Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"I like everything about you,
Whatever that may be,
You looked at me and smiled lovingly."
(Together - Eunwoo Astro)
.
.
.
Sabtu pagi kediaman Cha masih adem ayem dengan Chaeyoung dan Eunwoo yang masih terlelap di kamar masing-masing. Nayeon keluar untuk membuang sampah ke tong sampah depan rumah saat sebuah mobil hitam berhenti di depan rumah Eunwoo dan Chaeyoung. Tak berselang lama sang supir keluar dan membukakan pintu untuk seorang pria paruh baya. Wajah pria dewasa itu tampak familiar dengan tubuhnya yang jangkung, surainya hitam legam, alis tebal, dan hidung yang bangir. Nayeon seperti melihat sosok Eunwoo 35 tahun yang akan datang.
Merasa yakin bahwa lelaki tampan itu adalah orangtua Eunwoo, Nayeon pun memberanikan diri untuk mendekat.
"Selamat pagi, Eunwoo aboeji," sapanya ramah membuat tuan Cha menghentikan langkah dan menoleh. Nayeon bertanya-tanya orangtua macam apa yang membuat Eunwoo bisa setampan itu dan kini ia mendapat jawabannya. Beberapa kerutan halus tak menutupi visual tuan Cha yang masih tampak memesona di umurnya. Kekuatan gen unggul memang luar biasa.
"Saya Im Nayeon, tetangga yang tinggal di sebelah. Senang akhirnya bisa bertemu dengan orangtua Eunwoo dan Chaeyoung," ujarnya seraya membungkuk hormat. Dengan kikuk, Tuan Cha pun balas membungkuk hormat pada Nayeon.
"Terima kasih sudah menjaga mereka, Nona Im," balas ayahEunwoo berbasa-basi.
Nayeon memamerkan cengiran kelincinya dan menjawab santai, "Ah, tidak masalah kok. Mereka adalah kakak adik sepupu yang manis."
Kontan saja raut wajah tuan Cha berubah. Ekspresinya kembali dingin seperti sebelumnya. Ia pun pamit diri dari Nayeon dan langsung bergegas menuju halaman rumah Eunwoo. Lama ia menekan bel, tak kunjung ada jawaban. Tanpa menunggu lebih lama lagi, tuan Cha pun beralih ke gerbang samping rumah Eunwoo. Ia memang sudah hapal betul seluk beluk rumah ini. Dari jendela besar ia tak melihat seorang pun di ruang keluarga. Hingga akhirnya tuan Cha menjejakkan kaki di teras belakang, menemukan pintu belakang terbuka. Sejak musim panas, Eunwoo tidak pernah menutup pintu itu jika sedang bersantai di rumah. Agar ada sirkulasi angin yang masuk katanya.
Tuan Cha masuk bertepatan dengan Eunwoo yang baru bangun keluar dari pintu ruang belajar. Sontak saja Eunwoo yang tengah merenggangkan tangan, jadi mematung karena mendapati ayahnya ada di ambang pintu. Belum tuntas keterkejutan Eunwoo, pintu di sebelahnya terbuka, menampilkan Chaeyoung yang baru keluar dari sana sambil menguap. Tuan Cha memandangi keduanya bergantian dengan wajah mengeruh. Mereka masih tidak sadar sedang berada di situasi seperti apa saat kemudian terdengar bel berbunyi.
