Part 17

16.9K 1.4K 129
                                    

Warn!! Carefull with typo(s)!!!
*
*
*
*

      
   
   
   
   
   
   

"Apa yang kalian lakukan?"

Jungkook menghentikan bicaranya dan langsung menoleh pada sumber suara. Yoongi pun melirik kehadiran salah satu adiknya disana.

Satu alis Namjoon terangkat menatap Jungkook dan Yoongi bergantian lalu berhenti pada sang kakak.

"Apa yang paman Han, Jimin dan hyung ketahui yang aku tidak tahu?" Tanya Namjoon.

Yoongi melirik sebentar Jungkook kemudian tanpa mengucapkan sepatah kata, ia meninggalkan dapur.

Namjoon yang melihat Yoongi pergi begitu saja pun menghela napas. Matanya beralih pada Jungkook yang berdiri dengan satu gelas berisi air di tangan kanan dan kepala yang tertunduk.

"Lain kali jangan menyembunyikan hal seperti itu. Kau mau membuat kami terutama Hoseok-hyung tertuduh menjadi tersangka pembunuhan? Ayolah, kau sudah besar. Bukan lagi bocah 10 tahun yang baru datang kesini dan tak tahu apa-apa."

Setelah mengatakan itu, Namjoon pergi meninggalkan dapur. Nada bicaranya datar sekali. Jungkook hanya menatap punggung Namjoon yang semakin lama tenggelam dalam gelapnya ruangan.

Jungkook menghela nafas. Ia hampir saja membuat masalah. Dengan cepat Jungkook meminum airnya dan meletakan gelasnya begitu saja lalu segera kembali ke kamarnya.

Kepalanya sakit memikirkan yang terjadi hari ini.


Jungkook akhirnya bisa menyelesaikan hukumannya dalam tiga hari. Dengan begadang semalaman tentunya. Jika tidak begitu, tidak akan selesai dengan cepat.

Mengharapkan Mingyu membantu? Bisa saja, namun pasti setengah-setengah kerjanya. Dan itu sama saja dengan dirinya jika mengerjakan tanpa begadang semalaman.

Hasil lain yang Jungkook dapat adalah, kantung matanya yang sudah seperti panda. Kontras sekali dengan kulit wajah putihnya. Juga rasa lelah yang luar biasa.

"Jung-ah." Panggil Mingyu dengan berbisik.

Tak ada jawaban dari Jungkook membuat Mingyu menyenggol lengan kanan Jungkook.

"Hei.." Panggil Mingyu lagi dengan intonasi yang terdengar mulai gelisah.

Masih sama. Tak ada respon dari pemuda bermarga Jeon itu. Sebuah perempatan tercetak samar di pelipis Mingyu.

"Ya! Jeonㅡ"

Tak!

"Akh! Kim Mingyu. Apa-apaan?"

Mingyu hanya menatap ke depan. Raut wajahnya tegang.

Jungkook mengerutkan kening. Ia memperhatikan benda persegi panjang dengan salah satu sisi bantalannya berwarna hitam. Benda itu yang mengenai kepalanya tadi.

Tunggu. Ini penghapus papan tulis bukan?

Jungkook mendongak dan menatap ke depan.

"Apa mimpimu indah, tuan Jeon-ssi?"

Glek

Jungkook menelan ludahnya kasar. Diliriknya Mingyu yang diam fokus pada papan tulis di depan.

"BERDIRI DI LUAR KELAS SAMPAI JAMKU SELESAI." Seru guru Shim geram.

Jungkook menghela napas pasrah dan kemudian menjalankan hukumannya. Berdiri di luar kelas diiring tatapan kasih teman-teman yang lain, termasuk Mingyu.

Hurt (Story Of Jungkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang