CHAPTER 13 #Permulaan konflik utama.

112 7 8
                                    


Pria itu kembali menoleh, "jika kau eja dengan benar maka akan menghasilkan bunyi, 'sebentar lagi salju akan tergantikan dengan kembang api yang menghancurkan Yokohama' "

.
.
.
.

"Lakukan bersama. Satu dua angkat!"

"Baik!"

Pria blonde itu mengangkat kedua tangannya dan membuat muatan si depannya. Besi beton yang menjadi alas utama untuk menebarkan karpet, Kenji mengangkatnya dengan tangan kosong.

Tak lama perempuan pink disampingnya ikut berulah dengan memegang bahu Kenji setelah beberapa bola merah datang menghampiri dan teriakan dimana mana. Hima menggenggam tangannya sendiri, berkonsentrasi untuk membuatnya semangat sementara bom bunuh diri hampir di depan mata.

"DASAR RANPO NII!! SUKA SEKALI MARAHIN HIMA GARA GARA NUDUH KEHILANGAN SATU PERMEN! PADAHAL BELUM TENTU ITU PERMEN HIMA YANG MENCURINYA!! AWAS NANTINYA ONII CHANKU YANG BAWEL!! ARGHH!"

Hadiah Hima langsung aktif. Begitu bola merah yang merupakan kembang api berbahaya itu memasuki kawasan lindung sang Edogawa, maka dengan kekuatannya Hima dapat mengarahkan semaunya kemana arah benda itu. Ia menutup matanya untuk lebih berkonsentrasi mengontrol ratusan kembang api yang menuju ke arahnya juga Kenji yang sama sama jaga jaga siapa tau wanita di sampingnya gagal.

Perempuan itu memutuskan dengan cepat, ia mengarahkan balik ratusan bola besar itu kembali ke sarangnya. Hingga wajahnya memerah dan bawah hidungnya terlihat berdarah.

Semua orang berteriak. Acara penyambutan tahun baru menjadi bencana yang mungkin akan ditulis dalam buku besar sejarah Yokohama. Banyak orang berlarian panik dan ketakutan melindungi sesamanya dari serangan tak di kenal, datang dari sumber dimana seluruh hanabi itu di luncurkan. Bahkan atap kanopi besar yang melindungi wisatawan sudah hancur sebagian karena lepas dari pengamatan perempuan yang berdiri paling ujung sana.

Seakan akan ada orang yang sengaja mengarahkan meriam ke arah penduduk Yokohama ini.

Hisayuki terdiam, melindungi dirinya sendiri yang ketakutan tak jauh dibelakang teman sekampusnya. Dan anggota Agensi yang lain sibuk mengontrol lalu lintas lautan manusia, serta menggiring mereka semua untuk menepi lalu memasukkan ke dalam kontainer besar.

Memang tadi pemuda desa itu membawa satu kontainer. Tapi kebetulan atau kesengajaan, ada 4 kontainer lainnya ditepi taman. Awalnya mereka semua berpikir kenapa ada kontainer besar di tengah tengah taman yang indah ini? Apa Port Mafia sudah meluaskan jaringan markasnya lagi? Hahah, lucu.

Semuanya yang merupakan anggota Agensi kecuali dua pemuda gadis itu membantu warga menyelamatkan diri untuk masuk ke kontainer. Tidak peduli mau kotor lembab atau pengap, mereka tak punya pilihan lain selain masuk ke sana agar tak mendapat akhir tertimpa kembang api yang indah.

Kecuali untuk satu orang. Dazai juga kepikiran hal itu. Saat tak ada orang yang memperhatikannya, semua orang sibuk mengkhawatirkan dirinya masing masing, pria kopi ini berlari ke tengah tengah taman jauh dari jangkauan perlindungan Agensinya.

Tapi sesaat sebelum tubuh itu terpental terkena bola api besar, telekenesis Hima menjauhkan bola besar itu dan membuat Dazai kembali selamat dari rencana mautnya. Awalnya pria itu begitu kesal karena rencana bunuh dirinya lagi lagi gagal, tapi juga senang karena Hima mau peduli kepadanya. Bahkan jauh diluar jangkauan kekuatannya.

Di tempat lain, Kunikida yang sibuk mengevakuasi warga, melihat pertnernya, Dazai belari mendekat sambil membawa seorang gadis kecil berpita merah bergaun merah yang menangis di dekapannya. Ia tampak tergopoh gopoh berlari kala menyadari tepat di belakangnya bola api besar itu menyentuh tanah, meledak, dan mengeluarkan magma panas yang menyembur lalu menyebar secara luas.

Reason Living [DazaiOsamuxOC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang