24

1.9K 170 148
                                    

Happy reading dan semoga kalian menikmati.
#Novi Wilianti Bakhri
Mian jika typo bertebaran

Backsound : Huh Gak - Only You

Jeong Eunji Pov

Hari kembali berlalu dengan begitu cepat hingga tak terasa jika hari ini adalah hari ke-49 mendiang putraku chanji pergi ke tempat peristirahatan yang damai.

"Kau bahagia disana sayang?" tanyaku lembut seraya mengusap gundukan tanah yang berada dihadapanku.

Tes.

Tes.

Tes.

Air mataku menetes begitu saja namun aku berusaha tersenyum, berharap agar mendiang putraku tak merasakan kesedihan yang kualami.

Aku harus kuat walau ia tak dapat melihatku. Pikirku.

"Mommy merindukanmu nak" ucapku seraya menatap lekat makam chanji hingga detik kemudian aku merasakan akan kehadirannya.

Aku mendelik cepat berusaha menepis pikiran yang tak mungkin terjadi itu namun rasa itu kuat dan mendominasi diriku untuk tidak menampiknya hingga pada akhirnya aku menyerah dan berusaha berucap ke segala arah seperti orang tidak mempunyai akal sehat.

"Hiks... Apakah kau berada disini sayang?" tanyaku seraya mengitari pandanganku ke arah kanan dan kiri berusaha menemukan sosok yang selama ini aku rindukan hingga pandanganku terhenti ketika bayangan mendiang putraku tengah berdiri jauh di hadapanku dengan seulas senyum hangat yang terpancar di wajah tampannya.

"Mommy menyayangimu nak, mommy sangat menyayangimu" tangisku parau seraya menatap lekat bayangan yang terus tersenyum hangat padaku hingga bayangan itu hilang perlahan dan aku hanya bisa menangis merelakan kepergiannya.

Beberapa saat kumudian, Aku memposisikan diriku duduk di antara kursi yang berjajar tepat di bawah pohon rindang yang melindungiku dari teriknya sinar mentari. Aku menghela nafas beratku, berusaha menghilangkan sedikit beban yang terasa bertumpuk dalam benakku.

Hamparan pemandangan indah yang di dominasi dengan warna hijau alami berhasil membuat diriku merasa tenang. Aku memejamkan mataku secara perlahan, mencoba merasakan setiap terpaan angin yang mengenai kulit wajahku. Damai, sangat damai rasanya hingga tak terasa bahwa air mataku terselip jatuh begitu saja ketika ingatan putraku chanji kembali terlintas dalam benakku.

Aku mengingatnya! Mengingat dengan jelas bagaimana senyumannya, teriakan manjanya, dan kasih sayangnya bahkan genggaman mungilnya masih terasa di jemariku.

Aku menggigit bibir bawahku kuat menahan rasa rindu yang berlipat pada mendiang putraku.

"Hiks... Chanji... Chanji... M-mommy merindukanmu nak" batinku menjerit kuat menahan kesedihan yang aku rasakan hingga tanpa sadar aku terus memukul dadaku yang terasa begitu sesak.

Aku terpejam menahan isak tangis dengan buliran air mata yang terus keluar dari pelupuk mataku hingga beberapa detik kemudian dering ponsel menyadarkanku dari kesedihan. Aku teralihkan untuk mengusap air mataku sejenak sebelum akhirnya aku menjawab panggilan tersebut.

Mine and Mianhae (Chanji) HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang