"Baiklah...setelahnya aku harus kemana Elise sama?"
"Elise sama?"
"Hallo? Elise sama!"
Kyouka menggertakkan giginya kesal. Jika sudah di keadaan seperti ini, ia tau ia harus kembali dan bertindak sesuai rencana B. Tapi haruskah itu yang ia lakukan? Ia akan memikirkannya. Namun, sebuah gelombang statik muncul. Anak berkimono itu curiga dan merasa sedikit panik. Bagaimana jika ini dari transmisi musuhnya dan ia sudah ketahuan, apalagi peluang tertangkapnya Elise sama sudah ia anggap tak mustahil lagi.
Tapi sedang di mana dia sekarang ini? Belasan meter di atas permukaan dan menyusuri senyap lembab lorong penjara bawah tanah Port Mafia. Disini, hanya sebuah headset intercome dan sebuah senter menjadi temannya. Lama kelamaan ia merasa takut. Apa yang bisa ia perbuat disini? Kemungkinan tersesatnya semakin besar merajalela menghantui pikirannya. Tanpa berpikir lagi, ia menyentuh salah satu tombol dan membiarkan suara itu terdengar.
"Kyouka chan!"
Kedua mata Kyouka membulat. Ia tau suara ini. "Kau..."
Ada suara kekehan kecil di sebrang sana sebelum suara lainnya kembali bertransmisi. "Aku tau kau sedang dimana dan lagi apa, Kyouka ku tersayang. Ada informasi penting yang harus aku sampaikan padamu."
Gadis berkimono merah itu semakin di lahap kemarahan, "Tidak ada waktu untuk mendengarkan-"
Deppp....
Gadis itu kembali terdiam. Ia menegakkan tubuhnya kembali dan memandang sekitarnya yang merupakan lorong sempit dengan rasa penasaran tinggi. Suara beberapa barang yang jatuh dan di susul teriakan manusia yang bersahutan. Tetap seperti itu sampai ia memutarkan tubuhnya dengan cepat untuk memastikan apa yang terjadi.
Di belakangnya tidak ada apa apa selain cahaya yang tegak menyinari kegelapan beberapa meter manjauh. Kembali lagi memandang kedepan dan berjalan kecil, Kyouka berhasil menarik kesimpulan. Semua daya listrik mati dan ini saatnya untuk rencana B.
"Tidak ada rencana B, Kyouka chan."
Anak perempuan itu terdiam lama, "Ranpo san? Apakah..."
"Ya, Kouyou telah mengerahkan dirinya, dan memutuskan untuk membantu kita, bersama Chuuya yang sedang dalam perjalanan."
Ada jeda panjang, Kyouka masih tak bisa mencerna apa yang barusan di dengarnya, musuh menjadi teman? Ia kemudian melanjutkan berjalannya setelah mengetuk senter yang mulai meredup.
"Jika tak ada rencana B, apa yang harus aku lakukan?" tanyanya lagi setelah sekian lama tak ada jawaban. Kyoukapun ragu ragu karena ia telah lama tak mendengar suara di sebrang sana.
Dan di balik sana, di salah satu mobil van, seorang detektif berkacamata duduk dengan santai mengamati layar pengawas dengan transmisi intercome di telinganya. "Apakah lampu telah mati?"
"Ya. Aku rasa. Aku tak bisa memastikannya lewat bawah sini, terlalu gelap, bahkan senterku hampir kehilangan daya."
Ranpo tersenyum, memandang gedung utama Port Mafia dari kaca mobil.
"Bala bantuan akan datang Kyouka chan."
Anak itu menoleh ke arah asalnya suara dan kembali melihat kedepan? Memangnya siapa yang akan membantunya? Ia bahkan tidak tau ada di mana sekarang dia.
"Kyouka chan..."
Anak itu menoleh, memegangi sisi luar intercomenya. "Ya?"
"Aku ingin kau berbelok ke kanan, dan lalu memasuki lorong ke 4 dari kiri. Jika kau sudah ada di sana, kirim kondisimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reason Living [DazaiOsamuxOC]
Fanfiction[Series pertama dari 4 Reason Living] Edogawa Himawari. Percayakah engkau dari sekian milyaran wanita, hanya dia sendiri yang tak mencintai seorang pria tampan yang terkenal, Dazai Osamu? Oh, mungkin tak mencintainya, tapi mengaguminya lebih tepat. ...