Dibalik Hari Minggu

2.1K 86 22
                                    

Hari minggu adalah hari yang paling dinanti-nati oleh semua orang, terutama bagi pelajar seperti Candy. Hari dimana dia bisa bermalas-malasan tanpa harus memikirkan pelajaran yang membuat otaknya harus bekerja ekstra.

Gadis itu memilih membaca novel untuk menghabiskan waktunya. Duduk di dekat jendela kaca dan menikmati kue coklat kesukaannya.

Untuk sebagian remaja mungkin kegiatan itu sangatlah membosankan. Mereka lebih memilih menghabiskan akhir pekan dengan bersenang-senang dan berbelanja di mall.

Namun bagi Candy membaca novel dan melamun adalah kegiatan yang paling ia sukai. Bukan tanpa alasan dia menyukai kegiatan itu. Menurutnya menyendiri adalah cara terbaik agar ia tidak tersakiti.

Dulu Candy adalah gadis yang periang. Namun semenjak kejadian yang membuatnya terluka, dia menjadi sosok gadis yang pendiam dan banyak menghabiskan waktu dengan menyendiri. Meratapi nasib dan kisahnya yang selalu berujung pada air mata.

Mungkin untuk beberapa waktu lalu, minggu adalah hari yang selalu ia rindu. Hari dimana canda dan tawa akan selalu tercipta disetiap langkah kakinya.

Flashback On

Drrrtttttt

Bunyi ponsel membangunkan Candy dari tidurnya. Dengan mata yang masih setengah terpejam ia mengangkatnya tanpa melihat nama si penelfon.

"Selamat pagi.."  sapa orang di seberang telfon, tanpa melihat namanya pun Candy sudah hafal dengan suaranya. Suara yang selalu ingin Candy dengar setiap waktu.

"Hmmm pagi.. "

"Kok lemes? Padahal gue mau ngajakin lo jalan, tapi kalau emang lo sakit mending lo istirahat aja"

Mata Candy langsung berbinar mendengarnya. Tanpa pikir panjang dia langsung menjawab ajakan lelaki itu

"Eh enggak kok, gue nggak sakit. Cuma tadi baru bangun tidur aja makanya lemes. Yaudah gue siap-siap dulu ya.. Bye" sambungan diputus secara sepihak oleh Candy. Dengan gerakan kilat gadis itu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tidak butuh waktu lama untuk Candy mandi. Sekarang dia sedang berdiri di depan lemari yang penuh dengan baju. Dengan jeli tangannya menelusuri setiap isi lemari tersebut.

Candy memandangi pantulan dirinya dalam cermin yang terbalut dres selutut dengan warna putih dan pita dengan warna senada yang menggantung di rambutnya yang tergerai. Cantik hanya kata itu yang mampu melukiskan sosok Candy saat ini.

Tokk.. Tok.. Tokk

"Non ada yang nyariin, katanya temen sekolahnya non" ucap pembantunya. Candy memang hanya tinggal dengan bi inem, asisten rumah tangga sekaligus pengasuhnya waktu kecil. Kedua orang tuanya selalu sibuk bahkan dihari libur seperti sekarang. Tipikal orang tua yang selalu haus dengan harta.

"Iya bi, tunggu sebentar"

Dengan langkah gontai Candy menuruni tangga menuju ke lantai satu yang memperlihatkan seorang lelaki tampan yang sedang menunggu di ruang tamu. Lelaki tampan dengan kemeja bermotif kotak-kotak yang memberi kesan cool pada dirinya.

Senyumnya perlahan mengembang melihat Candy yang berjalan menghampirinya. Matanya tak henti menelusuri tiap inci wajah Candy yang terlihat begitu manis.

"Cantik banget mau kemana neng? " godanya, yang langsung mendapat tatapan sinis dari Candy.

"Mau ketemu sama tukang gulali." jawabnya ketus.

"Hei jangan ngambek dong, kan gue cuma bercanda. Yuk cabut, ntar keburu siang."

Tanpa permisi lelaki itu menggandeng lengan Candy, membuat sang empu mengulum senyumnya.

Ternyata lelaki itu mengajaknya ke sebuah taman di pinggiran kota. Taman itu sangat asri dan tampak ramai mengingat hari ini adalah hari libur. Kebanyakan yang datang adalah muda mudi yang sangat jelas adalah sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta.

Mata Candy berbinar begitu melihat penjual permen kapas warna warni kesukaannya. Selain penggemar coklat gadis itu juga penggemar permen kapas dan lolipop.

"Kak gue mau itu.. Beliin ya.. Please." rengeknya dengan memasang puppy eyes yang membuat siapapun tidak tega untuk menolak permintaannya.

"Dasar anak kecil.. Masih aja suka permen" kekehnya geli.

Setelah mengantri cukup lama, akhirnya Candy bisa mendapatkan permen kesukaannya.

"Kalau kayak gini terus bisa-bisa Candy tambah gendut, nanti kalau Candy kayak bolo-bolo gimana? " ucapnya dengan wajah sepolos mungkin.

Lelaki itu tidak bisa menahan tawanya. Tapi tiba-tiba dia menatap Candy tepat di kedua matanya.

"Gue suka sama lo apa adanya. Nggak peduli mau badan lo kayak bolo-bolo atau apalah itu. Yang jelas gue jatuh cinta sama hati lo bukan fisik lo"

Flashback off

Candy tersenyum kecut saat mengingat masa-masa itu. Perlahan air mata mulai turun, membasahi kedua pipinya, menimbulkan isakan yang memecah keheningan dan membuka kembali luka lama yang mati-matian ia lupakan.




Hujan Dipenghujung NovemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang