03

59 2 0
                                    

Pameran pagi itu didatangi banyak pengunjung, lukisan-lukisan Rumi terpajang dengan indahnya. Ada satu lukisan favorit Rumi bertema “Perpisahan” lukisan itu menggambarkan hati Rumi yang baru saja berpisah dengan orang-orang yang dicintainya.

Siang itu terasa sangat melelahkan bagi Rumi, pameran hari itu ramai sekali. Henry kakak Mahen menghampirinya hendak mengajaknya ke suatu tempat.

"Rum.. Hari ini aku ingin mengajakmu ke suatu tempat"

"Kemana?"

"Hari ini aku ingin mengenalkanmu dengan keluarga baru ku, ibuku masak enak hari ini"

"Henry... Aku belum ngapa- ngapain ini, kenapa kamu mendadak sekali.." Rumi agak kesal dengan Henry.

"Gak apa-apa Rumi, biasa aja dengan ibu ku, dia baik kok Rum.."

"Bukan itu Hen.. Aku.."

"Udah.. Gak papa lah.. Santai aja.."

"Kenapa gak besok-besok saja.. Kamu nih... "

Henry hanya tertawa.

Sesampainya di rumah, Henry memencet bel. Bibi keluar membuka pintu. Rumah Henry tergolong sederhana tapi mewah, elegan.

"Duduk Rum.. " Henry mempersilahkan Rumi duduk. Ia kemudian ke belakang.

Sesaat keluarlah sosok ibu Henry. Rumi kaget setengah mati karena ternyata ibu baru nya Henry adalah Tante Rose, ibu dari Mahen.

Rumi hanya melongo kaget. Pun dengan Tante Rose.

Henry memecah suasana.

"Kenalkan buk.. Ini Rumi."

"Ow.. Ini to?" Tante Rose pura-pura baru tau Rumi. Padahal sudah kenal dekat sejak di Jogjakarta. Mahen yang mengenalkan Rumi ke ibu nya.

"Tante.." balas Rumi sambil mencium tangan Tante Rose

"Cantik sekali ya cewekmu Henry.. " puji ibu Henry

"Ayo sini-sini duduk. Bagaimana tadi kegiatan di kampus?" Tanya Ibu Henry

"Alhamdulillah pamerannya, berjalan lancar" jawab Rumi sambil tersenyum

Henry mengangkat telpon, ada telpon dari temannya.

Tante Rose masih tidak percaya. Gadis cantik di depannya adalah Rumi, pujaan hati anak kandungnya Mahen. Begitupun dengan Rumi. Ia hanya bengong, karena tidak tau harus berkata apa? Ingin ia menanyakan tentang Mahen tapi tidak tau harus memulainya dari mana.

Bel rumah berbunyi. Ada tamu pikir Tante Rose.

Ternyata Mahen pulang.

"Udah pulang nak? Bagaimana kuliahnya?"

Belum sempat menjawab Mahen kaget melihat Rumi ada di ruang tamu, tapi ia diam saja tidak menyapa. Mata mereka bertemu, Rumi juga hanya terdiam. Mahen kaukah itu. Kenapa dunia ini sempit dan rumit.

Ada perasaan guncang di hati Mahen. Henry mengenalkan Rumi pada Mama. Ia sangat tidak menyangka, 5 tahun aku tidak berjumpa denganmu, dengan bodohnya ku masih mengingatmu dan mengharapkanmu tapi sekarang kau sudah bahagia dengan orang lain Rumi.

Mahen langsung menutup pintu kamar dengan perasaan campur aduk. Kenangan tentang Rumi tidak akan pernah hilang.

RUMI : Cinta Lama Yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang