Part 9

17.9K 1.5K 147
                                    

WARN! Carefull with typo(s)!!!
*
*
*
   
  
    
    
    
    
   
Satengah jam kemudian efek obat bius pada Jungkook mulai hilang. Dan dirinya langsung bisa merasakan tubuhnya seolah remuk sana-sini. Kepalanya luar biasa pening.
    
      
Jungkook mulai mencoba membuka mata dengan perlahan. Sedikit terbuka. Dan cahaya menyilaukan langsung menerobos masuk retinanya membuat ia mengerutkan kening dan kembali merasakan kepalanya lebih sakit.
    
     
"Jungkookie? Kau sudah sadar, nak?"
    
   
Jungkook mendengar suara ayahnya bertanya dengan sangat khawatir namun terselip rasa bahagia. Ia kembali berusaha membuka kedua kelopak matanya yang terasa berat. Mengerjab cepat saat cahaya di sekelilingnya seolah berbondong-bondong memasuki retinanya.
    
    
Samar-sama siluet tubuh tegap ayahnya mulai jelas di penglihatannya. Kemudian ia sadar, ada satu orang lagi yang berdiri di samping sang ayah.
    
    
M-Mingyu?
    
   
"A-ap-pa.. M-mingyu?" Jungkook bersuara dengan tergagap.
   
   
Ah! Serius! Tubuhnya terasa remuk, benar-benar sakit dan sangat lelah sekali.
   
    
"Oke, kawan. Jangan banyak bicara dulu." Ujar Mingyu menahan agar Jungkook tak berbicara lebih banyak. Ia berinisiatif mengambil segelas air putih yang tersedia lalu menyodorkannya pada Jungkook agar kawannya itu bisa minum, Mingyu telah memberikan sedotan tentunya agar lebih mempermudah. Ia yakin Jungkook merasa tenggorokannya sakit dan kering.
    
   
Jungkook menerimannya dan memeinum dua teguk. Ia mengucapkan terimkasih tanpa mengeluarkan suara dan Mingyu mengangguk paham.
   
    
Siwon tersenyum melihatnya. Ia senang Jungkook memiliki teman yang sangat perhatian dan menyayangi Jungkook seperti Mingyu. Setidaknya Jungkook memiliki satu orang yang benar-benar peduli padanya.
   
   
Tak lama kemudian dr. Shin masuk dengan seorang perawat wanita. Ia tersenyum pada Siwon, Mingyu dan juga Jungkook.
   
   
"Halo, tuan Jeon. Bagaimana kabarmu?" Ujar dr. Shin basa-basi. Ia mulai mengecek arus oksigen Jungkook kemudian mencatat sesuatu entah apa saat mengamati kantong infus, kemudian mengecilkan aliran infus.
   
  
"Ah, t-tidak begitu baik kurasa." Jawab Jungkook dengan senyum tipis tercetak di wajahnya.
      
     
Dr. Shin tersenyum mendengarnya. Ya, dirinya jelas tahu itu.
    
    
"Baik, tuan Jeon. Dengarkan aku. Full bedrest hingga luka jahitmu mengering. Kau baru saja operasi pemasangan pin pada dua tulang rusuk kananmu karena kecelakaanmu menyebabkan mereka retak. Ada tiga pin yang kami pasang. Kemudian jangan pernah melakukan gerakan tiba-tiba yang bisa membuat luka jahitmu terbuka. Aku tidak melarangmu jika ingin berjalan-jalan di sekitar rumah sakit jika kau bosan selama masa pemulihan, asalkan itu tidak berakibat buruk pada luka jahit dan dirimu sendiri dan terakhir aku yang menentukan kapan kau boleh pulang dan berapa lama kau harus tinggal. Apa kau paham, tuan Jeon?"
    
    
Jungkook hampir saja menganga mendengar penjelasan dr. Shin, saking panjangnya tapi ia bisa menangkap semuanya dengan baik. "Aku mengerti, dokter."
    
    
"Ah ya, kau juga mendapat empat jahitan di kepala bagian kanan. Yeah, peringatanku sama seperti luka jahit di bagian rusuk kanan, okay."
    
    
"Algaeseumnida." Jawab Jungkook lagi.
    
     
Dr. Shin tersenyum sebelum ia beralih pada Siwon. "Tuan Kim, bisa kita bicara sebentar?"
   
     
Siwon mengerutkan kening samar namun tetap menjawab, " Tentu saja, dokter."
    
     
Dr. Shin mengangguk dan berjalan lebih dahulu keluar diikuti perawat tadi. Siwon tersenyum lembut pada Jungkook, "Appa tinggal sebentar ya." Dan Jungkook hanya membalas dengan senyum tipis.
   
    
Setelah dua pria dewasa itu keluar, Mingyu menarik satu kursi lebih dekat pada posisi Jungkook dan duduk di sana. "Ayahmu baik, Kook." Aku Mingyu membuka percakapan.
    
  
"Aku tahu."
    
    
Mingyu menerutkan kening kesal seketika, ia mengangkat tangan kanannya ingin menjitak Jungkook tapi terhenti saat ingat keadaan Jungkook saat ini dan akhirnya tidak jadi.
   
  
"Ya! Dengar! Ingat kataku tentang jangan membuatku khawatir, huh? Kau.... Aish! Menyebalkan, Jeon. Aku hampir mati jantungan mendengar kabar tentangmu!" Omel Mingyu kesal walau pun tatapan matanya datar.
    
    
Jungkook meringis kecil mendengarnya, "Kkkk~ Maafkan aku. Yeah, lagi pula aku juga tak berniat membuatmu khawatir. Jika aku tahu hal ini akan terjadi, tentu aku akan menghindarinya, Kim Mingyu."
    
    
Mingyu menghela nafas. Yeah, Jungkook benar.
   
    
Bersamaan itu, Namjoon dan Taehyung masuk. Mereka berpenampilan lebih santai. Oh ya, Hoseok, Yoongi dan Namjoon sempat pulang. Hoseok ingin istirahat, begitu juga Yoongi. Namjoon pun inginnya juga begitu, tapi dirinya malah di suruh Yoongi balik ke rumah sakit bersama Taehyung. Jimin diajak Taehyung awalnya tapi Jimin sedang mengerjakan tugas kuliah. Akhirnya tidak jadi dan hanya ia juga Namjoon yang pergi.
    
   
 
Mingyu dan Jungkook sama-sama mengalihkan perhatian pada kedua pemuda yang baru masuk itu. Mingyu lebih dulu mengalihkan pandangan saat Namjoon melirik dirinya.
   
    
Mata Jungkook masih terpaku pada kedua hyungnya itu yang duduk di sofa sana sibuk dengan dunia masing-masing.
    
    
Ada perasaan senang dan bahagia di hati Jungkook karena kedua orang itu masih sudi menjaga dirinya disini. Walaupun tak melakukan apapun untuk dirinya.
     
     
"H-hei, Kook. Kau kenapa?" Tanya Mingyu hati-hati saat melihat mata Jungkook yang berkaca-kaca.
    
    
Jungkook tersadar dan segera mengusap matanya dengan gerakan pelan. Hei, tangannya masih terasa lemah dan lelah juga sakit.
    
   
"Tidak apa-apa."
    
    

   
     
Dr. Shin Changmin Room
   
    
"Jadi, tuan Kim. Saya ingin bertanya saja langsung pada intinya." Siwon mengangguk sekilas dan tetap mendengarkan dengan serius.
     
     
"Jeon Jungkook-ssi, apa ia benar-benar tak memiliki riwayat penyakit jantung?"
    
    
Alis Siwon mengerut dalam, "Maksud anda?"
    
    
Dr. Shin mengambil file data baru milik Jungkook hari ini. Ia memperlihatkan catatan-catatan miliknya disana dan menjelaskan.
   
  
"Dr. Park mengatakan jika saat operasi yang seharusnya telah selesai, Jungkook-ssi mengalami bradikardia, bahkan hampir mengalami kegagalan fungsi jantung secara tiba-tiba. Dan... ini tak biasa terjadi pada pasien yang hanya melakukan operasi pemasangan pin pada bagian toraks," dr. Shin menatap serius Siwon.
   
   
"tidak biasa terjadi pada pasien yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung." Lanjutnya.
    
    
Siwon terkesiap mendengarnya, "J-jadi maksud anda, Jungkook memiliki penyakit jantung?"
     
     
"Saya belum sepenuhnya yakin jika kami tidak melakukan pengecekan lebih lanjut pada pasien, tuan Kim."
    
     
"Jadi apa yang harus dilakukan, dokter?"
    
    
...
   
    
7.25pm
   
   
Cklek~
    
   
Jungkook baru saja selesai makan malam. Ia menoleh menatap tersangka yang baru saja masuk ke kamar rawatnya dan menemukan dr. Shin tersenyum padanya sambil mendorong sebuah meja dengan sebuah alat elektronik kedokteran diatasnya yang ditutupi sebuah kain berwarna putih.
     
   
"Selamat malam, tuan Jeon. Ah, baru selesai makan?"
   
   
"Hm, i-ya."
     
     
Dr. Shin mendekat kemudian menyiapkan alat seperti capitan  yang terhubung dengan kabel yang menyambung ke alat yang dibawa itu.
     
    
Hei, itu kan elektroda ekstremitas!
   
   
"Dimana yang lain?" Tanya dr. Shin lagi.
    
   
"O-oh.. Appa pergi keluar sebentar bersama Jimin-hyung dan Seokjin-hyung.." Jawab Jungkook. Entah kenapa ia merasa khawatir dengan alat elektronik yang tertutup kain itu. Masalahnya ia familiar dengan elektrodanya.
    
   
Dan tibalah saat dimana dr. Shim membuka kain yang menutupi alat yang ia bawa. Saat itu juga Jungkook terkejut bukan main.
    
   
"Itu.. bu-bukankah EKG? U-untuk apa membawa alat itu kesini?"
    
    
"Oh kau tahu alat ini? Ya, ini EKG. Katakan saja bahasa yang mudah dimengerti saya akan melakukan rekam jantung."
    
    
    
Uh, percayalah. Aku tahu itu. Batin Jungkook.
   
    
   
"A-aa! Bi-bisakah kita tidak melakukannya?" Tanya Jungkook hati-hati.
   
   
...
   
  

Hurt (Story Of Jungkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang