Part 3

17.3K 1.5K 52
                                    

Carefull with typo(s)
*
*
*

Jungkook bangun dari tidurnya. Mata sayunya melirik jam digital yang diam manis di atas meja nakas kecil tepat di samping ranjangnya.

4:25am

Masih terlalu pagi sebenarnya tapi Jungkook tetap mengumpulkan kesadarannya, mendudukan dirinya sesaat dan segera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Air hangat membuat otot tubuhnya rileks.

Sehabis mandi dan berpakaian tepat pukul lima lebih sepuluh menit. Jungkook keluar dari kamar dan melihat para maid sudah sibuk modar-mandir. Ada yang sibuk membersihkan berbagai perabotan juga ada yang sudah sibuk di dapur. Jungkook memilih untuk pergi ke dapur. Perutnya mulai terasa lapar karena tadi malam dirinya hanya makan sedikit.

Para maid menunduk hormat saat Jungkook lewat dan kembali melanjutkan kegiatan masing-masing ketika tuan mereka itu mengangguk sambil mengibas kecil tangannya. Seolah berkata "Jangan pedulikan aku."

Jungkook itu membuka kulkas dan menuangkan susu pada gelas besar di tangannya lalu meminumnya sambil berjalan ke meja makan, duduk disana dengan diam. Memperhatikan gerak-gerik para pekerja di rumahnya. Tak lama kemudian Hoseok keluar dari kamarnya terburu-buru melewati meja makan dan sama seperti Jungkook tadi, membuka kulkas dan menuangkan susu ke gelas berukuran sedang lalu meminumnya cepat.

"Hoseok-hyung tidak sarapan?" Tanya Jungkook saat kakak tertua ke tiga dari keluarga Kim itu hendak melewati meja makan lagi, kali ini mau pergi.

Tak ada jawaban. Dirinya seolah benar-benar tak terlihat di sana. Melirik sedikit pun tidak dilakukan sang kakak.
Jungkook hanya diam. Sedih memang. Tapi inilah yang telah ia rasakan selama tujuh tahun terakhir.

Tak lama kemudian makanan telah siap di atas meja dan semua anggota keluarga berkumpul di meja makan.

"Oh? Dimana Hoseok?" Tanya Siwon saat tak melihat kehafiran Hosek di meja makan.

"Tadi Hoseok-hyung sudah pergi, sepertinya ia terburu—"

"Hoseok bilang, dia ada janji dengan temannya tetang pendekorasian event kampus mereka. Jadi harus ke lokasi pagi-pagi."

Kalimat Jungkook di potong langsung oleh Seokjin yang menjelaskan dengan lengkap. Jungkook hanya mengatupkan bibirnya rapat dan melanjutkan makannya.

Setelah sarapan Jungkook segera pamit untuk berangkat sekolah dan ia sudah pasti diantar oleh salah satu supir seperti apa yang dikatakan sang ayah kemarin. Dan yang berangkat ke kampus hanya Namjoon dan Yoongi karena yang lain berbeda jam kuliah. Seokjin tentu saja harus pergi ke kantornya.
  

Flashback

Saat itu umur Jungkook baru menginjak sepuluh tahun ketika dirinya dibawa oleh Siwon dan Soonkyu ke tengah-tengah keluarga mereka. Jungkook tahu ia sekarang memiliki enam kakak, namun ia tak tahu mengapa dirinya tidak disukai. Tidak ada senyum untuk dirinya. Hanya sang ayah dan ibu yang sepertinya sangat menyayangi dirinya.

Keenam Kim bersaudara itu ternyata mempunyai alasan tersendiri, mengapa perilaku mereka berbeda terhadap Jungkook. Perhatian sang ayah dan ibu teralihkan pada Jungkook, mereka merasa kedua orang tua mereka hanya menyayangi si anak baru. Tidak lagi pada mereka terlebih pada Jimin dan Taehyung, dua anak kembar itu yang paling muda. Wajah keduanya memang tidaklah mirip karena Jimin sebagai kakak beda lima menit dari Taehyung ini menurunkan gen ibu mereka sepenuhnya mulai dari wajah hingga tinggi badan. Lalu Taehyung mewarisi gen ayah mereka. Karena itu terkadang orang lain tak percaya jika mereka saudara kembar.

Sejujurnya Jungkook bahkan sangat menyayangi mereka semua. Tapi semuanya bertambah pecah saat kejadian dua tahun yang lalu. Kecelakaan yang melibatkan Jungkook bersama ibu mereka.
  

Hurt (Story Of Jungkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang