CHAPTER 10 #Hanya tugas yang terencana

153 8 12
                                    


"Tugas?"

Pria harimau itu mengangguk sebentar dengan membolak balikkan setumpuk kertas laporan di dekapannya. Ia lalu menaruh kertas tebal itu diatas meja kerjanya dan kembali mendatangi meja Ranpo yang kini di tempati adiknya.

Hima menatapnya, kedua kakinya yang tertahan di atas meja langsung turun menyentuh lantai.

"Ranpo san menitipkan Hima san ini" seraya pemberitahuan itu keluar, kedua tangan yang tadi bersembunyi di balik badan menampakan wujudnya di tambah sekotak kado besar dengan pita merah di atasnya.

Kepala Hima memereng heran, ia lalu mengangkat kakinya ke kursi dan mendekap erat dalam pelukannya. Tak mau berbicara, biarlah Atsushi membuka kotak itu.

Tapi setelah Atsushi meletakkan kotak di atas meja yang penuh sampah plastik permen ia langsung melangkah pergi dan membuat duagaan Hima tercoreng salah.

"Atshusi kun" pria itu berbalik

"Kenapa tak kau bukakan?" Kini pria itu tanpa ekspresi menatap wajah tanpa dosa putri Edogawa. Ia terus mengemut permen lolipop rasa buahnya tanpa henti hingga menimbulkan suara decakkan.

Dengan kurang ikhlas, didorong Atsushi masih punya banyak pekerjaan, ia menghampiri Himawari dan membuka kotakan hadiah besar itu. Tapi belum sampai memegang tutupnya, tangannya langsung di cegat oleh perempuan itu sendiri. Atsushi tersentak.

"Shusi kun, bisa kau bantu aku memutar kursi ini?"

Atsushi terdiam, sweetdrop. Apalagi saat wanita itu mulai memanggilnya dengan nama makanan ketimbang namanya sendiri. Itu seperti daging harimau yang bertransformasi menjadi daging shusi. Membayangkannya saja, author jadi lapar(ingatthor,wafer2bungkusgakcukup?) Back to story///

Atsushi menghela nafas, lalu mengangguk ragu. Ia kemudian berjalan ke belakang kursi tempat duduknya tuan putri dan memutarkan kursi kantor pelan pelan. Hima langsung kecewa karena Atsushi harapannya ia akan memutar secara laju, malah jadi pelan. Sangat pelan.

Ia langsung memegang tangan Atsushi supaya berhenti sejenak. Pria itu mendengarkan.

"Shusi kun, bisa lebih cepat....? Seperti yang kau lakukan untuk Dazai saat itu, sampai sofa klien itu hancur" Hima menunjuk arah depannya, dimana ada kursi sofa panjang yang hancur menyisakan buntalan busa yang kemana mana.

Mengingat itu, pria harimau ini menjadi merinding sendiri. Ia ingat 5 hari lalu atas suruhan Dazai, ia memutar laju kursi duduknya menggunakan kekuatan harimaunya dan alhasil, Dazai bersorak gembira karena bisa terbang terpantul ke sana kemari diakhiri dengan pendaratan sempurna kasur yang hancur lebur. Anehnya, Dazai Osamu tak terluka, sama sekali baik baik saja.

Atsushi langsung tersadar dari lamunannya kala melihat Hima menggigit punggung tangannya. Sempat memekik heran kenapa wanita tersebut melakukannya.

"Aku memukulmu, membentakmu, dan menegurmu dari tadi. Jadi aku menggigitmu saja, cara yang bagus bukan?" Ia mengatakan itu dengan wajah berserinya lalu duduk sedia kala. Atsushi jadi takut sendiri dengan putri terakhir Edogawa ini...

"Ba, baiklah. Bersiaplah Hima san, jika terjadi apa apa, itu bukan salahku ya" Hima mengangguk, mengangkat tangannya bersiap untuk adrenalin mematikan khas agensi ini.

Dan whussh~~ dalam satu kali hentakan putaran, kursi itu langsung memutar hebat dan membuatnya melincah kesana kemari mendekati jendela. Karena tidak adanya orang lain selain mereka berdua, Hima semakin leluasa untuk berteriak tidak sadar kalau ia semakin dekat pada jendela yang terbuka.

Atsushi yang pertama menyadari itu langsung berlari panik untuk menghentikan laju kursi yang terus memutar. Dan seiring pekikan Hima yang semakin kuat dan jarak antara kematian tak beberapa jauh, pria yang berubah menjadi setengah harimau itu datang tepat waktu menghentikan kegiatan nekat wanita ini.

Reason Living [DazaiOsamuxOC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang