CHAPTER 8 #Sengaja atau ketidaksengajaan

155 13 6
                                    

Saat melihat apa yang ada di dalam sana, ia tertawa terbahak bahak memegangi perutnya bersama seorang pria yang duduk-terjebak di lemari yang mungkin tak muat untuknya.

"Dazai sensei, apa yang kau lakukan di sana? Kheehehe"

.
.
Please enjoy...
.
.

Dazai tak bergerak, ia hanya menunggu perempuan di depannya menyelesaikan tawanya. Dan tak berapa lama Himawari mengusap air mata yang tanpa sadar muncul. Lalu berjongkok-masih terkikik- di depan Dazai.

"Sengaja atau terjebak, sensei?" Ucap Hima masih dengan kikikannya. Dazai tersenyum pahit, tak sabar rasanya seseorang membantunya untuk keluar dari sana

"Awalnya saya ingin membuat Hima chan terkejut begitu membuka lemari. Tapi kaki saya tiba tiba gatal dan seekor cicak menghinggap di sini" tunjuknya mengarah ke ibu jari kakinya

"Jadi kau menendang lemari karna tak tahan? Kerja bagus Dazai sensei, tapi jikalau itu berhasil kau tetap tidak akan bisa mengagekkanku" terang Hima dengan kebohongan yang besar. Kalian ingat chapter sebelumnya, tubuh perempuan ini membeku diam begitu pintu lemari terbuka sendiri. Ya, andai saja Dazai bisa membaca kebohongan wanita yang masih tersenyum ini.

"Em, Hima chan bisa kau keluarkan saya dari sini? Agak te-"

"Oh ya Dazai sensei, aku membawakanmu pulang kepiting kalengan itu lho. Kemarin kau meninggalkannya bersama Chu kun" seakan tak mendengarkan apa apa, Hima meneruskan kelimatnya dan beranjak menuju kantong kresek di atas meja, membiarkan Dazai yang masih terjebak di dalam lemari kecil itu, tak dapat bergerak.

"A, ano Hima chan, bisa kau ke-"

"Aku buka sekarang ya, Sensei. Aku juga belum sarapan"

"Hi, Hima chan tolong bisakah ka-"

"Apa kumasak dan kuolah saja ya... tampaknya lebih enak"

"Hi, Hima chan kau mendengarkan saya?"

"Hm?"

Sudah beberapa kali pria kopi itu memanggil perempuan di sana, tapi sama sekali tak ada respon tadi. Barulah ia menaikkan nada suaranya, netra emerald wanita itu sukarela menatapnya. Apalagi tatapan tanpa dosanya itu.

Kau bisa bayangkan bagaimana sakitnya Dazai yang yang terus di kacangin?

"Ada apa sensei?"

Di sela sela wajah imutnya dengan hiasan tangis, Dazai menatap Hima kasihan.. "Hima chan, tak saya sangka kau sejahat ini, khuhuhu"

Hima terdiam, melihat senseinya menangis sejenak dan kembali bergerak membuka tutup kalengan itu satu satu lalu memasukan ke atas penggorengan tanpa memperdulikan Dazai dan sikap lebainya.

Dan Dazai kembali di kacangin. Betapa menyedihkannya kau nak...

Saat memutuskan untuk mengolahnya menjadi makanan lengkap, Hima menyadari ada yang kurang dari bahannya. Yaitu garam. Ia mencari di berbagai sudut dapur dengan Dazai yang masih meracau meminta dikeluarkan dari lemari kecil itu.

Dan akhirnya hanya satu tempat yang belum di cek olehnya, dan itu ialah lemari yang di tempati Dazai yang menurut Himawari; ia sengaja bermain main.

Sampai pada akhirnya, perempuan itu menempatkan tubuhnya di depan lemari dan berkacak pinggang melihat Dazai yang tersenyum muram penuh malu kepadanya

"Ano Hima chan, tolong selamatkan saya. Kaki saya mulai mati rasa, sa-are Hima chan?"

Tiba tiba Himawari mengambil langkah sedikit menjauh dan membuka pintu lemari kecil yang berada di samping lemari tempat Dazai terjebak. Ia berbalik, jongkok dan memasukkan seluruh dirinya ke lemari yang muat akan dirinya itu. Dengan wajahnya yang datar, ia mengikuti senseinya yang berkelakuan sama.

Reason Living [DazaiOsamuxOC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang