Oke ini dia minna, last chap dari Reason Living.Dan Sakin peringatin kalian akan ada adegan T disini. Maaf kalau gak suka•︹•;
Enjoy.
Recommend song : Dazai Osamu-Eien Misui Ni Good Bye
(babang Da chan yang nyanyi!!XD)3421 words. The longest chapter
.
.
5 Maret – 2 bulan setelah tragedi pengeboman.
Damai dan udara sejuk menyelimuti Yokohama sehari setelah pengebomam besar besaran itu. Ternyata bukan hanya gedung Mafia yang menjadi korbannya, beberapa pangkalan minyak yang terletak di pelabuhan kota tercinta ini juga bernasib buruk. Para pendukung Fyodor Dostoyevsky meluncurkan rencana kedua untuk menghasilkan gelombang penyerangan lainnya. Sayangnya mereka salah langkah dan berakhir di kepolisian. Terimakasih kepada Ranpo Edogawa dan Dazai Osamu yang memikirkan matang matang semua ini akan terjadi.
Sekarang, mereka tidak perlu gelisah lagi. Tidak ada keributan, kerusuhan, ataupun ancaman perselisihan, setidaknya untuk sekarang. Helaan nafas lega telah bisa di rasakan semua orang di kota Mafia ini. Walaupun sebagian dari mereka harus bersedih karena pesta tahun baru kali ini tak bisa semeriah seperti yang lalu.
Tepat pada pukul 9 pagi ini, sebuah berita nasional mengenai Yokohama di sebarkan ke seluruh Nihon. Mereka melaporkan semua kejadian yang berlalu, kronologi kejadian yang di malam yang panjang itu juga penyebutan nama tokoh masyarakat yang ikut membantu. Dan bahkan seorang detektif yang berlagak jika ia adalah detektif terpintar hadir di wawancara singkat itu. Siapa lagi kalau bukan Edogawa Ranpo.
Semua orang tertawa saat melihat tingkah di pria berkacamata itu yang sebagian besarnya mengarah kekanakan, dan bahkan pembawa berita itu kewalahan membawa topik karena Ranpo yang terus menerus menstatement dirinya jika ialah yang terbaik, mengambil peran besar dalam kasus kali ini.
“Akulah Edogawa Ranpo! Aku adalah detektif pertama yang tidak membutuhkan observasi ataupun pengamatan lapangan! Semua itu ialah cara kuno yang di lakukan tikus bodohh, di masa lampau. Heh!”
Setidaknya begitulah topik dominan yang di bicarakannya. Hingga ia sendiripun yang menonton siaran ulang, tertawa terbahak bahak dan tetap memberitahu bahwa ia yang terbaik.
“Mereka semua bodoh. Aku mengira mereka akan menanyakan kemampuan luar biasaku, tapi mereka malahan menanyakan perihal yang jauh dari diriku. Lalu untuk apa mengundangku jauh jauh ke Tokyo?!” ucap Ranpo dengan nada tinggi setiap di akhir kalimat. Ia tak mengalihkan fokusnya pada sebuah buah di tangan kirinya dan sebuah pisau yang memotong kulit apel di tangan kanannya. Mulutnya terus meracau tak jelas walaupun tangannya terus bergerak tanpa salah.
“Mungkin host itu salah membacakan pertanyaan. Tenang saja Ranpo ni, Hima selalu mengakui kemampuanmu terbaik dari yang terbaik.”
Ranpo langsung membuka matanya saat suara lembut itu masuk ke indra pendengarannya yang sukses membuat dua emerald itu mengatup sedih. Ia kembali menunduk melihat sebuah buah apel yang kini bersih dari kulit kemerahannya. Tangan kirinya beralih ke meja kecil dan meletakkan pisau itu begitu buah tersebut telah di potong 8 bagian.
“Aku tau itu Hima. Kau yang terbaik bagiku.”
Ranpo kembali menggerutu kuat untuk menyelaraskan suaranya. Ia bahkan tidak tau kenapa suaranya tiba tiba merasa begitu dalam dan berat, sangat parau seperti ingin menangis. Ia kembali terdiam tanpa suara atau tindakan setelahnya, ia dihipnotis oleh sebuah lullaby pemikiran di kepalanya. Hingga saat sebuah suara kembali datang ke arahnya, Ranpo merespon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reason Living [DazaiOsamuxOC]
Fanfiction[Series pertama dari 4 Reason Living] Edogawa Himawari. Percayakah engkau dari sekian milyaran wanita, hanya dia sendiri yang tak mencintai seorang pria tampan yang terkenal, Dazai Osamu? Oh, mungkin tak mencintainya, tapi mengaguminya lebih tepat. ...