Sepertinya hari ini adalah hari tersial bagi Candy, setelah inseden tabrak menabrak yang membuatnya harus berurusan dengan Galang dan sekarang dia terpaksa harus berjalan kaki karena mamanya tidak bisa menepati janji untuk menjemputnya.
Candy menyusuri jalan sambil bergumam pelan. Menyenandungkan lagu-lagu kesukaannya.
Gadis itu terlonjak kaget saat tubuhnya terkena cipratan dari kubangan air yang ada di pinggir jalan. Seragamnya saat ini benar-benar kotor oleh lumpur yang bercampur dengan air.
Refleks gadis itu menoleh untuk melihat sang pelaku. Seketika amarahnya meledak begitu melihat lelaki dengan motor ninja merah yang sepertinya tidak asing baginya.
Itu adalah Galang. Cowok brengsek yang tadi menabraknya dan enggan untuk mengucapkan kata maaf.
"Woy! Punya mata nggak sih lo. Lo itu sebagai pengendara harusnya menghormati pejalan kaki. Lo sengajakan ngelewati kubangan air itu, biar gue basah? " ucap Candy penuh amarah.
"Sorry, gue nggak ngeliat lo tadi. Abis badan lo kecil sih." jawabnya santai.
"Disaat kayak gini lo masih sempet-sempetnya ngeledekin gue? Lo itu punya hati nggak sih? "
"Punya. Kenapa lo mau daftar jadi pengisi hati gue? "
Candy benar-benar tidak habis pikir dengan cowok ini. Memang dia itu tampan, tetapi otak dan kelakuannya seperti orang yang kurang belaian.
"Gue nggak lagi bercanda ya. " Ucap Candy serius. Rasanya ingin sekali Candy mencakar lelaki dihadapannya ini.
"Gue juga nggak bercanda kok, kalau emang lo mau daftar tinggal ngomong aja, nanti gue pertimbangin. " ucap Galang santai seperti tanpa beban.
"Nggak usah, makasih! Gue mending jomblo daripada harus pacaran sama lo! " ucap Candy sarkastis.
"Lah emang siapa yang ngajakin lo pacaran. " tanyanya dengan wajah sok polos yang membuat Candy ingin muntah.
Candy terjebak dalam kata-katanya sendiri. Gadis itu tampak gelagapan menjawab pertanyaan Galang barusan. Wajahnya saat ini benar-benar sudah seperti kepiting rebus.
"Tau ah. " jawab Candy, lalu dia berlalu meninggalkan Galang.
"Candy! "
Candy nampak tidak menghiraukan panggilan Galang dan terus berjalan sambil menggerutu sebal. Tiba-tiba tangan kekar Galang menahan lengannya.
"Sorry, gue tadi bener-bener nggak sengaja. "
"Hmm. "
"Sebagai gantinya gantinya gue akan ngenterin lo pulang. " ucapnya datar hampir tanpa ekspresi.
"Nggak usah! Gue bisa pulang sendiri. " ketus Candy.
"Gue cuma mau nebus kesalahan gue kok. Kalau lo nggak mau ya udah. "
"Jangan kira gue bakal luluh dengan tampang sok polos lo itu. Gue tetep nggak mau! Udah sana pergi, gue mau balik. "
"Yaudah terserah lo. Yang penting gue udah minta maaf. Padahal jarang lo gue nawarin cewek buat gue anter. "
"Terus gue peduli gitu?"
"Jangan galak-galak entar lo naksir lo sama gue. "
Kesabaran Candy benar-benar habis saat ini. Gadis itu tidak ingin berlama-lama lagi berurusan dengan cowok gila satu ini, dia ingin cepat-cepat pergi dari tempat ini.
Baru selangkah Candy ingin pergi, Galang menarik lengannya lagi. Kali ini Galang membawanya menuju motornya.
"Naik! " perintahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Dipenghujung November
Teen FictionTidak semua kisah akan berakhir bahagia, tetapi tidak semua kisah akan berakhir dengan derai air mata. Romansa, air mata canda dan tawa yang selalu datang silih berganti tanpa terhenti. Kepada hujan yang selalu menyimpan kenangan disetiap kehadiran...