House -Namjoon

1.8K 157 6
                                    

Ckrek!

Aku mengangkat tangan menutupi wajah, tapi terlambat, dia sudah menekan tombol kamera-nya.

Mendengar tawa lepas-nya, membuatku menghela nafas.

"~~Namjonnieeeeeee."

Dia mengangkat kamera-nya dan cekrek!,memotretku lagi.

Tiba-tiba aku merasa ada sepasang mata
memperhatikan kami,

Aku menoleh ke belakang dan melihat siluet tinggi seperti laki-laki berdiri di balik pohon. Tali kamera mengalung di leher-nya, bersiap memotret kami.

Cepat-cepat kutarik tangan Y/n dan membawanya pergi dari situ sambil menutupi wajah.

[]

"Kenapa? Ada apa?" tanya Y/n.

"Ada wartawan," jelasku sambil terus berlari mencari tempat sembunyi.

Ketakutan menghinggapiku saat ini. Namaku akan menghiasi majalah dengan siluet Y/n  di sampingku.

Aku mengangkat ponsel-ku dan mendekatkannya ke telinga.

"Jin-hyung, aku butuh bantuanmu!"

"Kau di mana?"

"Kau ini b*odoh atau gimana? Pakai saja GPS!"

Sambungan telpon diputuskan sepihak oleh Jin-hyung, tapi aku tidak mempermasalahkannya, aku justru sibuk memimirkan hal lain; mencari tempat untuk bersembunyi.

Ada. Sebuah rumah kecil berbahan kayu rapuh yang tampak tak berpenghuni. Aku menarik Y/n ke sana.

[]

"Kau yakin? Ini seperti rumah angker yang biasanya ada di film-film," kata Y/n sambil merepet  ke tubuhku dan memandangi rumah itu dari luar.

"Aku yakin."

"Aku tidak."

Aku mengalihkan wajah ke arahnya dan menatapnya sorot semeyakinkan yang kumampu.

Tapi tidak berhasil karena dia justru menggelengkan kepalanya.

"Kita keluar," katanya, hampir seperti memohon.

"Ayolah, Y/n.." aku menariknya---sedikit memaksa---masuk lebih ke dalam rumah itu, dan dalamnya sama sekali tidak seburuk yang dipikirkannya.

BLAM!

Pintu mendadak menutup dengan keras.

"Kubilang juga apa," kata Y/n. "Kita keluar dari sini sekarang juga, kumohon.." dia menangis.

"Tolong jangan pikirkan apapun yang buruk tentang rumah ini, ini tidak seburuk itu, percayalah."

Dia menggelengkan kepalanya lebih keras, dan bersamaan dengan itu, lampu menyala dan mati berkali-kali.

"Hanya karena lampu di rumah ini rusak, jangan khawatir," kataku menenangkan.

Y/n tiba-tiba menolehkan kepalanya ke arah lorong dapur, lalu mendadak memelukku---tangannya mencengkeram pundakku dan wajahnya menempel di dadaku, membuat kaos bagian dadaku basah karena air matanya yang makin deras, seakan matanya sedang membuat air terjun.

Aku tidak masalah dengan itu, yang kupermasalahkan justru tingkah aneh-nya.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, percaya padaku."

Y/n tidak mengangkat wajahnya dari dadaku, jadi aku melakukannya sendiri. Kucium keningnya setelah beberapa saat diam meniknati wajahnya yang, kau tahu, cantik sekali.

Kukeluarkan ponsel dari saku celana dan menyalakan senternya, lalu melangkah perlahan menuju dapur.

"Apa kau akan meninggalkanku sendirian di sini?"

Aku tidak membalasnya, bahkan tidak juga menoleh ke arahnya, hanya terus melanjutkan langkahku.

"Kau tidak bisa meninggalkanku begitu saja. Kau gi- aaaaaaaaaaaa!!!"

Aku berbalik dan mengarahkan senter ponsel-ku ke arah tempat Y/n---tadinya---berada.

Dia tidak lagi di sana.

To be continued... :P

Spring BTS ImaginesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang