Setelah pulang kerja yoongi merebahkan tubuhnya disofa. Sudah seminggu lamanya ia kini berada dirumahnya. Hening. Seperti itulah yang ia rasakan. Tidak seperti dulu yang biasanya dia akan bertemu dengan jungkook ditempat ini saat malam hari. Menghela nafas berat, tangannya mengambil sebatang rokok yang hendak ia nyalakan dengan api sebelum kemudian ia mengingat jieun yang melarangnya. Tersenyum tipis kemudian melempar pematik tersebut kesembarang tempat dan membuang rokoknya. Tangannya merogoh kantong mengambil lolipop membukanya sebelum kemudian mengemutnya dalam mulut. Tangannya merogoh ponsel sekedar untuk mengecek apakah ada pesan masuk atau apa. Berakhir dengan dirinya melempar ponsel tersebut kebawah.
Drrtt~
Yoongi menjatuhkan tubuhnya di sofa sebelum kemudian mengambil ponsel tersebut dan melihat layar ponsel terdapat nomor tak di kenal
tengah menelponnya."Yeobseo." Suara dari arah sebrang membuat yoongi hanya bisa diam dengan suara yang tercekat. Dirinya ingin sekali menjawabnya, namun ia tidak ingin dan tidak mau untuk berhubungan dengannya, yoongi takut jika akan menyakiti jungkook.
"Yeobseo?" Berakhir dengan dirinya menutup panggilan tersebut tanpa menjawab sepatah katapun. Mengabaikan ucapan dari sebrang telfon yang terlihat kebingungan.
.
.
.
.
Jungkook menatap benda pematik tersebut sambil matanya terus menatap dua huruf itu. "Y.K." kemudian tangannya merogoh saku mengambil secarik kertas yang terlipat sebelum kemudian membukanya. Jungkok menatap isi dari kertas tersebut.
"Semua rasa bingungmu akan terjawab jika kau menghubunginya."
Suara ketukan pintu menyadarkannya. Menoleh kearah pintu sebelum kemudian mengulas senyum lembut kearah orang tuanya. "Sudah siap untuk pulang?" Jungkook mengangguk antusias mendengarnya.
Setelah sampai rumah jungkook merebahkan tubuhnya dikasur dan bersiap untuk tidur setelah makan bubur dan meminum obatnya. Namun matanya tidak bisa tidur. Membuatnya terpaksa membuka mata sambil terduduk.
"Ada apa?" Tanya somin yang masih berada di tempat itu. Dirinya hendak menaruh nampan bekas jungkook makan ditaruh didapur. Tapi melihat anaknya terbangun dengan wajah yang gelisah juga bingung membuatnya segera mendekat dan duduk disisi ranjang.
"Eomma, apa aku amnesia? Lalu jika begitu kenapa aku masih mengingat kalian juga yugyeom temanku?"
"Eomma juga tidak tahu. Tapi kata dokter seperti itu."
"Eomma apa kau tahu seperti apa aku dulu? Apa ada sesuatu yang membuatku seperti ada masalah?" Tanya jungkook setengah frustasi membuat somin berfikir keras.
"Setahu eomma tidak ada. Tapi... Kau menceritakan tentang temanmu."
"Siapa? Yugyeom?"
"Bukan."
"Lalu?"
"Kau pernah bicara pada eomma tentang temanmu yang tidak menganggapmu. Padahal kau sangat mencintainya karena dia telah menolong dirimu. Kalau tidak salah namanya suga."
"Suga?" Somin mengangguk.
"Kau tidak mengingatnya?" Jungkook menggeleng dengan tidak pasti. Ia juga masih bingung.
"Sudahlah sebaiknya kau tidur. Jangan memikirkan hal yang berat." Jungkook mengangguk sebelum memutuskan untuk tidur. Matanya perlahan terbuka memastikan ibunya sudah keluar dari kamarnya. Kemudian mendudukkan dirinya dikasur. Tangannya mengambil ponsel kemudian mengetik nomor yang ia pegang di carik kertas. Dahinya mengerut bingung mendapati nomor tersebut sudah tersimpan dalam ponselnya dengan nama tertera.
KAMU SEDANG MEMBACA
HURT : YOONKOOK (Y.K.)
FanfictionBercerita tentang keluarga yang cukup bahagia. Kekayaan, kejeniusan, dan juga keturunan menjadika mereka begitu sempurna. Namun dibalik semua itu terdapat rahasia yang di sembunyikan oleh orangtuanya. Yang jika diungkit kembali maka rasa sakit itu j...