi hanya menatapnya tak berdaya sebelum kemudian menutup matanya tak sadarkan diri. "Suga hyung."  Jungkook beberapa kali menepuk pelan pipi yoongi yang tidak sadarkan diri.  Mereka yang menyaksikan kejadian tersebut hanya bisa tertawa puas.

"Kau pintar sekali. Seharusnya dari dulu kita memancingnya dengan namja ini."  Jungkook mengepal kuat mendengar ucapan pria tersebut.

"Brengsekk!!"  Dengan gerak cepat ia memberi bogem mentah pada pria tersebut dengan brutal hingga terjadi perkelahian.  Ia tidak terima dengan apa yang dilakukan oleh mereka pada yoongi. Temannya yang melihat ikut membantu mengeroyoki jungkook.  Jungkook berusaha sekuat tenaga melawan mereka walau pada akhirnya ia kalah dan berakhir dengan dirinya yang ikut terkapar lemah dengan bersimbah darah di wajahnya  juga tubuhnya yang sekarang terikat di kursi.

"Kerja yang bagus."  Jungkook mendongak sekuat tenaga ketika mendengar suara yang tidak asing menurutnya.  Matanya menyipit ketika melihat wajah yang tak asing.

"Paman."  Lirihnya pelan.  Yang dipanggil menoleh kearah jungkook sebelum kemudian tersenyum puas melihat keadaannya.

"Oh. Jungkook."  Berjalan mendekat, ikut terduduk menyamakan posisi jungkook.

"Apa paman yang merencanakan semua ini?"  Yang ditanya terkekeh pelan kemudian menatap jungkook sinis.

"Aku sudah merencanakannya sejak awal."

"Tapi kenapa?"  Jungkook berucap nyaris seperti bisikan. Dirinya diselimuti dengan berbagai pertanyaan dibenaknya. Bagaimana bisa pamannya berbuat kelewat batas seperti ini yang bahkan ia tidak tahu dimana letak kesalahannya.

"Kau tanya kenapa?  Seharusnya kau tanya pada ayahmu kenapa aku melakukan ini."  Jungkook semakin bingung dengan ucapan pamannya.

"Paman.."

"Asal kau tahu aku sangat membenci ayahmu sampai rasanya aku ingin menghabisinya. Aku sangat membencinya karena dia merebut semuanya."  Ucap joowon.  Ingatannya kembali kemasa lalu tentang bagaimana perlakuan orang tuanya yang pilih kasih terhadap dirinya.  "Aku anak tertua. Tapi kenapa ayahmu mendapatkan tujuh puluh persen harta yang dimiliki oleh orang tuaku." 

"Paman. Tapi kau.. Kau bisa membicarakan ini baik-baik bersama ayah."

"Baik-baik? Tidak.  Aku sangat membenci ayahmu. Bahkan ibu dan ayahku hanya menyayangi ayahmu saja."  Sejak kehadiran jumyeon dalam hidupnya membuatnya nyaris seperti orang asing dirumahnya sendiri.  Ayah dan ibunya benar-benar tidak mempedulikannya.  Yang ia pedulikan hanya adiknya saja.  Saat itu ia tidak mempermasalahkannya. Ia hanya memendam dalam hati.  Tidak berani untuk marah ataupun kesal pada kedua orang tuanya.  Sampai pembagian harta yang menurutnyapun tidak adil, ia tetap diam tanpa mengelak atau tidak menyetujuinya.

Hingga pada suatu hari  ia memutuskan untuk balas dendam pada jumyeon atas sikap irihatinya. Berniat untuk menculik yoongi dan membunuhnya.  Bagaimanapun jumyeon harus merasakan apa yang namanya kesakitan.

"Tapi kenapa harus melibatkan yoongi hyung. Dia tidak tahu apapun dan tidak terlibat dalam hal ini."

"Jadi kau tidak tahu?  Dulu aku hampir menculiknya.  Kau tahu kenapa? Karena dia ada hubungannya dengan kalian."

"Kalung itu.  Hanya kau dan dia yang punya karena kalian adalah saudara." Jungkook menganalisis semua ucapan joowon sebelum akhirnya dia mengerti.

"Sudah jelas. Ah! Sayang sekali waktunya habis. Aku tidak sabar melihat kalian mati"  ucapnya sambil memegang pematik api,  menghidupkan dan mematikannya beberapa kali menunggu beberapa orang tersebut menyiram banyak minyak tanah di ruangan tersebut.

"Paman.."

"Selamat tinggal." Menjatuhkan pematik yang menyala pada tempat tersebut hingga menghasilkan api yang besar dan merambat di seluruh ruangan.  Bibirnya tersenyum puas sebelum meninggalkan tempat tersebut.

Jungkook tak mampu lagi berteriak. Tangannya tidak berdaya melepas ikatan ditubuhnya yang terasa panas akibat api yang semakin dekat.  Matanya terpejam lemah seiring dengan oksigennya yang semakin menipis.

"Yoongi hyung.."

TBC

HURT : YOONKOOK (Y.K.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang