Bab 8

1K 101 2
                                    


Aku sama sekali tidak tahu apa alasannya dan kenapa.
Kamu dan cinta.
Kedua kata itu yang mampu membawa kebahagiaan dalam hidupku dan kedua kata itu juga mampu membuatku tersenyum sendiri seperti orang gila.

-Arunna Dwi Renanta-

****

Di kelas yang lengang, hanya ada Arunna dan Kamal duduk berdua. Setiap jam istirahat mereka selalu duduk berdua di kelas yang lengang, biasanya Kamal yang singgah ke kelas Arunna. Petikan gitar yang Kamal mainkan mampu memecahkan keheningan kelas. Dia memetik gitarnya sehingga mengeluarkan melodi yang indah didengar.

Love of my life
You hurt me
You've broken my heart and now you leave me

Arunna bernyanyi dengan merdunya mengikuti alunan gitar yang dimainkan Kamal, bahkan matanya sampai terpejam karena sangat menghayatinya.

Love of my life
Can't you see
Bring it back, bring it back
Don't take it away from me
Because you don't know, what it means to me

Bukan hanya Arunna saja yang hanyut dalam permainan gitar Kamal, bahkan Kamal juga ikut menyanyikan lagu itu bersama Arunna. Bisa dikatakan duet.

You won't remember
When this is blown over
And everything's all by the way
When I get older
I will be there by your side
To remind you how I still love you
Still love you

Mereka berdua menyanyikan lagu itu bersama sampai tuntas. Indah sekali di tambah lagi gitar juga ikut mengiringi menambah kesan keindahan lagu itu. Love of my life itu memang salah satu lagu favorit mereka berdua. Mereka sangat menyukai lagu itu, setiap istirahat pasti Kamal memainkan lagu itu dengan gitar dan mereka berdua pasti akan bernyanyi bersama.

Tidak terasa bel istirahat sudah berbunyi, guru mata pelajaran agama tidak masuk ke kelas Arunna karena sedang pergi ke provinsi mengurus hal penting, katanya. Sedangkan guru sejarah wajib tidak masuk ke kelas Kamal, beliau lebih memilih mengopi di kantin belakang sekolah daripada masuk ke kelas untuk menyampaikan materi. Katanya daripada capek-capek ngomong dan nggak didengar sama murid sekelas, bikin haus saja. Lebih baik ngopi di kantin, haus hilang perut juga kenyang.

Arunna dan Kamal masih asyik bercanda gurau di bangku Arunna. Jangan tanya kemana teman duduknya Arunna, sudah jelas dia mengungsi ke tempat duduk yang lain. Jika join, dia pasti akan menjadi nyamuk jadi lebih baik menjauh. Tidak hanya teman sebangku Arunna saja yang menjauh ketika Arunna sedang berpacaran, teman yang duduk di belakangnya juga ikut menjauh ketika melihat Arunna sedang pacaran. Tidak ingin mengganggu dan tidak ingin menjadi nyamuk, katanya.

"Eh Lidya!" Panggil Kamal, yang di panggil menoleh. "Lo tahu lipan nggak? Cukup jawab tahu apa nggak aja," seru Kamal. Lidya mengangguk, menjawab tahu.

"Wei Ajeng, lo tahu lipan nggak? Cukup jawab tahu apa nggak aja! Gak perlu lo jelasin." Yang ditanya menanggukkan kepala. "Wei Ayu, lo tahu nggak lipan itu apaan?" Ayu yang di panggil mendadak diam sejenak, berpikir, beberapa detik kemudian baru mengangguk.

Sudah tiga kali Kamal bertanya dan semuanya menganggukkan kepala 'tahu'.

"Kamu beneran nggak tahu lipan itu apaan, sayang?" Tanya Kamal, mukanya menahan tawa yang siap meledak.

Arunna menggeleng polos, "Memang lipan itu apa?"

"Ya ampun kamu itu ya," Kamal mencubit pipi Arunna gemas. "Percuma ranking satu tapi nggak tahu lipan apaan. Payah kamu."

Commissar, I Love You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang