Kenyamanan Peredam Kesedihan

1.2K 56 5
                                    

Bel istirahat berbunyi nyaring di setiap sudut sekolah membuat semua siswa berhamburan keluar dari kelasnya menuju kantin.

Candy meletakkan kepalanya di atas meja dan memejamkan matanya rapat-rapat. Dia merasa benar-benar tidak enak badan hari ini.

"Can, lo nggak ke kantin?" tanya Mita yang hanya mendapat gelengan kepala dari Candy.

"Lo kenapa Can? Lo sakit ya?" ucap Lea panik melihat wajah Candy yang pucat.

"Gue nggak papa, cuma sedikit pusing." ucap Candy menenangkan kedua sahabatnya.

"Mending lo istirahat di UKS aja." ucap Mita memberi saran yang langsung disetujui oleh Candy.

Mereka bertiga berjalan menuju UKS. Mita dan Lea berjalan dengan mengapit Candy. Sesampainya di UKS Candy membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.

"Kita ke kantin dulu ya Can, lo istirahat aja disini. Lo mau titip sesuatu?" ucap Lea dan lagi-lagi hanya mendapat gelengan dari Candy.
Setelah cukup lama berbaring di UKS, Candy memutuskan untuk pulang ke rumah. Kepalanya terlalu pusing untuk mengikuti pelajaran.

Sebelum pulang Candy meminta izin kepada guru yang mengajar di kelasnya. Melihat keadaan Candy yang tidak begitu baik, akhirnya Candy pun diizinkan untuk pulang lebih awal.

Candy menaiki taksi menuju rumahnya. Gadis itu memejamkan matanya dan bersandar di kursi penumpang.

Baru saja Candy mau melangkahkan kakinya ke dalam rumah, perdebatan sengit terdengar antara kedua orang tuanya.

"Kalau aku tidak bisa menjadi istri yang baik, kenapa kamu tidak hidup dengan wanita selingkuhanmu yang jauh lebih baik itu? " suara Anita terdengar sedikit parau.

"Baiklah kalau memang itu yang kamu mau. Silahkan kamu angkat kaki dari rumah ini."

Candy benar-benar sudah tidak kuat mendengar perdebatan antara mama dan papanya. Gadis itu berlari menjauh dari rumahnya, tidak peduli pada kondisi tubuhnya yang sedang sakit.

Air mata terus mengalir bersamaan dengan peluh yang membasahi pipinya. Wajahnya yang putih semakin pucat dan lesu. Hatinya benar-benar sakit, Candy tidak percaya keluarga kecilnya yang dulu harmonis sekarang mulai retak dan sebentar lagi akan hancur.

Gadis itu terus berlari tanpa tahu arah yang ia tuju, tapi kemudian dia sadar kakinya melangkah menuju padang ilalang yang pernah ia singgahi bersama Galang.

Candy berpikir mungkin ini adalah tempat yang tepat untuk menenagkan diri. Gadis itu terus berjalan hingga langkahnya terhenti tepat di bawah pohon di tengah-tengah padang.

Candy  memeluk lututnya sambil membenamkan wajahnya disana. Gadis itu terus menangis sampai sebuah tubuh kekar mendekapnya. Candy mengangkat wajahnya dan betapa terkejutnya gadis itu melihat Galang mendekap tubuhnya.

"Nangis aja kalau mau nangis, gue akan tetep disini buat nemenin lo." ucapnya halus.

Candy tidak menanggapi perkataan Galang, dia membenamkan wajahnya di dada bidang Lelaki itu dan melanjutkan tangisannya. Tangan kekar milik Galang perlahan mengusap lembut pucuk kepala Candy, mencoba menenangkan gadis itu.

Setelah beberapa saat Galang melepaskan pelukannya dan menatap Candy yang mulai tenang dan berhenti menangis.

"Kok lo bisa ada disini? Inikan masih jam sekolah." ucap Candy sesenggukan.

Hujan Dipenghujung NovemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang