09

33 2 0
                                    

Setelah membaca surat itu HP Rumi berdering, Henry memanggil.

"Rum, dimana? Aku sudah menunggu mu di luar kampus."

"aku di taman, ini otw kesana." balas Rumi.

Henry membuka pintu mobil, mempersilakan Rumi masuk.

"Em.. hari ini aku mau mengajak mu ke suatu tempat." Henry memulai pembicaraan.

"kemana?"

"ada deh, nanti kamu juga tau."

Rumi hanya menurut saja dengan Henry.

Mobil henry belok ke arah toko butik dan memakirkan mobilnya. Rumi masih bertanya-tanya apa yang akan Henry lakukan disini.

"Mau ngapain kita Henry?" Tanya Rumi

"besok ada perkumpulan keluarga besar di kedubes RI di Belanda. Aku ingin kamu datang bersamaku."

"hah? Maksudmu?"

"iya Rumi, aku ingin memperkenalkanmu ke keluargaku di belanda, partner papa, dan kawan-kawanku dari Indonesia."

"Aduh aku malu Henry. Kamu apa-apa an coba."

"tidak apa-apa Rum, mereka semua baik kok."

"tapi, aku"

"udah.. ayo masuk." Henry memegang tangan Rumi mengajaknya masuk butik.

Hari itu Rumi dibelikan dress yang sangat bagus oleh Henry. Cantik sekali kamu Rum batin Henry.

***

Sore itu mama mengetuk kamar Mahen. Mama ingin Mahen ikut serta dalam family gathering ayahnya.

"hen..mahen" panggil mama sambil mengetuk pintu.

"iya ma, ada apa ma?" Mahen membuka pintu.

"Nanti malam kamu ikut ya, kamu harus ikut."

"mahen tidak ikut ma, mahen di rumah saja."

"Heh.. kenapa anak mama ini, ikut ya."

"tidak, mahen di rumah saja"

"hadeh, ayo lah hen, sekali saja kamu hargai mama."

Mahen tau setelah ini Rumi benar-benar menjadi milik orang lain.

Maafkan aku menulis surat murahan itu. Robeklah, bakarlah. Anggap kamu tak pernah membaca nya.

RUMI : Cinta Lama Yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang