Bukan pelangi yang aku janjikan setelah badai di hatimu, tapi persinggahan untuk melabuhkan perasaanmu.
—Galang Adelardo—
***
Candy berjalan menyusuri jalan yang akan membawanya menuju sekolah. Pagi ini ia berangkat tanpa Galang, lelaki itu masih belum menampakkan batang hidungnya dari kemarin. Ada sedikit rasa gelisah di hati Candy, tapi ia berusaha menepisnya dengan bersikap biasa saja.
Semakin Candy berusaha mengalihkan pikirannya, semakin ia gelisah akan kabar Galang. Tidak biasanya Galang menghilang tanpa kabar seperti ini. Candy takut kejadian di masa lalunya terulang lagi, ia tidak mau kehilangan untuk yang kedua kali.
Setibanya di kelas Candy langsung menghampiri kedua sahabatnya yang tengah melakukan rutinitas paginya. Rutinitas yang selalu mereka lakukan kalau sudah berkumpul bersama teman-temannya. Yap, MENGGOSIP!
"Ehm." Candy berdeham pelan untuk mengalihkan perhatian kedua temannya.
"Eh elo Can, sini-sini kita lagi bahas cogan dari tim basket SMA sebelah nih!" celetuk Lea dengan antusias.
Candy mengambil posisi di sebelah Mita, sedangkan Lea duduk di bangku yang ada di depan mereka. Bangku itu sengaja ia putar menghadap ke belakang agar mereka lebih leluasa untuk menggosip.
"Emm gue boleh nanya ga?" ucap Candy sambil memperhatikan kedua temannya.
"Yaelah Can, lo mau tanya aja pake izin dulu. Kayak sama siapa aja!" omel Mita karena jengah dengan sikap canggung Candy."Tau tu! Kayak kita baru kenal aja!" sahut Lea ikut menimpali.
"Iya, iya maaf. Emm kemarin kalian liat anak basket pada latihan ga?" ucap Candy berusaha mengorek informasi dari kedua temannya.
"Kenapa emang?" tanya Lea curiga.
"Jangan bilang lo mau nanyain kak Galang?!" ucap Mita, seakan tahu arah pembicaraan Candy.
"Beneran? Lo mau nanyain kak Galang?! Eh, bentar deh! Kok lo nanyain kak Galang ke kita, emang dia ga ngabarin lo?" ucap Lea sambil menunjukkan ekspresi seperti orang yang sedang berpikir keras.
"Jadi gini, dari kemarin Galang sama sekali ga ngabarin gue. Yah, gue takut aja kalau terjadi sesuatu. Makanya gue tanya ke kalian, siapa tahu kalian punya informasi gitu." jelas Candy.
"Ciee ada yang kangen nih!" ucap Lea dengan semangat empat lima.
"Ih apaan sih!" sergah Candy dengan ekspresi yang ia buat-buat untuk menutupi rona merah yang mulai muncul di pipinya.
Obrolan mereka terhenti saat bel masuk berbunyi dengan nyaring. Tak lama kemudian, guru biologi yang diketahui bernama bu Tina memasuki kelas X IPA 1.
Saat Candy tengah asyik mencatat pelajaran yang sedang di jelaskan oleh bu Tina. Tiba-tiba sebuah gumpalan kertas dengan mulus mendarat di bagian belang kepalanya. Refleks, Candy melihat kebelakang untuk mencari sang pelaku yang tak lain adalah Lea.
Candy mengambil gumpalan kertas itu setelah mendapat instruksi dari Mita untuk membacanya. Dengan malas Candy membuka dan membaca isi surat kaleng tersebut.
Nanti pulang sekolah lo harus ikut kita jalan. Ga ada penolakan!
Candy menatap kedua temannya dengan ekspresi meminta penjelasan. Mita membalas tatapan Candy hanya dengan mengedikkan bahunya sedangakan Lea cengengesan sendiri melihat ekspresi Candy yang mirip orang bingung.
***
Sepulang sekolah Candy hanya pasrah untuk di bawa kemanapun oleh kedua temannya. Awalnya Candy memang bingung, tapi dia enggan untuk bertanya lebih jauh karena kedua temannya tetap tidak akan memberitahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Dipenghujung November
Teen FictionTidak semua kisah akan berakhir bahagia, tetapi tidak semua kisah akan berakhir dengan derai air mata. Romansa, air mata canda dan tawa yang selalu datang silih berganti tanpa terhenti. Kepada hujan yang selalu menyimpan kenangan disetiap kehadiran...