05

51 2 0
                                    

Sudah seminggu Mahen tidak ingin berbicara dengan siapapun. Mama nya bingung harus berbuat apa agar anaknya ini mau bicara dan berkumpul dengan keluarga seperti biasanya. Mama nya selalu meminta Henry untuk mengajaknya bicara. Semenjak di Belanda Mama sangat jarang melihat mereka berdua ngobrol. Mahen yang dingin dan kakaknya yang gengsi memulai pembicaraan membuat mereka susah bersatu.

"Hy, bro, kamu kenapa diem aja, main basket yuk". Henry mengajak saudara tirinya itu untuk bermain basket di lapangan dekat komplek perumahan mereka.

" aku sedang sibuk." balas Mahen dingin.

"dari kemarin aku lihat kamu termenung. Nanti kesurupan lo. Hehe.." kakaknya mencoba bercanda.

"tidak, aku tidak apa-apa."

"lukisan mu bagus-bagus ya.. hm.. jago juga kamu." puji Henry sambil melihati lukisan-lukisan Mahen yang terpampang di kamarnya.

"biasa aja masih banyak yang lebih bagus." balas Mahen.

"wah kamu berbakat ya. Oya, kamu kenal dengan mahasiswa dari Indonesia gak? Namanya Rumi, ia juga aktif di galeri seni."

"kenal. Memangnya kenapa?"

"sudah 3 hari ponselnya tidak bisa dihubungi. Apakah kamu melihatnya di kampus kemarin?"

"Jarang."

"kakak mencintai dia Mahen, tetapi entah kenapa akhir-akhir ini dia dingin kepadaku. Apakah kamu bisa membantu kakak untuk bertemu dengannya?”

"mungkin dia sibuk, banyak kegiatan di kampus. Sudah berapa lama kakak mengenal Rumi?"

"Sudah lama."

"Kakak pacaran?"

"Ya begitu lah, dia wanita yang berbeda Hen, dia susah didapatkan. Tapi akhirnya dia membalas cinta kakak. Oya.. kamu gimana di Belanda. Tidak adakah gadis yang kamu sukai? Hehe.. ayolah bro, disini banyak cewek cantik."

Mahen hanya terdiam, dia memikirkan bahwa Rumi benar-benar sudah tidak mencintainya lagi. Ingin rasanya Mahen berteriak, ia tidak terima kenapa ia harus bertemu dengan Rumi lagi. Mungkin ia bisa melupakan Rumi perlahan jika seandainya ia tidak ke Belanda.

"hy bro, kamu gak papa?" Henry mencoba memecah keheningan.

"tidak, aku tidak apa-apa!!" Mahen beranjak pergi.

***

Malam itu papa pulang dari dinas di luar negeri. Papa ingin menghabiskan waktu malam itu bersama keluarga nya. Mama dan Henry sudah bersiap untuk makan malam.

"mahen kemana ma?" tanya Papa

“Maheeen.. hen.. turun nak."
mama nya memangil mahen meminta nya turun untuk makan bersama di tempat makan.

"Iya ma." Jawab Mahen akhirnya turun juga.

"anak-anak kita ganteng-ganteng ya ma." Puji papa memulai pembicaraan.

"bagaimana kuliahnya mahen? Papa dengar kamu ikut pameran lukisan minggu depan di Kedubes?"

"Iya pa, Alhamdulillah.."

"jangan salah lo pa, lukisan Mahen keren-keren pa di kamarnya." puji Henry.

"oya,, nanti papa bikinkan galeri lukis khusus Mahen di rumah ini, kemarmu terlalu sempit untuk menampung  lukisan-lukisanmu."

"Tidak perlu pa, lukisan Mahen tidak banyak kok." balas Mahen.

"ah, tidak apa-apa ya ma. Oya, di Amsterdam sering ada kompetisi lukis. Ikutlah jika kamu berminat.”

"iya pa, pasti."

"okey, kita berdoa dulu ya." papa memimpin doa sebelum makan.

Di tengah makan malam itu. Papa menyinggung mengenai hubungan Henry.

"Hen, gimana, kapan papa dan mama menggendong cucu?"

"hehe.. papa bisa aja." balas Henry

"Lo, iya kan ma.. haha, papa dan mama nungguin lo."

"doakan saja pa, sesegera mungkin Henry bisa meminang Rumi."

"amiin, sekali-kali diajak main ke rumah dong. Secantik apa pacarmu?”

“kemarin ia sudah Henry ajak main ke rumah pa, tapi papa sedang dinas di luar."

"oya, kenapa mama mu tidak cerita?" balas papa sambil melirik mama yang duduk di sampingnya.

"hehe. Cantik pa pacarnya. Dia mahasiswa s2 jg, tu satu kampus sama Mahen." Balas mama

"Siapa dulu dong. Henry gitu.. Hehe.." Henry melirik ke mama nya sambil tersenyum.

Mahen yang tidak enak hatinya hanya terdiam. Ada perasaan cemburu di hati Mahen. Ia lantas ijin pergi meninggalkan meja makan, padahal ia baru saja makan 3 sendok.

"pa, ma, mahen ijin keatas dulu."

"Lho, kenapa, makananmu kan masih banyak hen?."

"Mahen sudah kenyang ma." Balas Mahen.

Mama nya baru tersadar bahwa Mahen masih belum terima mengenai status Rumi yang menjadi kekasih kakaknya. Karena Rumi adalah gadis yang membuat Mahen tidak bisa tidur siang dan malam selama 5 tahun di Indonesia dulu. Mahen tidak bisa menerima wanita lain yang mencoba hadir di kehidupannya termasuk Kinanti. Wanita yang melamarnya waktu itu.

RUMI : Cinta Lama Yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang