CHAPTER 4 #Oji no kani to donatsu no ojo | pangeran kepiting dan putri donat

238 22 9
                                    


Wanita bersurai pink terang itu berjalan tergagap sesaat setelah kakinya menginjak dunia luar. Mulutnya dan nafasnya yang selalu keluar masuk itu di hembuskannya kencang. Terkadang tak lain ia bersin saat angin dingin melucuti tubuhnya.

"Gomen nee, Hima chan.. aku hanya punya syal tipis itu. Lagipula semalam sama sekali aku tak melihat salju turun" tutur pria kopi di sampingnya setengah memperhatikan wanita chibi itu.

Hima menatap pria yang jauh lebih tinggi itu, lalu tersenyum pahit

"Iee, kulitku memang agak sensitif saat udara dingin seperti ini. Tunggu dulu, sesuatu berbunyi..!" Wanita itu menelusuri saku jaket tebalnya membiarkan syal tipis itu jatuh terseret.

Setelah beberapa saat mencari, asal suara yang membuat kedua insan itu terdiam, berhenti. Hima membulatkan matanya, sadar akan apa yang terjadi beberapa saat lalu

Ia menatap Dazai dengan ekspresi yang ambigu serta gerakan tubuhnya yang sama sekali tak berubah...

Dazai pun menatapnya bingung, menunggu penjelasan lebih dari wanita di depannya

"Ternyata, itu suara perutku.. hehehehe"

Pria itu sweetdrop.

Untuk kedua kalinya, ia sama sama ceroboh seperti Ranpo san.

.
.
.
.

"Donat..."

"Kepiting!"

"Donat, Dazai sensei!"

"Kepiting lebih enak di makan saat cuaca begini"

"Mou!! Pokoknya donat!! Donat itu lebih manis daripada wajahmu! Yosano san, donat 3 karung!"

"Setidaknya aku tampan! Donat kesampingkan, kepiting kaleng itu enak!!!"

"Hanya enak! Tidak bermanfaat!!!"

Pria yang dari tadi bercekcok dengan wanita yang bersamanya kemari itu merasa geram, lalu membuat wajah lucu sebisa mungkin agar siapapun mendengarkannya

Tapi, tidak ada. Semua teman di sekelilingnya, termasuk partnernya sendiri memihak kepada wanita yang tersenyum penuh kemenangan itu.

"Nee, siapapun pasti akan memihakku. Sekarang, Yosano san akan membelikanku donat, betul Yosano san?" Hima menatap seseorang di belakangnya yang berkacak pinggang, lalu menatapnya dengan malas kembali.

"Tidak. Jika kau ingin, gunakan kakimu untuk berjalan lalu membelinya. Aku akan ketoko sebelah dengan Ranpo san. Anggap saja ini hukuman karna telah membuat keributan di pagi hari"

Pria kuning di sampingnya mengangguk, "pergilah bersama Dazai. Ia tau seluk beluk kota ini dengan detail" tambahnya menimpali.

Tak lama setelah pintu ditutup dan menyisakan beberap orang saja di dalam ruangan, Hima memekik

"AHH MOU!!! TIDAK ADAKAH ORANG YANG AKAN MEMBELIKANKU HARAPAN TERBESARKU? AKU JUGA INGIN BELI DONAT, tapi Ranpo nii yang selalu menemaniku. DAN SEKARANG AKU HARUS PERGI DENGAN PENGGILA SEAFOOD INI?!!"

Ia menatap Dazai pelan, sedangkan yang ditatap hanya memunculkan raut wajah kemenangan. Merasa seperti memenangkan lotre kepiting.

"Tidak apa apa kok, Himawari san.."

"...Hima san dee iiyo"

"Hima san... Dazai san tidak akan mengigit kok" potong pemuda bersurai putih dengan poni tidak rata itu.

Bukan makin semangat, wanita bertubuh kurus itu malah semakin malas. Seketika sebuah bohlam memunculkan ide gila di kepalanya. Matanya langsung membelalak, dan mendekati Dazai yang sama sama terkejut

Reason Living [DazaiOsamuxOC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang