X -Suga

11.4K 574 67
                                    

Aku bukan penonton yang berteriak pada mereka yang sedang menampilkan penampilan hebat di atas panggung.

Aku bukan mereka yang bisa mengeluarkan uang untuk melihat penampilan BTS atau bahkan mereka yang beruntung bisa mengambil foto dengan para laki-laki tampan itu.

Tapi, aku adalah orang yang jauh lebih beruntung dari mereka. Dari para gadis itu.

Aku, the make-up artist of BTS. Akulah yang bisa setiap hari menyentuh mereka. Bukan hanya itu, aku juga yang memakaikan baju mereka setiap kali mereka akan tampil. Sudah ribuan kali aku melihat abs Jimin dan abs yang lain yang mulai terbentuk.

Tapi, sejak aku resmi menjadi pacarnya Suga, yaitu sebulan yang lalu, pipiku selalu memerah dan bibirku selalu tertarik ke atas saat memakaikan baju pada pria itu.

Wajahnya dari dekat... kau tahu? Terlalu manis untuk diungkapkan dengan kata-kata.

Dia pernah bilang saat dia bermain piano di salah satu perform I Need U, "Aku membayangkan wajahmu di sana, aku membayangkan kau ada di depan piano dan tersenyum karena permainanku menakjubkan.".

Aku tersipu tiap kali mengingatnya.

Namun aku juga sedih tiap kali ingat bahwa aku tidak boleh menunjukkan diriku sebagai kekasih Suga BTS pada khalayak umum. Aku harus terus berpura-pura bahwa aku bukan siapa-siapa, baik bagi Suga ataupun member BTS yang lain.

Bagi mereka yang berteriak di luar sana, aku hanyalah tukang rias BTS. Dan harus terus begitu.

Tapi bukan berati aku tidak bahagia jadi kekasih Suga, jadi kekasih orang yang saat ini sedang kubersihkan pakaian yang sedang dipakainya dari debu yang menempel. Aku sangat bahagia bisa memiliki pria ini.

"Y/n," dia memanggilku.

Aku tersenyum padanya. "Apa, Shu?"

"Apa aku terlihat seperti anime dengan gaya rambut seperti ini?"

Aku ingin tertawa mendengar pertanyaannya.

"Nope, you look like my boyfriend," jawabku.

Tiba-tiba dia mencium keningku.

"Kau selalu bisa membuatku senang," katanya, dan itu membuatku blushing.

"Suga," panggil manajer, lalu mengisyaratkan Suga agar segera naik ke panggung bersama yang lain.

Suga lagi-lagi menciumku, kali ini di pipi. "Pastikan kau mendengarkan rapp-ku."

"I always do."

[]

"Kookie!"

"V!"

"Suga!"

"Aaaa RapMonster!"

"Jin!"

"Jimin!"

"J-Hope!"

"BTS!!!"

"SUGA!! LOOK AT ME!!!" Aku mengangkat dua tanganku setinggi mungkin dan melambai-lambai ke arah panggung, terus bertiak, terus berusaha menarik perhatian pria dengan senyum manis itu.

"SUGA, LOOK AT HERE! I'M HERE!!! SUGA!!!"

Selesai me-nge-rapp-kan bagiannya, Suga melihat ke arahku.

Tapi tanpa senyum,

Dan dengan tatapan dingin.

Tapi hanya beberapa detik tatapan yang membuat jantungku berpacu sangat cepat dan membuat nafasku tercekat itu berlangsung, dia kembali dance mengikuti yang lain.

Oh God, apa aku sudah membuatnya marah?

Aku tadi menyelinap ke antara penonton dan sekarang aku menyesal telah melakukannya.

[]

"Suga, apa aku membuatmu marah?" tanyaku setelah mereka (semua member BTS) dan aku kembali ke backstage.

"Suga.." aku memelas, memohon dia untuk menjawab. Air mataku hampir turun hanya karena hal ini.

"Iya, aku marah," dia akhirnya bicara, tapi bukan itu jawaban yang kuharapkan.

"Dan kau tahu apa yang membuatku marah?"

Dengan ragu bercampur perasaan takut, aku menggeleng.

"Semua penonton melihat ke arahmu! Kamera menyorotmu! Semua karena ulahmu itu! Kau tahu apa yang pasti mereka pikirkan tentang kita?!"

Aku lagi-lagi menggeleng, dan kali ini bibirku gemetar karena Suga membentakku.

Dia mengacak rambutnya dengan gusar, lalu pergi.

Aku jatuh dengan lutut menyentuh lantai. Aku menangis karena aku salah dan tak tahu bagaimana cara memperbaikinya.

Jungkook datang dan mengusap punggungku. Aku menangis di dadanya. Kemudian yang lain datang dan berusaha menenangkanku dengan kata-kata.

Aku yang jarang sekali menangis berhasil dibuat lemah begini hanya dalam beberapa saat oleh seorang Suga.

[]

Besoknya,

Aku merias RapMonster untuk hallowen dan ia yang terakhir sebelum akhirnya aku merias Suga.

Aku sengaja menempatkan Suga di yang paling akhir untuk kurias karena aku harus menyiapkan mentalku dan kata-kata yang akan kuucapkan padanya jika aku berhadapan dengannya nanti.
"Yak, selesai!" kataku.

"Kau perempuan yang kuat, ya, walau kemarin sempat menangis hebat," pujinya.

"Terima kasih, oppa."

Kemudian, aku pergi ke arah Suga yang sedang tiduran di lantai dengan berlapis karpet dan sebuah bantal sebagai alas kepalanya.

"Aku tidak mau dimake-up olehnya," tiba-tiba dia berujar dengan nada dingin, padahal matanya tertutup. Dari mana dia tahu aku datang?

"...Maaf," ucapku.

"...."

Aku berusaha keras agar tidak menitikkan air mata lagi.

"...Kau mau tahu apa yang membuatku masih marah padamu?"

Aku mendongak dan menatapnya dengan bingung.

Dia menyodorkan ponselnya ke arahku.

Dan dengan ragu-ragu kuambil benda itu.

Suga BTS Pacaran dengan Tukang Rias-nya?

Dugaan Suga benar.

"Buka Instagram kami dan lihat foto yang paling atas."

Aku segera melakukan yang dia suruh.

Foto yang paling baru adalah foto Suga dengan tanpa senyuman.

Di caption-nya tertulis,

"Aku dan make over-ku memang pacaran, tapi sekarang kami sudah putus."

Nafasku tercekat. Aku berusaha sekuat tenaga untuk mendongak padanya.

"K-kau bercanda, 'kan?"

Dia berdiri, berjalan ke arahku.

Wajahnya mendekat ke wajahku.

Kemudian, bibirnya menyentuh bibirku.

Dia menciumku.

Tapi itu justru malah membuatku menangis.

Karena aku tahu itu akan jadi ciuman terakhirnya untukku.

[]

Huaaa sad ending :(

Spring BTS ImaginesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang