22

907 146 142
                                    

Happy reading dan semoga kalian menikmati.
#Novi Wilianti Bakhri
Mian jika typo bertebaran.

Backsound : Davichi - it's okay that's love.

3 hari berlalu setelah pemakaman putraku chanji. Sangat cepat, begitu cepat rasanya waktu berputar tanpa meninggalkan jejak sedikitpun, berbeda dengan kesedihan yang kini tengah menimpa keluarga kecilku yang seakan tidak pernah hilang ditelan waktu.

Hatiku terasa perih ketika melihat istriku eunji tidak dapat tersenyum kembali seperti biasanya, keceriannya seakan hilang ditelan bumi, terbawa sangat jauh bersama kenangan putraku yang takan pernah bisa kami rasakan lagi.

Aku sangat merindukannya sungguh. Bahkan bukan hanya aku, melainkan juga istri dan putriku ahra. Kehilangan chanji adalah sebuah pukulan besar dalam hati kami.

Terlalu larut dalam duka dan kesedihan membuat istriku lupa terhadap ahra, putri kecil kami yang baru saja keluar dari rumah sakit satu hari yang lalu.

Ia lupa, ia lupa bahwa putri kecil kami, kini tengah membutuhkan dukungan serta pelukan hangat dan kasih sayangnya namun melihatnya kini yang begitu rapuh membuat hatiku semakin teriris sakit.

Tapi disisi lain hatiku selalu berontak tak setuju. Aku mengerti akan kesedihan yang kini tengah di alaminya bahkan diriku dan jika mengingat kembali putriku ahra. Bukankah dia juga putrinya? Bahkan, kini ahra adalah anak kami satu-satunya.

Bukankah aku tak mau jika dia hilang juga? Oleh karena itu aku sadar, bahwa aku harus merawat dan menjaga dia sebaik-baiknya. aku tidak ingin kejadian tragis chanji terulang kembali dalam hidupku hingga aku berusaha untuk menyadarkan istriku agar dapat menerima kenyataan pahit ini dan kembali menjalani hidupnya meski satu pilar kami telah hilang.

"Eunji" ucapku lembut namun seakan tuli, ia tidak merespon panggilanku hingga aku berinisiatif untuk berjalan perlahan dan mendekati dirinya yang kini tengah terdiam dengan tatapan kosongnya seolah hal itu kini telah menjadi kebiasaan dirinya.

"Eunji" ucapku lembut namun seakan tuli, ia tidak merespon panggilanku hingga aku berinisiatif untuk berjalan perlahan dan mendekati dirinya yang kini tengah terdiam dengan tatapan kosongnya seolah hal itu kini telah menjadi kebiasaan dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sedang apa" tanyaku Lembut dan hal itu berhasil mengalihkan perhatiannya lalu ia menoleh ke arahku yang kini tengah terduduk tepat disisinya.

"Cuaca diluar sangat dingin. Lihatlah bahkan wajahmu kini terlihat sangat pucat sayang" ucapku kembali seraya memegangi kedua pipinya yang kini terlihat lebih tirus dan terasa sangat dingin.

Kedua tanganku bergerak naik turun mengusap lembut pipinya berusaha memberikan sedikit kehangatan padanya.

"Oppa" ucapnya lembut dan aku hanya tersenyum seraya menatap lekat kedua maniknya.

Mine and Mianhae (Chanji) HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang