WH (2) -Taehyung

1.7K 152 9
                                    

Dia tersenyum padaku. Senyum yang entah mengapa membuatku merasa hanya aku yang pernah dan akan mendapatkannya.

Dia lalu turun dari mobil-nya dan berjalan ke arah pintu di sebelahku duduk, membukakannya. Manis sekali...

Aku turun dan melompat ke arahnya. Dia spontan menangkapku, jadi aku tidak jatuh.

"Di mana ini?"

"Pelabuhan," jawabnya.

"Bukan bandara?" tanyaku lagi.

"Kau berharap berada di bandara?" tanyanya balik.

"Aku suka melihat langit."

Taehyung mendekatkan wajahnya dan mencium bibirku singkat.

"Langitku ada di matamu."

Aku memukul dadanya. "Gombal!"

"Aku jujur."

"O ya?" tanyaku tak percaya.

"Sebenarnya tidak," jawabnya, "kau Y/n-ku, bukan langitku."

Entah mengapa aku tersipu, jadi aku menundukkan kepala untuk menyembunyikan senyumku.

"Kalau kau suka langit, aku lebih suka bumi." Perkataan membuat keningku mengkerut. "Kau tahu kenapa?"

Aku menggeleng.

"Karena bumi, tempatmu berpijak. Di langit tidak ada makhluk seindah kamu."

"O ya? Bukannya di langit ada bidadari?"

Kali ini dia yang menggeleng. "Memangnya bidadari itu lebih cantik dari kamu?"

Aku mendengus, mulai muak dengan semua gombalan ini.

PIIIIIPP!!

Mataku dan mata Taehyung membulat.

"Kapalnya!!"

[]

Aku menyandarkan kepalaku pada bahu Taehyung. Kami ditinggalkan kapal karena terlalu sibuk mengobrol. Salah kami juga, sih...

Kami masih di kawasan pelabuhan karena terlalu malas memindahkan diri dari area ini. Orang-orang pemalas.

"Hei, Y/n," panggilnya.

"Emm," aku menyahut malas.

"Tutup matamu," suruhnya. Bukannya menuruti, aku malah mengerutkan kening.

"Untuk?" tanyaku.

Hening...

Karena dalam beberapa detik yang agak lama dia tidak menjawab, aku pun membuka mata.

"Taehyung?"

Tidak ada Taehyung di mana-mana.

"Kau bilang kau akan membawaku kabur dari orangtuaku, tapi kau malah pergi sendirian!!"

Aku mulai menitikkan airmata karena aku benci ditinggal sendiri, apalagi ditinggal tiba-tiba tanpa pemberitahuan macam ini. Ini benar-benar menjengkelkan!

"Hei, siapa bilang aku pergi sendirian? Aku di sini." Aku menoleh ke belakang ke arah asal suara.

"Kau pernah menyebutku sebagai kuda putih, 'kan?" tanyanya. "Sekarang, aku membawanya,

"Akulah pangeran kuda putih, wahai Sang Putri.."

Dia duduk dengan gagah di atas kuda putih, yang anehnya, bersayap.

"Aku mimpi," kataku tak percaya.

"Terserah apa katamu. Naiklah." Dia mengulurkan tangannya padaku dan membantuku naik.

Aku naik dengan bantuannya.

Kulingkarkan tangan di di pinggangnya dari belakang. Dia mengokang tali kudanya

"Aaaaaa!!" Aku memeluknya lebih erat karena tiba-tiba saja kami terbang.

"Kau suka langit, dan kau mau kabur, 'kan? Akan kubawa kau kabur ke tempat impianmu."

[]

Apa ini?? Bwahahahaha

Gimana? Gimana?

Spring BTS ImaginesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang